Pada 2023, sebanyak 1.193 eco-inovasi berhasil diterapkan oleh perusahaan, dengan total penghematan mencapai Rp158,54 triliun, serta peningkatan inovasi sebesar 36,8% dari tahun sebelumnya. Inovasi ini juga berhasil mengurangi emisi GRK, limbah B3, serta meningkatkan efisiensi energi dan air. Selain itu, kontribusi terhadap masyarakat juga signifikan, dengan Rp1,56 triliun disalurkan untuk kegiatan pemberdayaan, terutama melalui inovasi sosial.
Inovasi sosial dalam PROPER mendorong perusahaan untuk berkolaborasi dengan masyarakat guna mengatasi masalah sosial dengan cara yang efisien, berorientasi pada pemberdayaan, dan berfokus pada solusi yang bersifat sistemik. Pada 2023, 168 inovasi sosial diterapkan untuk mengatasi isu ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, serta pemberdayaan perempuan dan anak. Kesuksesan ini juga diakui banyak perusahaan sebagai langkah penting dalam mengadopsi prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Selain dampak lingkungan, PROPER juga memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang berhasil mencapai peringkat hijau dan emas melaporkan peningkatan citra perusahaan, yang pada gilirannya menarik minat investor dan meningkatkan loyalitas konsumen. Beberapa perusahaan bahkan mendapatkan insentif fiskal dan keuntungan dalam tender proyek karena reputasi mereka sebagai perusahaan yang ramah lingkungan (2).
Tantangan dan Masa Depan PROPER
Meskipun Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) telah menghasilkan dampak positif, terdapat sejumlah tantangan yang harus diatasi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan kinerja perusahaan yang berada di peringkat merah dan hitam, yaitu perusahaan yang masih menunjukkan kinerja lingkungan yang buruk. Hal ini memerlukan pendekatan pengawasan yang lebih intensif, serta penerapan sanksi yang lebih tegas dan konsisten. Penerapan kebijakan mandatory yang mengikat ini sangat penting agar perusahaan-perusahaan tersebut memperbaiki standar operasional dan pengelolaan lingkungan mereka.
Selain itu, perluasan cakupan PROPER ke sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga menjadi tantangan yang tidak kalah penting. Banyak UKM yang belum terintegrasi secara optimal dalam program ini, padahal sektor UKM memainkan peran penting dalam ekonomi Indonesia dan memiliki dampak terhadap lingkungan. Untuk itu, diperlukan strategi khusus yang mempertimbangkan kapasitas terbatas UKM dalam hal sumber daya dan teknologi. Program pendampingan dan insentif bagi UKM yang berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan bisa menjadi langkah strategis dalam mendorong partisipasi mereka.
PROPER juga dapat terus dikembangkan dengan menambahkan indikator kinerja yang lebih holistik. Selain aspek lingkungan, evaluasi dapat mencakup indikator keberlanjutan sosial dan ekonomi yang lebih komprehensif. Misalnya, memperluas penilaian terhadap dampak sosial dari aktivitas perusahaan, seperti pemberdayaan masyarakat, perlindungan hak pekerja, serta kontribusi terhadap pembangunan ekonomi lokal. Dengan begitu, PROPER tidak hanya mendorong perusahaan untuk mematuhi peraturan lingkungan, tetapi juga untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan secara sosial dan ekonomi.
Seiring meningkatnya urgensi perubahan iklim global, PROPER dapat menjadi alat strategis dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia. Evaluasi kinerja perusahaan dalam hal pengurangan emisi gas rumah kaca, efisiensi energi, dan adopsi teknologi hijau dapat menjadi fokus baru dalam penilaian PROPER. Melalui penguatan aspek ini, PROPER dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian target net-zero emission yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan demikian, tantangan yang ada harus dihadapi melalui pendekatan yang terintegrasi, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan berfokus pada inovasi serta peningkatan kapasitas untuk memastikan PROPER tetap relevan dan efektif dalam mendukung tujuan keberlanjutan jangka panjang.
Kesimpulan
PROPER membuktikan bahwa kebijakan lingkungan berbasis voluntary dapat menjadi sangat efektif jika dikemas dengan strategi branding yang tepat. Dengan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan melalui penghargaan dan pengakuan publik, program ini berhasil mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya secara sukarela. Namun, kombinasi antara pendekatan voluntary dan mandatory tetap diperlukan untuk memastikan seluruh perusahaan, terutama yang berperingkat rendah, terus berupaya menjaga lingkungan demi keberlanjutan masa depan Indonesia.