Bisnis Online menjadi suatu kegiatan yang cukup di minati saat ini, sebagian besar perusahaan-perusahaan menengah ke bawah maupun menengah ke atas memulai aktivitas di Jaringan Internet. Internet menjadi salah satu Instrument penting dalam rangka publikasi, pengenalan, serta penawaran produk maupun jasa.
Jika dilihat sepintas, ini merupakan sebuah kemajuan besar umat manusia dalam meningkatkan kesehjahteraan pribadi maupun masyarakat, akan tetapi jika ditelusuri secara mendalam tidak sedikit bisnis-bisnis di dunia digital yang merugikan bagi pihak-pihak terntentu, seperti; penipuan, penjualan manusia, Investasi saham palsu, dan bisnis-bisnis gelap lainnya.
Bisnis-bisnis yang disebutkan di atas dapat secara langsung kita nilai sebagai bisnis haram, illegal, dan tidak dapat direkomendasikan sama sekali, namun kaum visioner tidak berhenti sampai di situ. Kaum visioner mulai memutar otak untuk menciptakan sebuah sistem bisnis tanpa modal, produk, atau Jasa sama sekali. Inilah yang disebut sebagai Bisnis Penjualan Mimpi. Bisnis Penjualan Mimpi bukanlah menjual cerita berdasarkan mimpi seseorang, bunkan juga jasa hipnotis agar seseorang bisa memimpikan sesuatu sesuai keinginan mereka.
Bisnis penjualan mimpi merupakan ide visioner baru dalam dunia Literasi media digital, Literasi media digital hakikatnya sama dengan literasi media, yaitu praktik yang menawarkan kapasitas atau kompetensi memanfaatkan media, baik memahaminya, mengetahui cara memproduksinya, atau mengetahui perannnya dalam masyarakat.
Bisnis penjualan mimpi merupakan ide yang sangat brilian dalam memanfaatkan literasi media sebagai asset dalam menghasilkan keuntungan berupa materi. Bagaimana tidak, mereka tidak berinvestasi sama sekali, tidak juga menjual produk atau menawarkan jasa. Jadi bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan tanpa Investasi sama sekali?
Seperti namanya, para kaum visioner menjual "Mimpi". Mimpi tidak tergolong sebagai Produk atau Jasa, akan tetapi mimpi dilihat sebagai sebuah asset yang mampu menghasilkan keuntungan. Jadi, Bagaimana Proses Penjualan "Mimpi" itu?
Para pendiri bisnis memulai bisnisnya dengan memperlihatkan betapa tajir dan hebatnya mereka di Media Internet, meski sesungguhnya pengguna Internet tidak pernah mengetahui apakah kemewahan yang mereka pamerkan adalah benar-benar milik mereka. Dalam memamerkan kemewahan, harta, dan penghasilan yang mereka miliki dituangkan dalam sebuah tulisan pada website tertentu dan diperkuat dengan Video klip. Setelah pameran selesai, pameran itu di tutup dengan sebuah kalimat; "Mau tau Bagaimana cara saya mendapatkan penghasilan sebanyak itu dalam waktu singkat? Mari bergabung bersama kami di ......".
Sebelum bergabung, para calon member diharuskan membayar untuk bisa bergabung menjadi member dalam perusahaan mereka. Setelah beberapa orang tertarik dan bergabung menjadi member dari perusahaan penjualan mimpi tersebut, barulah para pendiri memberitahukan tentang bagaimana cara kerja bisnis tersebut. Cara kerjanya adalah para member baru diajak untuk mencari member lagi dengan cara apapun, kemudian uang pendaftaran member baru akan dibagi dengan persentase tertentu.
Agar tidak merasa dirugikan, para member baru diberikan persentase yang lebih tinggi dibanding para pendiri perusahaan. Member-member baru juga direkomendasikan untuk mengiklankan bisnis ini dengan menyisihkan uang untuk pemasangan iklan di website-website yang popular, dengan demikian member-member baru akan lebih mudah mendapatkan regenerasi member-member berikutnya. Meski demikian, para pendiri sudah tidak perlu repot-repot lagi mencari member, karena member-member baru sudah menggantikan pekerjaan mereka.
Tidak heran apabila banyak member yang kecewa setelah mengetahui kenyataan yang sesungguhnya, namun banyak juga yang tetap mencoba melanjutkan bisnis tersebut karena sudah terlanjur basah dan tidak ingin uang mereka mubazir begitu saja.
Setelah mendapatkan beberapa member, para pendiri bisnis mulai meng-upgrade bisnis mereka dengan memasang iklan pada website-website popular di Internet, bahkan memasang iklan-iklan mereka pada akun-akun sosial media tokoh masyarakat, seperti; artist, akun Media berita, dan lain-lain. Tidak hanya itu, para pendiri mulai meng-upgrade konten-konten literatur mereka dengan membuat video-video yang lebih menjanjikan, testimoni para member, dan foto-foto bukti kesuksesan para member yang sudah bergabung.