Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewujudkan Salatiga "Smart-City" (Smart Young Generation)

12 September 2017   18:52 Diperbarui: 13 September 2017   15:55 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah pekerjaan rumah masing-masing pemuda dan pemudi Salatiga untuk memperbaiki "self-inner" dengan cara yang baik. Kita tidak ingin dikenal sebagai anak muda yang hanya suka nongkrong tak berkualitas. Kita tidak ingin dikenal sebagai anak muda yang doyan mabuk-mabukan dan narkoba. Kita tidak ingin dikenal sebagai anak muda yang kerap tawuran.

Tapi, kita ingin dikenal sebagai anak muda yang berkarya untuk bangsa, berguna dan berperan dalam kemajuan desa dan kota. Bukankah ada sedikit perasaan malu, bila ternyata yang membangun dan membuat kemajuan kota Salatiga, justru para pendatang yang memiliki kesempatan dan mengambilnya.

Saat ini perkembangan kota Salatiga dari tahun ke tahun mengalami kemajuan pesat dan lebih hidup. Dulu, Salatiga yang hanya dikenal sebagai kota pendidikan dan olahraga dan kota pensiunan, yang notabene jam 7 malam jalan-jalan sudah sepi, penjual sudah menutup dagangannya. Namun, sekarang cafe atau kedai kopi bertaburan di segala penjuru kota, tempat makan asik, hiburan dan hotel bermunculan disana sini. Bahkan dari segi infrastruktur, jalan-jalan dan taman kota yang tertata lebih rapi dan bersih menghias jalanan. 

Sarana penunjang pendidikan pun juga lebih bervariasi, muncul "hot spot" wifi-internet yang memiliki "high speed" di mana-mana. Kemudian perpustakaan daerah yang lebih bagus dan sering mengadakan bazar buku murah di halamannya. Area wisata sekitar Salatiga juga tidak luput dari perbaikan terus menerus. Hiburan dan pameran pembangunan yang rutin diadakan menunjukkan ada pembangunan yang lebih maju tiap tahunnya. Hal itu semua sebenarnya bisa dimanfaatkan para generasi muda untuk berkarya lebih.

Seiring perkembangan tersebut, ada baiknya anak muda Salatiga tetap berpegang pada "self-inner"yang baik. Bukan memanfaatkannya dengan hal yang kurang pantas. Contoh nyata adalah ternyata tidak sedikit anak muda Salatiga yang masih mengedepankan "kemaki" nya dengan sering menggunakan jalan raya sebagai ajang unjuk gigi. Balapan liar, knalpot "blombongan", perjudian, "mabuk berjamaah", premanisme, nongkrong "tak berkualitas" sampai pagi, bahkan sering dijumpai pula prostitusi terselubung di area nongkrong tersebut. Ini sebuah kritik, sindiran dan pesan dari lingkaran masyarakat kecil,menengah, masyarakat atas, para penegak hukum, pendidikan, serta pembuat kebijakan. Kami tidak ingin Salatiga tercemar karena kurangnya pemahaman masyarakatnya sendiri. Maka dari itu "a good-self-inner" perlu dibentuk sejak dini.

Salatiga dikenal dengan banyak prestasi dari pendidikan dan olahraga di Jawa Tengah. Banyak sekolah negeri dan swasta berkualitas, ada universitas dan sekolah tinggi. Juga letak strategis yang menghubungkan kota Semarang, Solo, Magelang, Jogja adalah keuntungan dari Salatiga dari berbagai aspek. Terletak di kaki gunung Merbabu dengan udara sejuk, memiliki area wisata rawa dan nuansa pegunungan, juga terkenal dengan sumber mata air yang jernih adalah kondisi geografis yang orang ingin menghabiskan sisa hidupnya di kota yang tenang ini. 

Sepengetahuan saya, jarang sekali ada bencana alam di Salatiga. Pembangunan ring road dan jalan tol yang telah selesai pun sangat membantu perekonomian Salatiga. Potensi Salatiga sangatlah besar di masa mendatang dan hanya generasi muda sekarang yang mampu mewujudkannya. Jangan sia-siakan masa muda hanya untuk menjadi "kemaki", tapi "kemaki" yang berkualitas lah yang membangun negeri ini.

Ini adalah propaganda awal untuk anak-anak Salatiga, baik yang masih berdomisili, maupun yang sedang berada di tanah perantauan. Kembali ke desa, membangun desa dan kota asal adalah kebanggaan sebagai putra daerah. Selagi masih ada kesempatan untuk mewujudkan "Salatiga Smart City".

[Youtube video by : fixmeproject official/karnaval di kota paling toleran -Salatiga 2017]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun