Menurut saya, ada empat hal penting yang membuat Kreskros menarik selain produknya. Yaitu, pertama, Kreskros secara aktif meningkatkan kesadaran manusia akan bahaya limbah plastik bila tak diolah dengan baik. Ini adalah kampanye sekaligus kritik terhadap penggunaan plastik di dunia. Kedua, Kreskros memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar untuk berkreasi sekaligus bertahan hidup. Ketiga, Kreskros berperan dalam pengembangan usaha kecil menengah baik tingkat industri kecil menengah sampai tingkat internasional dengan kualitas dan manajemen pengelolaan pasarnya. Dan yang keempat, produk plastiknya mampu bersaing dengan produk lain dan memiliki nilai plus (recycle) berkaitan dengan lingkungan.
"Saya malahan berperan mengirim limbah plastik keluar Indonesia," canda Deasy.
Deasy atau Echi panggilan akrabnya, memiliki ambisi untuk memasarkan produknya lebih luas ke masyarakat internasional. Logikanya mudah, semakin banyak yang pesan produknya, maka semakin berkurang limbah plastik di negara Indonesia. Tapi tentu saja dengan kualitas produk yang membawa nama baik Indonesia.
Selain Kreskros, ada Bengok Craft. Asal dari Bengok Craft adalah Desa Kesongo, daerah pinggiran Rawapening, Kabupaten Semarang yang notabene adalah daerah penghasil enceng gondok terbesar. Pada mulanya tanaman enceng gondok ini adalah tanaman air yang dianggap tak berguna dan hanya menjadi hama tanaman di Rawapening.Â
Penyebaran enceng gondok sangatlah masif dan cepat. Seringkali Rawapening tertutup enceng gondok, sehingga para nelayan dan petani disitu terganggu. Namun lambat laun, ternyata tanaman ini mulai digunakan warga sekitar untuk berkreasi. Hal inilah yang dimanfaatkan Bengok Craft untuk membuka peluang berkarya sekaligus berbisnis.Â
Misi dari Bengok Craft adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dengan mengolah enceng gondok menjadi kerajinan. Selain itu juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Di perbincangan saya dengan CEO Bengok Craft, Mas Aji panggilannya, ia menuturkan bahwa Bengok Craft juga bekerjasama dengan perangkat desa Kesongo, untuk melakukan workshop demi upcycle para petani enceng gondok agar memiliki skill untuk berkreasi di bidang kerajinan. Membutuhkan waktu dan kerja keras, namun perlu ada yang memulai dan memfasilitasi. Menariknya lagi, Bengok Craft ini masih berusia kurang lebih 4 bulan, akan tetapi berani menginjakkan kaki di Inacraft 2019.Â
Hal tersebut berbuah hasil, saat Jokowi membeli produknya, yaitu sebuah notebook dari enceng gondok yang bergambar Jokowi di sampul depannya.Â
Dalam akun instagramnya, ia berujar, " terus bergerak selama empat bulan dan akan terus berlanjut, Bengok Craft perlahan mulai berkembang, menganyam angan seiring dengan proses dan progress."