Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Drama, Pengkhianatan terhadap 4 Fungsi Media Massa

16 Februari 2020   00:25 Diperbarui: 16 Februari 2020   01:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
F4, idola remaja tahun 2000an. (sohu.com)

F4, idola remaja tahun 2000an. (sohu.com)
F4, idola remaja tahun 2000an. (sohu.com)

Popularitas mereka mencuri perhatian industri hiburan Indonesia juga. F4 tidak hanya ada di Taiwan dengan Meteor Garden. Indonesia mendatangkan bintang-bintang segar dan populer di masa itu dalam sinetron Siapa Takut Jatuh Cinta yang dibintangi oleh Leony Vitria Hartanti, Roger Danuarta, Jonathan Frizzy, Steve Emmanuel, dan Indra L. Brugman.

Drama-drama lain pun menyusul. Begitu seterusnya. Ada yang hanya bertahan di negara asalnya. Ada pula yang terang-terangan dibuat versi Indonesianya. Sebut saja One Littre of Tear (Jepang) yang muncul versi Indonesianya dengan judul Buku Harian Nayla. Sinetron ini dibintangi oleh Chelsea Olivia dan Glenn Alienski.

Berbagai fase dunia hiburan Asia saling menginspirasi untuk memberi hiburan pada masyarakat masing-masing. Namun, penonton yang budiman lupa satu hal. Drama yang ditonton hakikatnya bukan saja berfungsi sebagai hiburan.

Drama pun memiliki fungsi mendidik, mengedukasi, dan menjadi kontrol sosial. Belakangan drama yang muncul di pertelevisian dan beredar di aplikasi hiburan Indonesia justru lebih banyak menghiburnya dibandingkan fungsi lainnya.

Nah, apakah kita juga akan terus terlarut dengan buaian drama romansa negeri seberang?

Jika penonton terus menerus dalam lingkup memposisikan drama sebagai hiburan dan mengabaikan nilai lain, jangan heran jika generasi ke generasi semakin kecau. Penonton sebagai penyumbang kekacauan dalam menciptakan nilai dasar dalam masyarakat. 

Keuntungan besar bukan saja masalah. Ia juga sumber petaka yang akan terus diwariskan dari generasi ke generasi untuk menciptakan masalah.

Jadi, bisa dipastikan pengkhianat media massa saat ini adalah penonton. Bukan karena memilih drama asing, tapi memilih drama hanya sebagai fungsi hiburan saja. Hiburan diciptakan sesuai dengan permintaan massa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun