Kategori komunikasi nonverbal yang dimaksudkan dalam bahasa ini adalah dengan cara yang digunakan orang – orang untuk berkomunikasi secara nonverbal, yaitu vocalic atau paralanguage, kinesics yang mencakup gerakan tubuh, lengan, dan kaki, serta ekspresi wajah (facial expression), perilaku mata ( eye behavior ), lingkungan yang mencakup objek benda dan artifak, proxemics: yang merupakan ruang dan teritori pribadi, haptics (sentuhan), penampilan fisik ( tubuh dan cara berpakaian ), chronemics ( waktu ), dan olfaction ( bau ).
Dalam tindakan komunikasi sehari – hari, kita lebih banyak mempunyai output dan input vocal disbanding dengan kata – kata yang kita ungkapkan secara lisan. Output dan input vocal inilah yang kita sebut sebagai vocalic atau paralanguage. Contoh nyata dari katagori komunikasi nonverbal ini adalah desah (sighing), menjerit (screaming), merintih (groaning), menelan (swallowing) menguap (yawing), dari samping bentuk – bentuk seperti jeda, intonasi, dan penekanan dalam pembicaraan lisan.
Kategori lain dari komunikasi nonverbal adalah kinesics. Ketika kita berkomunikasi denga orang lain, ekspresi wajah kita akan selalu berubah tanpa melihat apakah kita sedang berbicara atau mendengarkan. Paul Ekman dan Wallace Friesen telah mengidentifikasi enam emosi dasar bahwa ekspresi wajah mencerminkan keheranan, ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, dan kebencian atau menjijikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H