Mohon tunggu...
Ulfa Hidayati
Ulfa Hidayati Mohon Tunggu... -

Sesegar Nailofar, begitu juga dalam ingatanku.. Akan tetap segar...!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sudah Pintar Mengkhayal

18 Agustus 2012   01:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:35 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aisyah lagi apa" sapaan sang kakak ini membuyarkan lamunan Aisyah. dari pukul 8.00 pagi kerjanya di bawah pohon ini hanya diam. padahal tadinya ia izin mau nyari inspirasi untuk puisinya, makanya dapat izin gak ikut pengajian. "Ada apa? lagi ada masalah?" Kak Murni kembali bertanya. "Hmm,gak kak.sehat kok. hanya pengen sendiri saja" kata aisyah. "yahh, kamu ini alasannya masih dengan itu saja. Kemarin pas ketahuan ngelamun di meja kelas juga jawab begitu. Ada apa?" "Aisyah mau cerita kak, tapi janji gak boleh bilang sama siapa-siapa..!!!" "Hmm..kamu kayak gak kenal kakak.saja,yo cepetan bilang. Kakak siap denger" sembari etrsenyum kak murni yakin kali ini dia berhasil membujuk adik tingkatnya di pesantren ini untuk bicara tentang masalahnya. "Aisyah, bingung ah kak. gak jadi" "Loh, kok gitu?" "Aisyah bingung kak.. :(" "yoo makanya cerita toh dik.. kamu jatuh cinta siapa?" Glegek.. Kali ini kak murni benar-benar gak tahu kenapa kata-kata itu ia lontarkan. Sedikit menyerongkan kepalanya dan menepuk jidatnya sambil meringis "Aish,apa sih saya ini?" katanya berbisik. "Kak Murni tahu? Tahu dari mana kak?" "hah? eehh.. ituu.. hah? kamu jatuh cinta beneran?" "ahhh.. Aisyah bingung kak.. Aisyah cuma gak tahu kenapa akhir-akhir ini jadi galau begini. GAra-gara imam ini kak.. Dia ganteng habis soalnya" "Imam? Ya Allah kamu..." Tiba-tiba, ustazah Maimunah datang dan menengahi percakapan mereka berdua. "bicaranya jangan keras-keras. Ntar kedengaran Imam gimana? Mau nanggung kalian?hehehe" Sontak mereka berdua kaget bukan kepalang dan meneruskan perjuangan mereka untuk berdiiri dan hanya bisa menunduk pasrah. "Aisyah, Murni.. Jangan takut. Ustazah gak marah. Ayo duduk dulu, kita bicara baik-baik" perintah ustazah ini ternyata sedikit melegakan mereka. Utamanya Aisyah yang seolah sekarang riwayat ketenarannya benar-benar runtuh lebur. "Aisyah, ustazah ngerti persoalannya. Imam juga demikian kok. Dia pernah cerita sama ustazah tentang kamu cuma Imam itu sudah ustazah sarankan untuk banya-banyak istighfar saja. Tapi, Ustazah benar-benar tidak tahu kalau kamu juga menyukainya ternyata.." "ustazah, maafin Aisyah karena Aisyah sudah gagal.." "benar nak.. kamu gagal mempertahankan kedamaian hatimu. Tapi kamu tidak salah. Jadikan ini pintu untuk kamu semakin mendekatkan diri sama Allah" "betul itu.." potong kak Murni. "kamu tahu Aisyah, apa yang membuat ustazah tersenyum-senyum karena kamu?" aisyah nampak menggeleng. wajahnya tampak menyiratkan pertanyaan. "kamu itu orangnya periang..cerewet pula. makanya wajar banyak ikhwah yang megenalmu meski kita terpisah oleh tembok besar. Imam katanya mulai suka sama kamu ketika kamu menghibur anak yatim piatu di acara baksos pesantren bulan lalu. Dia bilang dia salut sama kamu. hehe. tapi, sedari kemarin ustazah melihatmu lebih banyak diam. tidak bergairah mengikuti pelajaran. ustazah memag sudah bisa menebak masalah kamu. ternyata sekarang Aisyah sudah pintar mengkhayal ternyata. Hihihi. jangan sungkan ya kalau mau curhat.. ustazah siap 24 jam.. " Aisyah mengangkat wajahnya. ternyata dia menangis. Dia segera memeluk ustazah. "khansamidha,omma. khansamidha" Ustazah Maimunah juga kak Murni nampak kaget dengan kata-kata Aisyah. "bahasa apa itu? tanya ustazah. "bahasa korea khan? tabrak kak Murni Aisyah hanya tersenyum geli sambil menggaruk-garuk kepala yang tak gatal sedikitpun. "ahh,chinca.. ternyata kamu gila kpop juga,Syah?" "loh, kak Murni juga khan. buktinya kakak bilang "chinca".itu khan bahasa korea juga yang artinya serius" "hah?jadi kalian? Grrr.. Dassaarr" Ustazah mencubit lengan mereka berdua. Ckckck

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun