Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Melihatmu, Ayah...

26 Juni 2016   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2016   22:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seketika rasa percaya diri itu muncul. Aku berjalan sedikit ke tengah, berbicara dengan gerak tangan, menunjukkan hasil yang aku temukan dalam tesisku. Kekuatanku lebih besar ketika di antara bangku-bangku kosong itu, kau duduk tepat di depanku.

Tidak.

Tidak mungkin. Aku berhalusinasi. Ayah tidak mungkin di sini. Beijing terlalu jauh dari Takengon. Ayah pasti akan memilih membeli berkarung beras daripada menghadiri aku sidang tesis. Iya kan, ayah? Ayah tidak akan datang untukku.

Aku mendapat tujuh pertanyaan dan semua yang ada cukup jelas tertulis di tesisku. Awalnya tidak ada yang bertanya, sampai pembimbingku mempersilahkan beberapa kali kepada para komite untuk bertanya. Untuk pertama kali selama menjadi pembimbingku, Profesor Wu berkata, "She is my student, please give her some question"

Aku sungguh terkejut, ayah. Beliau memperkenalkan aku sebagai mahasiswanya. Satu-satunya yang tahu permasalahan bimbinganku dengannya adalah Profesor Cao.

Profesor Xu memberikan pertanyaan, berkaitan dengan komunikasi internasional terhadap parisiwasata Indonesia, bahkan ia membeberkan bukti jika apa aku lakukan tidak cukup sebagai data studi perbandingan. Kata-katanya sempat mempengaruhiku, tapi aku langsung ingat, apa yang aku lakukan bukanlah perbandingan antara Vlog asing dan Vlog lokal, melainkan Vlog lokal dengan kementerian pariwisata. Vlog asing adalah dampak dari komunikasi yang dilakukan verbal dan marketing yang dilakukan oleh kementerian pariwisata. Itulah jawabannya. 

Kalau saja aku lupa, gagal menjawab pertanyaan professor Xu, aku akan gagal menjawab pertanyaan professor lainnya. Aku yakin sekali, professor Wu bukan saja kecewa, ia juga akan membuatku tak berani melihat wajahnya lagi. Sekali lagi ayah benar, aku tak boleh menunjukkan kelemahanku pada lawan. Kelemahanku adalah memahami logat british profesor Xu yang terkombinasi dengan logat mandarinnya. 

Ayah, hari ini professor Cao mengajakku minum kopi di Uni Cafe, sebuah warung kopi di gedung perkualiahan. Sedikit berjarak dari fakultas kami, dia senang sekali dengan jawabanku. Katanya, "Good job! Good strategy ha.."

Beliau juga mengajukan pertanyaan, menurutku paling sulit di antara semua pertanyaan. Pertanyaannya berkaitan dengan semua topik yang berkaitan dengan pertanyaan semua orang, "Menurut Anda, apakah video yang diproduksi oleh kementerian parisiwata di Indonesia mengabaikan nilai-nilai Islam yang dipelihara oleh masyarakat Indonesia selama ini?"

Hari ini,aku sudah menaklukkan mereka.

Aula 1500 Communication University of China-Beijing, 24 Juni 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun