Pendusta Agama Dalam Surat Al-Ma'un
Ulfa Abidatul Fitri
UIN Raden Mas Said Surakarta
 Nama surat ini bukan hanya disebut dengan nama Al-Mau'un saja, akan tetapi adaÂ
banyak sebutan oleh para Ulama tafsir. Seperti At-Thabari, Al-Zamakhsyari, dan Al-Fakhru Al-Razi, menyebutkan surat ini dengan sebutan surat Ara'aita Ibnu Katsir menyebut surat ini dengan Al-Ma'un. Surat ini menurut mayoritas ulama adalah surat Makiyyah. Sebagian Jika ayat 1-3 diturunkan di Mekkah dan ayat 4-7 di Madinah, disebutkan juga riwayat lain.Â
 Pendusta agama adalah orang yang mengaku beragama dengan bangga akan ibadahnyaÂ
namun bersikap sombong dan kasar kepada anak yatim atau fakir miskin. Dalam Q.S. Al-Ma'unÂ
bisa diambil kesimpulan bahwa keburukan mengingkari agama dan fitrahnya, tidak berusahaÂ
menafkahi kepentingan fakir miskin, menyia-nyiakan kemaslahatan anak yatim, dan tidakÂ
memperhatikannya. Orang yang menyia-nyiakan sholat dan riya'.
 Adapun perilaku pendusta agama dalam surat al-ma'un yaitu:
Mencela Anak Yatim, yaitu orang yang menyalahgunakan anak yatim dan menyalahgunakan hak anak yatim,serta tidak memperlakukannya dengan baik.
Tidak Memberi Makan Orang Miskin, bukti sifat pendusta dari Allah yaitu dia tidak mengajak orang lain untuk membantu orang miskin dan member makan mereka.
 Melalaikan Shalat, yaitu dalam kitab Jalalain menafsirkan bahwa orang-orang yang melalaikan shalat adalah orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya (al-Mahali as-Suyuti, 2017: 1387)
Riya', yaitu salah satu perbuatan bururk yang harus dihindari dalam Islam. Perbuatan ini salah satu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Riya' sering digambarkan dengan seseorang yang suka melakukan suatu amalan atau perbuatan baik dengan maksud agar orang lain melihatnya.Â
Enggan Menolong Sesama, Mereka lebih suka tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam memuliakan Allah dan tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, mereka akan mencoba dan lebih memilih untuk tidak meminjamkan barang-barang yang dapat digunakan dan membantu orang lain meskipun pada kenyataannya hal-hal itu masih murni dan akan dikembalikan kepada mereka di masa depan. Orang seperti itu pasti lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan zakat dan amal lainnya.Â
Dari Mujahid, Ibnu Abi Najih meriwayatkan, "Ali berkata: "Al-ma'un mengandung makna zakat." Menurut al-Hakam dari Yahya bin al-Kharaz, Al-A'masy dan Syu'bah, Abul 'Abidin pernah bertanya ' Abdullah bin Mas'ud tentang kata alma'un, dan dia menjawab, "Itu adalah barang yang biasa dipinjamkan antar manusia, baik berupa kapak maupun kuali." (Alu Syaikh, 2008: 360).
Berbohong atau berdusta dalam syariat ada yang diperbolehkan. Pertama, Ketika itu berbohong jadi rukhsoh atau keringanan karena ada maslahat yang besar. Kedua, Tarwiyah (permainan kata), ketika ingin menyelesaikan atau mendamaikan perselisihan boleh berdusta dengan melontarkan pujian terhadap yang berselisih agar perselisihan dapat dihentikan.
Sholat bisa membuat pelakunya celaka, vaitu orang yang suka melalaikan sholat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa sholat itu dapat mencegah kita dari perbuatan munkar atau tercela. Baik atau buruknya kualitas sholat kita dapat dilihat dari perilaku kita sehari-hari.Di ayat ke-6 dijelaskan bagaimana sifat orang ria yang akan menjerumuskan pelakunya kekebinasaan, yaitu orang melakukan kebaikan hanya untuk mengharap pujian dan perhatian manusia.Secara keseluruhan pendusta agama yang telah digambarkan oleh surat al-Maun antara lain perilaku buruk terhadap anak yatim, tidak member makan orang miskin, enggan mengingatkan/menganjurkan pada kebaikan, lalai dalam mendirikan sholat, menipu diri dengan perbuatan ria' dan enggan berbuat baik.
Dampak yang ditimbulkan oleh perilaku mendustakan agama: Pertama, dampak terhadap pelaku pendusta adalah menghilangkan peluang menjadi teman Rasulullah, mendapat murka Allah, menjadi penghuni neraka. Kedua, dampak terhadap lingkungan sosial, diantaranya: lemahnya generasi masa depan karna pengabaian terhadap anak, timbul kesenjangan sosial atau kecemburuan sosial sehingga terancam akidah dan moral yang akan menimbulkan berbagai tindak anarkhis akibat potensi buruk tumbuh dalam diri seseorang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H