Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perjalanan Lintas Kenangan

18 September 2015   10:10 Diperbarui: 18 September 2015   10:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa postingan yang masih alami bahkan mendapat komentar positif dari tema-teman saya. Mereka berkata, “Ternyata Aceh itu sangat indah ya. Aku pikir Aceh Cuma tinggal gedung-gedung rusak sisa konflik”

Sementara teman-teman dari negara lain berpendapat bahwa Indonesia ternyata punya sisi eksotik yang menakjubkan. Teman-teman Saya asal Amerika selalu ingin ke Indonesia. Tapi mereka tidak pernah ingin mengunjungi kawasan padat turis. Pemandangan seperti ini seperti referesni baru bagi mereka. Bukit hijau, langit biru, air mengalir. Pemandagan sempurna.

Banyak perubahan yang terjadi di kawasan tansaril, tensaran dan sekitarnya. Terakhir kali saya ke daerah ini adalah saat kelas tiga aliyah. Waktu itu kami melintasi daerah ini menuju ke Silih Nara, Angkup. Perumahan di sana masih cukup jarang. Tidak banyak pembangunan yang mengarah ke pemukiman kota. Ya, tentu! 10 tahun lalu.

Dalam satu dekade semuanya berubah drastis. Takengon merangkak maju perlahan. Aliran kencang sungai yang menjadi momok menerikan bagi seorang anak yang tak bisa berenang kini hanya aliran dangkal. Bahkan mobil bisa masuk ke dalam sungai yang dulunya berairan deras untuk membersihkan diri. Dulu, jangankan mobil, manusia saja harus bermodal ahli mengarungi arus ntuk menikmati sejuknya aliran sungai ini.

Saat masih sekolah di tsanawiyah, saya sering ke kawasan ini mengunjungi teman. Khususnya seminggu setelah ujian. Masih dengan seragam sekolah kami datang dari rumah ke rumah. Lalu menikmati kehidupan anak desa yang dekat dengan alam.

Ketika membayangkan masa-masa itu, ada rasa rindu ke masa lalu yang cukup parah.

Beberapa puluh kilometer dari kepadatan kota Takengon, setelah mengemudi satu jam setengah. Kami tiba di tempat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Ada sebuah aliran sungai yang cukup lebar. Bebetuan besar berserakan acak di dalam sungai. Sungai ini berada di antara bukit-bukit hijau. Antara satu bukit dengan bukit lainnya dihubungkan dengan jembatan besi. Di saah satu bukit sebuah proyek yang disponsori oleh Hyundai sedang beroperasi. Mungkin karena lebaran, para karyawannya libur.

Angin segar pegunungan masuk ke paru-paru, membersihkan racun yang menumpuk oleh asap kendaraan sepanjang perjalanan. Tentu saja, berada di sini saya menjadi kalap. Beberapa foto pemandagan terekam di memori ponsel. Tak ketinggalan selfie bersama sepupu.

Aplikasi wechat menyediakan fitur sight, yaitu merekam video untuk beberapa detik dan dibagikan ke moment ata timeline pengguna. Semua teman yang tidak terhidden oleh pengguna bisa melihat kiriman ini.

Saya merekam moment alam dan membagikan ke aplikasi yang digunakan oleh semua orang yang di China. Inilah indonesia. Secara tidak langsung saya ingin menjelaskan pada mereka, bahwa Indonesia tidak hanya laut dan laut. Indonesa memiliki dataran tinggi yang menakjubkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun