Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Money

Ada Kreskros, Bengok Craft, dan Sapu Upcycle di Inacraft 2019

26 April 2019   02:48 Diperbarui: 26 April 2019   08:21 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 24 April 2019 kemarin, Presiden Joko Widodo membuka pameran Inacraft 2019 di Jakarta Convention Center. Pameran dengan judul The 21st Jakarta International Handicraft Trade Fair ini akan berlangsung dari tanggal 24 sampai 28 April (Minggu) besok. Ini adalah pameran kerajinan yang paling besar dan komplit di Indonesia. 

Kebetulan saya sedang berada di Jakarta, dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke pameran ini dan memang benar, ini pameran kerajinan Indonesia yang bergengsi. Terorganisir dan memiliki sponsor-sponsor utama yang tidak main-main. Bayangkan saja, di Inacraft 2019 ini ada 1.400 stand yang digunakan oleh 1.700 peserta dengan berbagai macam kerajinan dari Sabang sampai Merauke.

Seperti yang dilansir Warta Inacraft 2019 (25/4), menurut Presiden, kinerja ekspor Indonesia saat ini tercatat 1,26% dari total pangsa pasar kerajinan dunia atau baru mencapai US$ 1,2 miliar. "Masih kecil dan bisa ditingkatkan lebih besar," ujarnya. Untuk tahun 2019 ini pemerintah menargetkan ekspor lebih dari USD 1,3 Milyar. Itupun dengan berbagai jenis produk handicraft mulai dari bahan baku serat alam sampai ke tekstil, batu-batuan, keramik, tembaga, kayu, rotan, bahan recycle / upcycle dan lain-lain.

Bahkan, menurut Presiden Joko Widodo, potensi produk kerajinan Indonesia untuk merambah pasar global sangatlah besar. Apalagi produk yang diseleksi di Inacraft 2019 melalui proses yang menjamin kualitas tiap produknya. Ia juga mengingatkan perajin agar mengemas produknya dengan brand yang mampu menarik pembeli mancanegara. Selain itu tuntutan untuk inovasi dan kreativitas adalah modal dasar para perajin agar lebih maju. Disamping itu kemampuan untuk menguasai marketplace online adalah penetrasi untuk pasar yang semakin berkembang secara digital.

Ketika berkeliling menikmati pameran Inacraft, mata saya tertuju pada tiga produk yang masuk dalam kategori recycle/upcycle. Tiga produk kerajinan itu adalah Kreskros dengan kerajinan limbah plastiknya, Bengok Craft dengan kerajinan dari tanaman enceng gondok / bengok (bahasa Jawa), dan Sapu Upcycle dengan kerajinan dari ban truk bekas.

Yang menarik adalah, ketiga perajin ini berasal dari daerah yang sama dengan saya, yaitu Salatiga. Sebuah kota kecil di daerah Jawa Tengah.

Meskipun Kreskros dan Bengok Craft domisili berada di Bawen dan Kesongo (area Kab.Semarang), namun Salatiga adalah marketplace lokal utama mereka pada mulanya. Kini ketiganya, mulai bergerak merambah kota-kota besar bahkan internasional dengan mengikuti event pameran besar seperti Inacraft 2019 ini.

Disaat kompetitor lain banyak yang menggunakan bahan-bahan baku baru, ketiga perajin ini justru lain daripada yang lain. 

Saya mulai dari Kreskros dengan bahan limbah plastiknya. Krekros adalah an ethical design studio dengan fokus membuat produk dengan menggunakan limbah plastik bekas. Kita familiar dengan tas kresek hitam kan?Di tangan Kreskros, kresek hitam nan kumal mampu disulap menjadi bahan tas berkualitas tinggi. Krekros sudah memulai hal ini dari tahun 2016.  

Kreskros di Inacraft 2019 (dok.pri)
Kreskros di Inacraft 2019 (dok.pri)

Ketika saya berbincang dengan Deasy Esterina (CEO Kreskros), ia menuturkan bahwa limbah plastik (kantong kresek) bila diolah dengan baik, akan mampu memiliki nilai jual yang tinggi. Ia pun juga menekankan bahwa kualitas produk juga merupakan hal penting. Krekros sendiri yang memiliki workshop di daerah Ambarawa, Kabupaten Semarang, ini telah memiliki 10 pekerja. Ia bekerjasama dengan ibu-ibu lokal Ambarawa untuk ditempatkan dibagian proses limbah plastik dan kreativitas produk agar memiliki nilai ekonomi yang lebih. 

Menurut saya, ada empat hal penting yang membuat Kreskros menarik selain produknya. Yaitu, pertama, Kreskros secara aktif meningkatkan kesadaran manusia akan bahaya limbah plastik bila tak diolah dengan baik. Ini adalah kampanye sekaligus kritik terhadap penggunaan plastik di dunia. Kedua, Kreskros memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk berkreasi sekaligus bertahan hidup. Ketiga, Kreskros berperan dalam pengembangan usaha kecil menengah baik tingkat industri kecil menengah sampai tingkat internasional dengan kualitas dan manajemen pengelolaan pasarnya. Dan yang keempat, produk plastiknya mampu bersaing dengan produk lain dan memiliki nilai plus (recycle) berkaitan dengan lingkungan.

"Saya malahan berperan mengirim limbah plastik keluar Indonesia," canda Deasy.

Produk Kreskros di Inacraft 2019, sebagian menggunakan bahan kantong kresek bekas (dok.pri)
Produk Kreskros di Inacraft 2019, sebagian menggunakan bahan kantong kresek bekas (dok.pri)

Deasy atau Echi panggilan akrabnya, memiliki ambisi untuk memasarkan produknya lebih luas ke masyarakat internasional. Logikanya mudah, semakin banyak yang pesan produknya, maka semakin berkurang limbah plastik di negara Indonesia. Tapi tentu saja dengan kualitas produk yang membawa nama baik Indonesia.

Selain Kreskros, ada Bengok Craft. Asal dari Bengok Craft adalah Desa Kesongo, daerah pinggiran Rawapening, Kabupaten Semarang yang notabene adalah daerah penghasil enceng gondok terbesar. Pada mulanya tanaman enceng gondok ini adalah tanaman air yang dianggap tak berguna dan hanya menjadi hama tanaman di Rawapening. 

Penyebaran enceng gondok sangatlah masif dan cepat. Seringkali Rawapening tertutup enceng gondok, sehingga para nelayan dan petani disitu terganggu. Namun lambat laun, ternyata tanaman ini mulai digunakan warga sekitar untuk berkreasi. Hal inilah yang dimanfaatkan Bengok Craft untuk membuka peluang berkarya sekaligus berbisnis. 

Karya Bengok Craft di Inacraft 2019. Bahan dari tanaman enceng gondok di Rawapening. (Gambar bawah) Presiden Jokowi membeli produk notebook dari enceng gondok milik Bengok Craft. (dok.pri)
Karya Bengok Craft di Inacraft 2019. Bahan dari tanaman enceng gondok di Rawapening. (Gambar bawah) Presiden Jokowi membeli produk notebook dari enceng gondok milik Bengok Craft. (dok.pri)

Misi dari Bengok Craft adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dengan mengolah enceng gondok menjadi kerajinan. Selain itu juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Di perbincangan saya dengan CEO Bengok Craft, Mas Aji panggilannya, ia menuturkan bahwa Bengok Craft juga bekerjasama dengan perangkat desa Kesongo, untuk melakukan workshop demi upcycle para petani enceng gondok agar memiliki skill untuk berkreasi di bidang kerajinan. Membutuhkan waktu dan kerja keras, namun perlu ada yang memulai dan memfasilitasi. Menariknya lagi, Bengok Craft ini masih berusia kurang lebih 4 bulan, akan tetapi berani menginjakkan kaki di Inacraft 2019. 

Hal tersebut berbuah hasil, saat Jokowi membeli produknya, yaitu sebuah notebook dari enceng gondok yang bergambar Jokowi di sampul depannya. 

Dalam akun instagramnya, ia berujar, " terus bergerak selama empat bulan dan akan terus berlanjut, Bengok Craft perlahan mulai berkembang, menganyam angan seiring dengan proses dan progress."

Bagi Mas Aji dan Deasy, Inacraft 2019 membuka ruang untuknya mewujudkan mimpi dengan difasilitasi oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) untuk mengenalkan kreasi dan inovasi ke masyarakat lebih luas.

Kemudian ada Sapu Upcycle yang mengolah ban bekas truk menjadi bahan kreasi yang aman dan menarik. Kalau Kreskros dan Bengok Craft difasilitasi oleh Bekraf. Maka Sapu Upcycle difasilitasi oleh Dinas Perdagangan Kota Salatiga untuk unjuk gigi di Inacraft 2019 ini. Paling tidak ini adalah peran nyata pemerintah kota Salatiga untuk mengembangkan UKM/UMKM di pasar lokal dan internasional. 

Produk Sapu Upcycle dari bahan ban bekas truk. (dok.pri)
Produk Sapu Upcycle dari bahan ban bekas truk. (dok.pri)

Sapu Upcycle memang sudah beberapa kali mengikuti Inacraft di Jakarta. Bahkan sudah menjamah pasar internasional seperti Amerika dan negara-negara Eropa. Produknya unik, mengolah ban bekas truk, biasanya truk tronton (truk besar). Untuk diolah menjadi pernak-pernik seperti gelang, dompet, ikat pinggang, backpack, dan sebagainya. 

Ideologi dan konsep hampir sama dengan Kreskros, yaitu mengolah limbah bekas menjadi barang dengan nilai jual tinggi. Apalagi dengan bahan-bahan yang dianggap tidak dapat diproses oleh alam. Seperti plastik dan ban. Tujuannya tentu saja untuk lingkungan yang lebih baik.

Bagi kalian yang belum mengunjungi Inacraft 2019, sempatkanlah mampir dan membeli produk lokal Indonesia yang memiliki kualitas dan nilai budaya lokal. Ini adalah jalan dimana produk lokal akan mulai dilirik di kancah dunia. Pengusaha seperti Kreskros, Bengok Craft, dan Sapu Upcycle adalah beberapa contoh nyata usaha kecil-menengah dari kota dan desa kecil yang berproses dan bergerak menuju level yang lebih tinggi. 

"Tidak ada yang instan," seperti kata Jokowi. 

Usaha dan kerja keras mereka perlu difasilitasi dan dihargai oleh semua kalangan dan pemerintah pada khususnya. Jangan sampai usaha kecil mati tergerus oleh dominasi pengusaha besar lainnya.

Saya diapit oleh CEO Bengok Craft (Aji) dan CEO Kreskros (Deasy) di Inacraft 2019
Saya diapit oleh CEO Bengok Craft (Aji) dan CEO Kreskros (Deasy) di Inacraft 2019

Profil dan produk Kreskros dapat dilihat di www.kreskros.com atau instagram @kreskros.id, sedangkan Bengok Craft dapat dilihat di instagram @bengokcraft, dan Sapu Upcycle di instagram @sapuupcycle.id. 

Ulan Hernawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun