Mohon tunggu...
Ulfa Arifah
Ulfa Arifah Mohon Tunggu... Guru - Konselor SMP

Halo. saya suka membaca dan menulis. Mari berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78

22 Agustus 2023   12:50 Diperbarui: 22 Agustus 2023   13:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam tanggal 17 Agustus adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh warga kampung Siwadas Tegalsari Garung Wonosobo. Bertempat di halaman rumah salah seorang warga RT 1 RW 3, dalam keheningan yang syahdu, acara selamatan rutin menyambut hari kemerdekaan RI yang ke 78 dilaksanakan secara sederhana beralaskan tikar. Meskipun sederhana, namun acara selamatan berlangsung dengan hidmat dan tetap meriah dengan bantuan speaker seadanya. Acara ini merupakan acara kedua dari serangkaian acara menyambut hari kemerdekaan. Acara pertama adalah pelaksanaan kegiatan lomba kampung seperti pertandingan senam Tobelo dan B2 SA, sepak bola antar kampung, dan tarik tambang antar RW. Meskipun begitu, masih ada beberapa lomba yang rencananya akan dilaksanakan di bulan Agustus, baik yang diadakan di lapangan maupun di balai desa.

Sejak sore hari sehabis sholat asar, para ibu disibukkan dengan persiapan menghidangkan jamuan untuk acara tersebut. Jamuan untuk acara selamatan dibuat dari bahan-bahan alam yang sudah tersedia di sawah dan ladang masing-masing. Bahan-bahan itu antara lain adalah kubis, sawi hijau, kacang buncis, kelapa, singkong, dan sunda/suweg. Sedangkan lauknya adalah tempe, tahu, dan telur dadar. Untuk menambah semangat santap, tak lupa ibu-ibu membuat sambal. Semua bergotong royong demi suksesnya acara selamatan selamatan tersebut.

Bahan singkong sebagai snack, diolah menjadi cemilan lezat berupa singkong rebus tabur kelapa, singkong goreng renyah, dan "enduk kebo". Enduk kebo merupakan salah satu cemilan khas kampung siwadas. Cara membuatnya pun sangat mudah, yaitu: sunda dikupas, dibersihkan, kemudian diparut. Setelah itu parutan sunda dicampur dengan bumbu bawang, garam, dan royko. Untuk menambah kelezatan, endug kebo bisa ditambahi cabe rawit dan irisan daun bawang. Langkah terhir adalah digoreng hingga berwarna kecoklatan. Snack ini lebih enak disantap saat dalam keadaan panas. Karena itulah ibu-ibu sudah kenyang dahulu sebelum acara dimulai, karena saat menggoreng mereka sembari menyantap endug kebo panas sampai puas. Wah... ternyata cerdas juga ya ibu-ibu.

Hakekat Selamatan

            Kata selamatan berasal dari bahasa arab yang artinya selamat atau bahagia (https://kesbangpol.madiunkab.go.id). Selamatan hari kemerdekaan berarti sebuah tradisi ritual sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang dianugerahkan Tuhan Yang Mahakuasa, dengan harapan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang selamat dan bahagia di masa sekarang dan masa yang akan datang.

            Selamatan kampung Siwadas RT 1 RW3 diawali dengan penuturan kisah perjuangan dan pengorbanan oleh para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang. Kemudian acara dilanjutkan dengan mujahadah, dan ditutup dengan doa bersama. Dalam do'a tersebut, bapak Irfan selaku orang yang dituakan, juga menyertakan permohonan supaya seluruh warga kampung diwadas khususnya dan bangsa Indonesia menjadi warga yang rukun dan damai, serta selalu diberi kemudahan, kekuatan, dan petunjuk dalam beribadah mengisi kemerdekaan ini.

            Hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia menurut Al-Qur'an surat Al-Dhariyat ayat 56-58, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Arti dari ibadah itu sendiri adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud mencari ridlo Allah. Hal ini berarti, apapun yang kita lakukan di dunia ini, apabila diniatkan untuk mencari kerelaan Tuhan, maka perbuatan kita dinilai/dicatat sebagai ibadah yang akan diberi balasan, baik balasan secara langsung di dunia maupun secara tidak langsung (ditunda) di ahirat.

            Selain itu, manusia juga diciptakan sebagai kholifah (surat Al-Baqoroh ayat 30). Menurut tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) jilid I, kholifah diartikan sebagai mahluk yang melaksanakan perintah-Nya, memakmurkan bumi (bukan merusak-penulis), juga memanfaatkan apapun yang ada di dalamnya (https;//www.detik.com, 24 Mei 2023)

            Oleh karena itu, kita sebagai mahluk yang dikaruniai akal sempurna hendaknya mampu mengemban amanah kemerdekaan ini dengan cara meneladani akhlak/karakter dan melanjutkan perjuangan para pahwalan kemerdekaan. Karakter yang perlu kita contoh diantaranya adalah:  semangat bergotong royong, semangat meraih impian, pantang menyerah, kedisiplinan, kepedulian, pengendalian diri, tanggung jawab, kepemimpinan, kemandirian, kreatifitas, dan masih banyak lagi. Sedangkan melanjutkan perjuangan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah mengikuti berbagai kegiatan positif yang bisa menghasilkan karya-karya hebat untuk kebermanfaatan orang banyak.

Dengan demikian, diharapkan bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju dan mampu bersaing dengan dunia global. Mari kita memohon dengan penuh rendah hati, semoga bangsa kita menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur, yakni bangsa yang baik dan mendapatkan pengampunan Tuhan. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun