Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sel darah putih dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, sehingga penderita tidak dapat mencegah penyakit. Sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi HIV. Penyakit ini masih menjadi masalah global karena angka kejadian HIV terus meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, angka ini juga mungkin meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, dan lainnya.
Penularan virus HIV/AIDS ini dapat terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah, pemakaian alat kesehatan yang tidak steril, menggunakan jarum suntik bergantian, dan hubungan ibu-bayi. Tetapi yang paling banyak terjadi itu akibat hubungan seksual yang berganti-gantian pasangan, contohnya seperti kelompok penjaja seks, pelanggan penjaja seks, waria, dan homoseksual. Pada tahap awal HIV biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika virus sudah menyebar gejala seperti berat badan menurun drastis, demam, dan kelelahan akan muncul, hal ini karena sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga memungkinkan virus untuk masuk dan berkembang biak. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan antiretroviral (ARV) untuk mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS memerlukan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya. Namun, perlu diingat bahwa pengobatan ARV ini hanya mencegah perkembangan biakan virus dalam tubuh, bukan untuk menyembuhkan karena penyakit HIV sampai saat ini belum ada obatnya.
PSK merupakan populasi berisiko tinggi terinfeksi HIV karena pekerjaan mereka yang melibatkan berganti-ganti pasangan seks dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Kelompok ini sangat rentan terhadap penularan HIV, sehingga mereka harus rutin melakukan Voluntary Counselling & Testing (VCT) untuk mencegah penularan HIV. Tujuan VCT adalah untuk menemukan infeksi HIV sedini mungkin, sehingga orang yang terinfeksi dapat mendapatkan perawatan dan dukungan yang diperlukan segera.
Pengetahuan adalah salah satu komponen yang mempengaruhi pencegahan HIV/AIDS. Di mana pengetahuan tentang cara menghindari HIV masih sangat rendah. Karena mayoritas orang tidak menyadari pentingnya menggunakan kondom saat berhubungan seks. Perlu diketahui bahwa penggunan kondom saat berhubungan seks dapat membantu mengurangi risiko HIV, sifilis, gonore, dan herpes genital. Dengan menggunakan kondom secara teratur dan benar dapat mengurangi risiko penularan penyakit ini. Pengetahuan tentang pencegahan penyakit HIV/AIDS sangat penting karena mereka  merupakan kelompok yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS. Dengan pengetahuan PSK yang meningkat, sehingga PSK dapat mengetahui dan mempersiapkannya.Â
Adapun beberapa cara pencegahan HIV yang efektif diantaranya yaitu :
1. Menggunakan Pelindung Saat Berhubungan Seksual
Cara pencegahan yang efektif yaitu dengan penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual. Fungsi dari kondom yaitu dapat melindungi dari cairan tubuh yang mengandung virus. Karena kita tidak tahu apakah pasangan kita mengidap HIV atau tidak. Untuk itu perlu adanya kesadaran melindungi diri sebelum tertular.
2. Tidak Berganti-Pasangan Seksual
Hubungan Seksual Monogami: Memiliki hubungan seksual dengan satu pasangan atau tidak berganti-pasangan seksual dapat menurunkan risiko penularan HIV, tetapi sulit bagi PSK untuk melakukannya karena itu sudah pekerjaan mereka.
3. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama
Menghindari penggunaan jarum suntik bersama-sama dengan orang lain, terutama untuk orang yang pernah mengonsumsi narkoba