Mohon tunggu...
Ulfah Setianingtias
Ulfah Setianingtias Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just ordinary lady who has many ideas, and love family so much

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepotong Pagiku

14 Maret 2013   06:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepotong pagi goreskan sepi Di penghujung akhir santap pagiku, Ada pekerjaan yg sudah menunggu Ku ukir pelaaaan pelaaaan…. Tahukah ukiran itu? Rangkaian rindu menggebu Mungkin juga tanpa ujung… Lampu trotoar redup, Namun percikan cinta pagi ini terbakar kian beringas Bakar sketsa-sketsa buram yang tersimpan Embun pun membisu lihat langkahku Mungkin karena kau terlalu bersemangat Apa iya sayang? Apa iya, aku sekuat itu? OOhh…. Andai andai.. Hmmm jika jika jika saja.. Ah tapi mustahil Tuhaaaaaaannnnn.. Tuhaaaaannnnnnn…. Ingin sekali menyentuhnya Ingin ku hempas kerinduan yang sudah luber ini Aku tak tahan Tuhaaannnnnn… Bagaimana bisa? Tuhaaannnnnnnn, mengapa rindu ini malah buatku sakit? Ahhhh bukan, aku sudah tak dapat merasakan sakit. Oh Tuhan, aku terlalu banyak mengeluh… Di sini segalanya serba ada, Andaiiiiiiiii saja ada facebook Kan kupasang statusku hari ini “Ingin memeluk sepotong pagiku bersamamu” Sayang, jangan khawatir….. Sudah ku kirimkan bidadari Buah mengemis tadi dari Tuhan,, Semoga kau nyaman dengan pemberianNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun