Namun, faktanya di lapangan masih ada dilema dan arogansi pelayan publik (petugas dan pejabat pemerintah) yang masih berpikir "konvensional". Masih banyak petugas dan pejabat (oknum) yang memandang pelayanan publik berorientasi dari kepentingan pejabat, penguasa dan menganggap kantor pemerintah sebagai "simbol kekuasaan".
Belum lagi adanya penyakit Parkinson yang seringkali menghinggapi para pemimpin birokrasi. Yakni, suatu penyakit bahwa pimpinan birokrasi merasa akan bertambah berwibawa, berkuasa dan bergengsi kalau dia mempunyai jumlah staff yang banyak tanpa dianalisis apakah staffnya efektif dan efisien.
Apabila penyakit Parkinson dan perilaku abdi negara "konvensional" masih berakar di calon pegawai negeri yang saat ini masih mengikuti tes CPNS, maka sebaiknya anda berhenti dan mencari pekerjaan lain.
Karena poin penting sasaran pembangunan nasional, "yakni birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi efektif dan efisien, dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas", tidak akan tercapai dengan pola pikir "konvensional".
Ulan Hernawan
Referensi :
Kualitas PNS RI Kalah Dibandingkan Filipina Dan Thailand
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI