Pembelajaran berdiferensiasi telah menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan modern. Siswa datang dari berbagai latar belakang dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Hal ini yang menuntut para tenaga pendidik untuk mencari solusi dalam memilih model pembelajaran mana yang mampu mengakomodir perbedaan ini.Â
Diantara banyaknya model pembelajaran, tentu model tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Dalam kurikulum saat ini yakni kurikulum merdeka, diperkenalkan asesmen-asesmen yang harus diketahui oleh guru. Salah satu asesmen tersebut adalah asesmen diagnostik.
Dilansir dari ditpsd.kemdikbud.go.id, asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk menilai kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Dari hasil asesmen ini, maka guru bisa memilih model mana yang dapat digunakan untuk merancang proses pembelajaran.
Salah satu solusi yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan Model Pembelajaran Berdiferensiasi. Model pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan pendagogis yang bertujuan untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan kemampuan, kondisi, dan minat peserta didik sehingga semua siswa dapat mencapai potensi penuh mereka.Â
Dalam penerapannya, pembelajaran dirancang dengan berbagai strategi mulai dari variasi dan penyesuaian konten atau materi, cara pengajaran, dan pengelompokkan yang fleksibel. Cara pengajaran dalam model pembelajaran berdiferensiasi dapat menggunakan tiga cara yaitu pembelajaran visual, auditori, dan kinestetik yang mana cara ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Mengapa model pembelajaran berdiferensiasi sangat diperlukan? Pembelajaran berdiferensiasi sangat diperlukan diera pendidikan yang modern ini dengan memperhatikan kelas yang terdiri dari siswa yang beragam mulai dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Â
Pendekatan yang memperhatikan satu ukuran saja untuk semua siswa tidak lagi sesuai dalam lingkungan belajar yang heterogen ini. Maka dari itu, para pendidik harus membentuk lingkungan belajar yang efektif untuk meningkatkan semangat dan motivasi siswa.Â
Motivasi dan keterlibatan siswa ini merupakan aspek penting dalam mendukung proses pembelajaran berdiferensiasi. Apabila materi yang disampaikan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, hal ini akan membangun rasa percaya diri dan kepuasan mereka, sehingga siswa akan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar dan membantu membangun personalisasi siswa karena mereka akan merasa dihargai dan lebih antusias dalam mengikuti proses belajar.
Tak hanya sampai disitu, pembelajaran berdiferensiasi memiliki kontribusi besar yang signifikan terhadap peningkatan dan pengembangan prestasi akademik siswa. Siswa dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka apabila penyesuaian metode pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Jadi, guru bisa melihat apabila terdapat siswa yang membutuhkan bantuan tambahan, agar dapat diberikan dukungan yang lebih mendalam. Sebaliknya, siswa yang lebih maju dapat diberikan tantangan sesuai dengan kemampuan mereka.Â
Melalui pendekatan ini, diharapkan guru dapat memastikan bahwa tidak ada siswa yang merasa tertinggal atau merasa bosan dan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka masing-masing. Pembelajaran berdiferensiasi ini tidak hanya dapat membantu meningkatkan hasil pencapaian akademik siswa saja, tetapi juga membantu mereka untuk memahami lingkungan belajar yang adil dan komprehensif.