Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

E-Sport Pilihan

Ketika Mobile Legends (E-Sport) Disebut Jokowi

14 April 2019   18:00 Diperbarui: 14 April 2019   18:13 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi [foto: shutterstock, dream.co.id]

Ada yang menarik dari debat presiden kelima tadi malam di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta (13/4/2019), saat Jokowi melontarkan pertanyaan tentang perkembangan e-sport di Indonesia kepada Prabowo-Sandi. Ia menyebutkan salah satu game online yang merupakan satu cabor e-sport yang sudah mulai dipertandingkan di Indonesia, bahkan di Asia, yaitu Mobile Legends.

"Pertanyaan kami singkat. Apa yang akan bapak Prabowo lakukan dalam rangka pengembangan ekonomi digital. Dalam hal ini, pengembangan e-sport Mobile Legends kedepan," tanya Jokowi.

Jawaban Sandi, "...strategi kami sangat jelas, kembali ke entrepreunership dan kunci pemerintah adalah memfasilitasi", tegasnya. Sedangkan Prabowo, "...digital-digital itu bagus, tapi rakyat kita butuh swasembada pangan. Pangan dalam harga terjangkau."

Jokowipun menjelaskan langkah konkret pemerintah yang sudah dilakukan untuk mendukung para penggemar e-sport, "anak muda sekarang senang jadi gamers. Pemerintah membangun infrastruktur digital. Broadband, palapa ring, 4G,"tegasnya.

Terlepas dari jawaban politik keduanya, tampaknya angin segar para penggiat game mulai dirasakan. Kaum milenial yang menjadikan game sebagai salah satu modal berkarya dan penghasilan, memiliki masa depan yang cerah. Juga para penggiat industri game di Asia, mulai melihat peluang besar dari pasar Indonesia untuk 5 tahun kedepan. Intinya, game e-sport mulai diperhatikan oleh pemerintah, bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai karir profesional yang perlu difasilitasi. Ini adalah peluang kemajuan industri digital yang perlu diambil dan diregulasi dengan baik.

Pro dan Kontra

Ketika melihat berita berbagai media online yang memberitakan tentang pertanyaan Jokowi, banyak yang optimis namun juga tidak sedikit yang pesimis. Mereka yang pro melihat bahwa perkembangan ekonomi digital (dalam industri game/e-sport) memiliki banyak peluang untuk meningkatkan lapangan kerja, pendapatan negara, bahkan peningkatan prestasi cabor e-sport di level dunia. Sedangkan yang kontra, melihat bahwa industri game hanya akan membuat malas, prestasi menurun, serta ada hal-hal yang lebih layak diutamakan ketimbang bermain game. Apalagi banyak game yang dirasa dapat memicu kekerasan dan agresif anak.

Wajar apabila ada masyarakat yang pro, juga masyarakat yang kontra. Namun, sebaiknya perlu dipahami ada perbedaan antara bermain game biasa dengan e-sport. Bermain game atau dunia gaming, hanya dilakukan untuk mereka yang sekedar mencari hiburan, meluangkan waktu, dan bersenang-senang secara digital. Sedangkan e-sport, dipakai untuk para profesional gamers, tidak hanya sebagai hobi dan hiburan, tapi sudah naik level sebagai profesi. Artinya, mereka serius menekuni game tersebut. Tujuan utama bukan hiburan lagi, tapi mencapai prestasi diajang kompetisi resmi dan juga sebagai penghasilan utama atau sampingan.

Prestasi eSport Indonesia

[ilustrasi : esportsobserver.com]
[ilustrasi : esportsobserver.com]

Di tahun 2019 ini sudah banyak prestasi para pemain profesional atau gamers e-sport Indonesia yang mengharumkan nama bangsa. Katakanlah, di awal Januari kemarin FIFA 19 Global Series mengumumkan bahwa 2 atlet Indonesia masuk dalam daftar Top 200 FIFA 19 Global Series.

Nama Kenny Prasetyo masuk ke posisi 45. Ia memiliki peringkat tertinggi di Indonesia dan pernah berjaya di FIFA Global Series, FUT Champions Cup 2 di Manchester, Inggris, tahun lalu. Kemudian ada RRQEggsy, yang berada di peringkat 136, yang pernah bertarung di FIFA dan juara seAsia di playstation League Asia. Ia juga mengikuti FIFA 18 Global Series di Amsterdam, Belanda, tahun lalu.

Yang lain, tim nasional e-sport Free Fire Indonesia yang diwakili oleh tim Evos Capital sukses menjadi juara di ajang turnamen Free Fire Garena World 2019 di Thailand (7 April) dan juara ketiga juga dari tim Indonesia, SFI. Tim Indonesia tersebut mampu mengalahkan tim dari Argentina, Kolombia dan Malaysia. Ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan bangsa.

Mobile Legends dan Peran Pemerintah

Seperti yang telah diketahui, Mobile Legends adalah salah satu game online yang bergenre MOBA Player vs Player yang digandrungi anak-anak muda milenial sekarang. Bahkan game besutan Moonton ini dipilih pemerintah sebagai game utama yang dipertandingkan dalam Piala Presiden Cabor eSport 2019.

Piala Presiden 2019, salah satu tim sedang bertanding [dok: Kincir.com]
Piala Presiden 2019, salah satu tim sedang bertanding [dok: Kincir.com]

Panitia pun berasal dari Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Kementrian Komunikasi dan Informatika. Yang juga menggandeng IESPL, penyelenggara turnamen e-sport terbesar di Indonesia. 

Turnamen ini tidak main-main, kualifikasinya pun dilaksanakan di 8 kota besar di Indonesia. Yaitu di Palembang, Bekasi, Manado, Denpasar, Makassar, Solo, Pontianak dan Surabaya. Kemenpora mengawasi jalannya turnamen dan melihat apabila ada potensi dari para gamer, maka akan berpeluang untuk mewakili Indonesia di Sea Games di Filipina mendatang.

Dalam perkembangannya, Mobile Legends adalah game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang bergengsi di Asia Tenggara. Kompetisi yang bertajuk Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) mencetak sejarah pertelevisian Indonesia dimana kompetisinya ditayangkan di salah satu media televisi besar di Indonesia, Kompas TV.

Baca juga : Sisi Humanis dalam Gim PUBG , Game PUBG, Layakkah Diharamkan?

Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) sendiri juga adalah kompetisi yang pertama kali diselenggarakan di tahun 2017 dan diikuti 5 negara Asia Tenggara. Sekarang sudah ada 7 negara yang ikut dalam kompetisi ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Total hadiah yang diperebutkan pun mencapai 2 miliar rupiah, fantastis bukan.

Bahkan, para gamer atau tim yang ikut dalam kompetisi ini difasilitasi pemerintah dengan diikutkan Bootcamp untuk memupuk prestasi atlit dan meningkatkan jiwa nasionalis mereka demi prestasi bangsa dan negara di kancah dunia nantinya. 

Program yang diselenggarakan di Kantor Staf Presiden tersebut mendatangkan sejumlah mentor dan ahli yang mumpuni untuk para atlit. Adapun mentornya adalah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila oleh Tantowi Ahmad, dan Liliyana Natsir tentang sportivitas dan dedikasi. Dan Hartman Harris dan Delwyn tentang membangun tim e-sport. Kemudian psikolog timnas U-16 Laksmiari Saraswati Widodo tentang mental hingga manajemen waktu, juga Kemal tentang public speaking. Juga Andi Kurniawan yang memberi masukan tentang hidup sehat.

Menarik bukan, bagaimana pemerintah serius menangani perkembangan e-sport di Indonesia.

Gatotkaca, Nyi Roro Kidul, dan Tokoh Lokal Negara Lain di Mobile Legends

Yang menarik dari Mobile Legends bukan hanya game nya, tapi juga karakter-karakter yang ada di dalamnya. Satu yang menarik adalah tokoh wayang lokal Indonesia"otot kawat tulang besi", Gatotkaca. Ya, karakter ini adalah sebagai bentuk apresiasi pengembang Mobile Legends terhadap budaya Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah dunia melalui tokoh lokal.

[foto: duniagames.co.id , tokoh hero Indonesia, Gatotkaca dalam game Mobile Legends]
[foto: duniagames.co.id , tokoh hero Indonesia, Gatotkaca dalam game Mobile Legends]

Penentuan karakternya pun melalui sejumlah riset dan voting yang panjang. Tidak hanya tampilan karakter atau skin, juga voice over yang sesuai dengan karakter dan jargon di Indonesia seperti "unity in diversity", "no pain no gain", dan "om, telolet om". Bahkan dalam pembuatan tokoh ini melibatkan kartunis Indonesia yaitu Is Yuniarto.

Selain Gatotkaca, ada Kadita atau inspirasi Nyi Roro Kidul, penguasa laut selatan Indonesia. Seperti Gatotkaca, karakter ini melalui tahap riset dari tampilan, referensi dan gambar. Tokoh mistis penghuni Samudra Hindia ini juga sebagai bentuk apresiasi dari Moonton Shanghai Tecnology Co, terhadap budaya tokoh lokal Indonesia. Bila Gatotkaca sebagai tokoh dengan kekuatan otot yang besar, maka Kadita adalah sosok dengan kekuatan magis air yang sulit dikalahkan.

Tokoh hero Indonesia, Kadita (Nyi Roro Kidul) dalam game Mobile Legends) [foto: gamezone.co.id]
Tokoh hero Indonesia, Kadita (Nyi Roro Kidul) dalam game Mobile Legends) [foto: gamezone.co.id]

Tidak hanya Gatotkaca dan Kadita (Nyi Roro Kidul) hero dari Indonesia, tapi juga ada banyak tokoh dari negara lain yang dijadikan hero dalam game ini. Katakanlah Zilong, atau Yun Zhao, yang merupakan salah satu jendral terkenal dari Cina pada masa Zaman Tiga Negara. Ada pula Hayabusa, salah satu ninja dari Jepang. Kemudian ada Chou, hero yang sangat mirip dengan Bruce Lee dari Hongkong. 

Kemudian ada Lapu-Lapu, salah satu hero dari Filipina. Moonton terinspirasi dari kisahnya yang berhasil melawan kolonial Spanyol di tahun 1520an dan berhasil membunuh Ferdinand Magelan. Kemudian ada pahlawan dari Korea, Yi Sun Shin, seorang tokoh militer yang berhasil memenangi perang Imjin melawan angkatan laut Jepang. Ia juga dikenal sebagai penemu kapal Geobukseon.

Sebagai Catatan

Panitia penyelenggara game Sea Games 2019 Filipina mendatang sudah merilis game e-sport apa yang akan dipertandingkan. Adapun gamenya adalah dua game konsol (NBA 2K19 dan Tekken 7), dua game PC (Dota2 dan Starcraft II), dua game mobile (Mobile Legends dan Arena of Valor). Bila di Asian Games tahun lalu, game e-sport hanya sebagai additional sport, maka kali ini di Sea Game Filipina mendatang sudah resmi menjadi olahraga yang memperebutkan medali untuk negara. Ini bukti bahwa e-sport sudah tidak lagi dipandang sebelah mata.

Jadi, tidak salah seandainya pemerintah memberikan perhatian kepada cabor e-sport, gamers profesional dan industri digital dengan lebih serius, sebelum tertinggal dengan negara-negara lain. Peluang ini perlu diambil sedini mungkin, karena starting up dengan negara-negara di Asia Tenggara sama-sama baru memulai.

Ulan Hernawan

referensi dari berbagai sumber online

Baca juga : Menelisik Gim PUBG, dari Kacamata "Player" Wanita, Pendidikan E-sport Untuk Generasi Milenial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun