Mohon tunggu...
Ulan Nurhayati
Ulan Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang aktif dan berprestasi di kampus, dengan minat khusus dalam dunia penulisan. Hobi saya menari dan membaca buku fiksi. Saya juga memiliki ketertarikan dalam hal administratif dan menikmati tugas-tugas yang melibatkan kedisiplinan. Orang-orang sering menggambarkan saya sebagai wanita yang perfeksionis, mandiri, pintar, dan memiliki sikap positif yang ceria. Saya mendasarkan nilai hidup pada kejujuran dan kedisiplinan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menelusuri Koridor Mistis: Resensi Mendalam 'The Nun II'

24 Januari 2024   05:13 Diperbarui: 24 Januari 2024   05:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan, "The Nun 2" memperdalam hubungan antara karakter-karakter utama, membawa mereka ke tingkat ketegangan yang lebih tinggi. Dengan mempertahankan Taissa Farmiga sebagai Suster Irene, "The Nun 2" berhasil mempertahankan kohesi antara film pertama dan sekuelnya. Namun, di sini kita melihat perkembangan karakter yang lebih mendalam dan kompleks. Penonton tidak hanya dihadapkan pada horor visual, tetapi juga pada konflik internal dan perjuangan karakter yang membuatnya lebih terhubung dengan audiens. 

Penyelidikan dimulai ketika Suster Irene dan Suster Debra tiba di gereja tempat pembunuhan pendeta terjadi. Irene mendapatkan penglihatan mengerikan dan merasa seperti dia berbicara dengan Jacques yang memberikannya Rosario saat Pastor Noiret yang tewas terbakar oleh Valak. Namun, kejadian ini mengganggu Irene hingga dia pingsan. Setelah insiden itu, suster Irene dan suster Debra segera memulai penyelidikan yang dimulai dari arsip-arsip kuno gereja. Disana mereka menemukan benang merah mengenai kehadiran Valak dan apa yang diinginkannya. Ternyata, Valak tidak hancur dan masih menyebarkan terornya untuk menemukan relik kuno.

Teror kematian ini berlanjut ke sekolah dan asrama perempuan yang ada di Prancis. Suster kepala sekolah tewas dengan cara yang mengerikan setelah memasuki ruang ibadah asrama yang selalu terkunci sejak kematian putranya di sana. Suster kepala melihat sosok iblis yang menyerupai putranya dan diserang dengan brutal hingga tewas. Tugas Irene dan Debra sekarang adalah menemukan relik kuno, yang diyakini dapat membasmi Valak dan juga bisa membuat Valak bertambah kuat jika relik kuno tersebut ditemukan olehnya.

Perbandingan antara "The Nun" pertama dan sekuelnya tidak hanya terletak pada elemen cerita, tetapi juga dalam pendekatan sinematografi dan atmosfer. Meskipun "The Nun" pertama memiliki kekuatan horor yang kuat dan kejutan mengerikan, "The Nun 2" memperluas horisonnya dengan menyajikan kengerian yang lebih halus namun tetap memukau. Peningkatan efek khusus dan sinematografi yang lebih matang memberikan dimensi baru pada suasana yang telah dibangun sebelumnya. Namun, seperti setiap perbandingan, ada elemen yang mungkin membuat penonton terbagi. Beberapa mungkin lebih suka keaslian dan kejutan dari "The Nun" pertama, sementara yang lain dapat menghargai perkembangan karakter dan lapisan tambahan dalam "The Nun 2." Dalam hal ini, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.

Dengan demikian, "The Nun 2" bukan hanya sekadar sekuel yang mengikuti jejak pendahulunya; ia menjadi evolusi yang lebih dalam dan kompleks dalam semesta The Conjuring. Bagi para penggemar film horor yang mencari kombinasi antara kengerian visual dan narasi yang lebih mendalam, "The Nun 2" menyuguhkan pengalaman yang patut dicari. Secara keseluruhan, "The Nun" berhasil menciptakan dunia yang menyeramkan dan atmosfer yang mencekam, menjadikannya salah satu entri yang menarik dalam franchise "The Conjuring". Bagi mereka yang mencari film horor dengan setting biara yang gelap dan kengerian yang konstan, "The Nun" adalah pilihan yang tepat.

Dalam ulasan yang mendalam tentang "The Nun" dan sekuelnya, "The Nun 2", diketahui bahwa kedua film ini berhasil mempertahankan atmosfer horor yang kuat dan mengeksplorasi karakteristik khas dari semesta "The Conjuring". Disutradarai dengan keterampilan oleh Michael Chaves, keduanya menawarkan pengalaman yang memuaskan bagi penggemar genre horor dengan kombinasi kengerian visual dan narasi yang mendalam. Taissa Farmiga memainkan peran yang penting dalam kedua film tersebut, menunjukkan perkembangan karakter yang kompleks dan menarik. Meskipun ada beberapa kritik mengenai kelebihan dramatisasi dan klise dalam plot, tetapi keduanya tetap menawarkan momen-momen mencekam yang dapat membuat penontonnya merinding.

Penting untuk dicatat bahwa sementara "The Nun" pertama memanfaatkan set biara yang gelap dan menyeramkan dengan sangat baik, "The Nun 2" berhasil memperluas horisonnya dengan efek khusus yang lebih canggih dan sinematografi yang lebih matang. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing, tergantung pada preferensi penonton. Secara keseluruhan, keduanya adalah entri yang kuat dalam franchise "The Conjuring", menawarkan kombinasi antara kengerian visual yang intens dan pengembangan karakter yang mendalam. Bagi mereka yang mencari film horor dengan atmosfer yang menegangkan dan setting yang gelap, kedua film ini layak untuk ditonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun