Mohon tunggu...
Uleng Tepu
Uleng Tepu Mohon Tunggu... -

Terdiam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menggenggam Purnama

4 Juli 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:56 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="266" caption="klik for image source"][/caption]

Apakah dirimu masih menyimpan lembaran-lembaran memori yang kutitipkan dahulu?

Tentang segala laku kita kala langkah-langkah malam telah terlihat dari kejauhan

Usai meruku’kan badan tiga rakaat, kita akan keluar menatapi langit

Menghitung gemintang, menggumamkan mimpi lamat-lamat

Terlebih jika bulan penuh keperakan menampakkan diri

Dengan takdzim jemari kita saling menautkan diri

Melafalkan mimpi kita yang paling megah

Suatu saat kelak, aku dan kau

Mampu menggenggam

Purnama

——–

Kepada anak-anak yang tak kenal putus asa meraih mimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun