4. Menghindari Transfusi Darah yang Tidak Steril
Karena kita tidak tahu apakah darah yang akan ditransfusikan benar steril atau tidak, untuk itu perlu di waspadai jika kita akan melakukan penerimaan atau donor darah dari orang lain. Lebih baik pastikan terlebih dahulu bahwa kita akan menggunakan darah yang telah diuji negatif HIV.
5. Menghindari Penularan dari Ibu ke Anak
Dimana ibu yang terkena HIV berpotensi dapat menularkan ke bayi yang berada di dalam kandungannya. Untuk menghindari penularan ke anak selama kehamilan, melahirkan, dan menyusui, ibu dapat menggunakan obat antiretroviral (ARV) dan menghindari cairan tubuh yang mengandung virus. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika ibu sudah terkena HIV maka bayi yang dikandung pun akan tertular.
6. Menggunakan ARV (Antiretroviral)
Pengidap HIV dapat mencegah perkembangan penyakit dengan mengonsumsi ARV sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter. ARV dapat mengurangi jumlah virus dalam darah dan meningkatkan harapan hidup pasien. Tetapi perlu diketahui, bahwa obat ini tidak dapat menyembuhkan secara total hanya mencegah perkembangan virus yang ada di dalam tubuh, karena yang kita ketahui bahwa HIV ini belum ada obatnya. Â Â Â Â Â Â
Dari penjelasan diatas, untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan perlu melakukan edukasi kepada masyarakat, khusunya pada pada remaja dan para pekerja seks tentang pentingnya menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks serta perlu melakukan tes HIV secara rutin. Hal ini sangat dianjurkan terutama bagi individu yang berisiko tinggi, untuk deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan meningkatkan kualitas hidup.
Referensi
Viridula, E. Y. (2021). Upaya Pencegahan Hiv/Aids Pada Wanita Pekerja Seksual (Wps) Di Klinik Infeksi Menular Seksual (Ims). Jurnal Bidan Pintar, 2(1), 239-254.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H