Sindrom film berseri mahabrata di antv sudah membumi di indonesia sejak lama. meskipun cerita ini sudah banyak versi dan ditayangkan berulang-ulang, akan tetapi cerita mahabrata akan tetap menarik untuk di simak. Mahabrata adalah epik klasik dari India yang menceritakan perang kebenaran antara pandawa dan kurawa. Pandawa adalah 5 putra pandu yang berjuang atas nama kebenaran sedangkan kurawa adalah seratus putra Destarasta yang angkuh dan amoral yang terjebak oleh arogansi dan ketamakan.
Sejatinya kisah mahabrata adalah kisah politik, perebutan tahta dinasti kuru antara keturunan Pandu dan Destarasta. Namun para sejarahwan dan sastrawan menonjolkan aspek pesan moralitas dan pesan-pesan kebenaran hidup dari setiap cerita dan karakteristik tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. setiap tokoh mempunyai peranannya masing-masing dan karakter yang kompeks, tetapi yang menjadi tokoh utamanya adalah pada pandawa itu sendiri.
Yang menarik dari kisah mahabrata adalah persefsi tiap tokoh dalam beraktualisasi diri, maksudnya tiap tokoh mempunyai pemahaman dan keyakinan yang berbeda dalam mempersefsikan kebenaran itu sendiri. ketika kebenaran itu terbenturkan dengan tradisi dan aspek moralitas itu sendiri. seperti Bisma memaknai kebenaran adalah sumpah untuk melajang dan mengabdikan diri kepada kerajaan kuru, begitu juga dengan guru Drona yg sumpah setia kepada kerajaan kuru dan mengharapkan jasa atas apa yang ia ajarkan. Raja Karna yang mengikatkan diri kepada janji persahabatannya kepada Duryudrana. Semua itu kebenaran semu yang menurut Krisna kebenaran yang tidak membebaskan yang menyebabkan diri terikat oleh sebuah sumpah.
Kisah mahabrata versi antv menceritakan sebuah pendobrakan tradisi akan munculnya sebuah era baru. Yakni sebuah era yang dimulai dengan munculnya kerajaan kuru yang nantinya di pimpin pandawa yang raja nya Yudistira dengan pahlawannya Arjuna. Sedangkan era lama adalah era pengabdiaannya Bisma pada kerajaan kuru. era baru muncul ditandai dengan hadirnya sosok Krisna yang merupakan titisan dewa visnu yang membawa pesan-pesan kebenaran dan moralitas untuk merombak tradisi dan ajaran yang berkembang saat itu. dan menarik lagi munculnya sosok Karna yang mencoba untuk membuktikan dirinya sebagai kesatria pemanah terhebat dengan melawan musuhnya yang terbesar yakni tradisi bukanlah Arjuna.
Karna adalah seorang pejuang atau kesatria yang ingin membuktikan dirinya layak dan diakui. meskipun dia mempunyai kemampuan akan tetapi tradisi melarangnya untuk memanah atau menunjukan kemampuannya dalam memanah karena dia seorang anak kusir. Sistem kasta dan tradisi yang mengikat membuat Karna selalu ingin membrontak dan membuktikan diri bahwa setiap orang itu berhak untuk mendapatkan sesuatu yang layak dari kemampuan yang dia miliki bukan dari kasta dan keturunannya.
Karna putra batara surya meskipun kesatria hebat dia terjebak dengan hutang budi kepada pangeran kurawa Duryudana yang mengangkat harkat martabatnya menjadi raja angga. Hutang budi inilah yang membuat Karna mengikatkan diri pada sumpah setianya kepada Duryudana, meski harus menghianati kebenaran. Karna terjebak dalam ambisinya menjadi pemanah terbaik dengan Arjuna sebagai rival utamanya. meskipun Krisna dan batara surya telah menasehatinya untuk melepaskan ikatan hutang budi demi tegaknya kebenaran dan tidak menghianati kebenaran ia tidak kuasa menghadapi itu semua.
Akhirnya Karna mati dipanah Arjuna saat mengangkat roda kusir perangnya. Secara hakiki Karna mati bukan oleh panah Arjuna akan tetapi ia mati karena telah menerima kebenaran hidup yang sesungguhnya adalah tidak menghianati kebenaran itu sendiri. kematian Karna secara simbolik melambangkan bahwa ia menerima sebagi seorang anak kusir yang mati saat mengangkat roda kusir. seharusnya karna melihat krisna meskipun ia seorang kusir perang dia tetap tidak menghianati kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H