Stereotip dan prasangka merupakan konsep yang saling terkait dan lazimnya terjadi bersama sama. Seseorang yang mempunyai stereotip terhadap suatu kelompok juga cenderung mempunyai prasangka mengenai kelompok tersebut. Patut dicatat bahwa baik stereotip ataupun prasangka. Keduanya merupakan sesuatu yang dipelajari. Kedua hal tersebut juga mempunyai hubungan erat dan saling mempengaruhi dengan komonikasi antar budaya.
Perbedaan antara stereotip dan prasangka adalah stereotip merupakan suatu keyakinan, sementara prasangka merupakan sikap. Prasangka dapat mencakup gabungan yang menyeluruh dan saling berkaitan dari sejumblah keyakinan. Seperti halnya stereotip, prasangka juga bermacam-macam dilihat dari segi arah dan intensitasnya, meskipun prasangka lazimnya lebih menekankan unsur negatif, namun prasangka juga dapat bersifat positive.
Misalnya, sikap tidak suka terhadap sekelompok orang, sering kali ada hubungannya dengan sikap menyukai terhadap sekelompok orang lainya, atau sebaliknya. Dilihat dari segi intesitasnya, beberapa orang dapat mempunyai prasangka yang lebih kuat kadarnya dibadingkan dengan orang lainya. Dikaitkan dengan arahnya maka prasangka positif atau negative dapat dipandang sebagai suatu continuum, dari kadar atau tingkatan yang paling rendah sampai ke yang paling tinggi intensitasnya. Dalam hal ini stereotip dan prasangka mempunyai korelasi yang erat. Stereotip yang keras juga akan mengahasilkan prasangka yang keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H