Mohon tunggu...
Uleng Tepu
Uleng Tepu Mohon Tunggu... -

Terdiam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melodi Rindu Bunda

22 Februari 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nak, kamu tahu melodi ?

Alunan hati saat bunda merindu

Yang nada-nada bisa kau panggil dengan cinta

Yang bisa kamu pungut dari telinga bila ranum senyummu manja

Yang bisa menyertai saat kelopakmu rekah bersama mentari

Dengan sedikit geliat kau sambut bisikannya ditelingamu

Menyambut harapan bersama hangatnya cahaya itu

Mentari itulah nada-nadanya

Untukmu bisa kau petik kapan suka

Sesekali menyilaukan dari balik jendela kamar

Maknai adanya lalu persembahkan pada malam

Dengan keheningan yang sangat

Nak, ijinkan aku kecup keningmu

biar hilang peluhku

Membelai helai demi helai ikal rambutmu

agar menguap segala gundahku

Dalam kelembutan tangan itupun, tangis menyertai

Tangis akan begitu dalamnya cinta dan kehangatan yang ada..

Menyertai selama kegundahan menyertainya

Nak, cinta apa yang belum kau terka

Sejak mata binarmu merupa kaca

Membias rindu dari buncah susu yang kuramu

Kelak akan memadu suara terkamu

Nak, dengarlah melodi cinta

Yang mendayu dari palung

Dan telah kusemat sedari dulu

Dalam dedaun kalbu

: Nak, melodi rindu ini untukmu

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="http://albertjoko.files.wordpress.com/2008/03/copy-of-ibu1jpg.jpeg"][/caption]

=================================

>> Persembahan buat Ibu…

>> Terima kasih buat Mas Naim, Abang Ma’mar, Mas Dede dan juga Bang Roni atas kesediannya berkolaborasi… *maap hasilnya acak kadut*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun