Mohon tunggu...
UKM Indonesia
UKM Indonesia Mohon Tunggu... -

Kami peduli UKM Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangun UMKM Tanpa APBN

31 Agustus 2014   18:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” begitulah kata presiden pertama Indonesia IR Soekarno. Hal tersebut dapat diartikan dengan semangat dan keinginan bergotong royong kita dapat membuat perubahan besar . Hal tersebut tercermin pada beberapa  kelompok komunitas wirausaha  seluruh Indonesia  pada saat meluncurkan sebuah program “OneInTwenty” di gedungPola kantor Gubernur Provinsi Jambi yang diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jambi Fachrory Umar.

Dalam wawancara kami dengan Budi S Isman pembina Pro Indonesia yang menaungi program “OneInTwenty” ,beliau mengatakan membangun UMKM sebenarnya tidak memerlukan APBN. Dengan semangat gotong royong   kita dapat mengembangkan UMKM dengan cepat. Dikatakan juga bahwa Konsep gotong royong dalam membangun UMKM ini sudah diterapkan oleh banyak komunitas dan ProIndonesia sejak tahun 2010 dan hasilnya cukup memuaskan. Sudah ada ribuan UMKM yang terbantu dan berkembang cukup pesat. Gerakan “OneInTwenty” memiliki filosofi Learn – Success and Share yang bearti belajar sukses dan berbagi bersama.

Apa itu OneInTwenty?

“OneInTwenty” adalah sebuah gerakan nasional wirausaha yang murni dilakukan oleh para relawan wirausaha Indonesia. Dengan menggunakan filosofi Learn – Success –Share gerakan ini mencoba memberdayakan pelaku usaha untuk mau belajar dan berbagi. Gerakan Nasional “OneInTwenty” memiliki dua tujuan besar  yaitu menciptakan dan mengembangkan UMKM.  Budi S Isman dalam wawancaranya mengatakan bahwa sebenarnya pekerjaan rumah kita para penggerak wirausaha hanya ada dua yaitu menciptakan pelaku usaha baru dan mengembangkan pelaku usaha yang sudah ada.

OneInTwenty adalah menciptakan 1 dari 20 orang menjadi wirausaha

Dalam hal menciptakan wirausaha baru OneInTwenty memiliki “arti satu dari dua puluh” yaitu setiap satu orang dari dua puluh orang di Indonesia bisa menjadi wirausaha. Dan hal ini sangat serius ditargetkan terlihat dengan program yang sudah berjalan. Budi S Isman mengatakan gerakan ini menargetkan satu dari dua puluh orang di Indonesia harus jadi wirausaha dan  satu dari dua puluh lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi wirausaha. Dengan ini maka jumlah wirausaha di Indonesia akan berjumlah sekurang-kurangnya 5%. Dan melalui gerakan ini hal tersebut di targetkan akan tercapai pada tahun 2020.

Jumlah wirausaha formal di Indonesia hingga April 2014 hanya sebesar 1,65 persen, angka ini sungguh masih jauh dari dari angka yang ideal dan masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti Singapura , Malaysia dan Thailand.

Oneintwenty adalah mengembangkan 1 juta wirausaha naik kelas pada tahun 2020

Dalam hal mengembangkan wirausaha yang sudah ada “OneInTwenty” memiliki arti mengembangkan 1 juta wirausaha naik kelas pada tahun 2020.

Budi  S Isman mengatakan sebetulnya Indonesia tidak kekurangan wirausaha , Jumlah wirausaha  di Indonesia mencapai sekitar 56,5 juta dan  99,8 persennya adalah usaha mikro dan informal. Untuk itu dalam gerakan ini dibuat program UMKM naik kelas yaitu dengan menargetkan usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil, usaha kecil meningkat menjadi usaha menengan dan menegahbisa menjadi besar.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97 persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan tingginya kontribusi UMKM terhadap kondisi perekonomian tanah air.

Dengan Gerakan Nasional OneInTwenty diharapkan wirausaha Indonesia akan lebih banyak lagi dan dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dan mampu membuka lapangan kerja baru.

Gotong royong menyelesaikan masalah UMKM

Gerakan nasional OneInTwenty sudah memetakan beberapa kendala yang dihadapi UMKM Indonesia yang berpotensi menghambat perkembangan UMKM. Beberapa kendala yang sudah dipetakan diantaranya :


  1. Pengetetahuan
  2. Pasar
  3. Modal
  4. Teknologi
  5. Legal dan Paten
  6. Jaringan

Gerakan “OneInTwenty” secara gotong royong melakukan kerjasama kepada semua pihak terkait  untuk dapat membantu UMKM menemukan solusi terhadap permasalahan mereka.

Hal-hal yang sudah dilakukan dikegiatan ini sudah cukup terlihat seperti mengadakan workshop dan memberikan pendampingan usaha, bekerjasama dengan retail modern nasional untuk mau memberikan tempat untuk UMKM , bekerjasama dengan lembaga keuangan baik perbankan maupun investor, menjaring para pakar teknologi untuk mau turun tangan membantu UMKM,  juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dalam hal pengurusan izin usaha.

Mencetak Pelatih Bisnis

Untuk dapat memberikan akses “knowledge” kepada UMKM ,Gerakan Nasional OneInTwenty mencetak pelatih-pelatih bisnis yang diambil dari para relawan yang mau membantu perkembangan UMKM. Para pelatih bisnis ini dilatih didaerah masing-masing dan ditugaskan untuk membina UMKM yang ada didaerahnya. Didalam program ini 1 orang pelatih akan membina 10 UMKM. Dalam program ini akan dicetak pelatih bisnis di 8 kota besar di Indonesia.

Budi S Isman mengatakan bahwa Indonesia kekurangan pelatih dan mentor-mentor bisnis bagi UMKM. Mereka-mereka yang sudah berhasil harus mau turun gunung untuk berbagi apa yang sudah mereka lakukan diusaha mereka.

Membuat Sistem e-Monitoring UMKM

Dalam usaha membantu mengembangkan UMKM , Gerakan Nasional Oneintwenty membuat Sistem E-Monitoring untuk UMKM. Hal ini bermanfaat bagi para pelatih bisnis untuk dapat melihat perkembangan pelaku usaha hari perhari ,minggu perminggu. Disini akan terekam data penjulan UMKM dan data keuntungan yang diraih UMKM. Yang menarik dalam membuat sistem ini Gerakan Nasional Oneintwenty mengajak para pakar IT untuk secara sukarela membuatkan sistem tersebut.

Mengajak CEO dan Pakar Bisnis turun Gunung

Budi Isman yang juga memiliki latar belakang profesional dan pernah memimpin berbagai perusahaan multinasional di Indonesia mengatakan bahwa peran serta para pemimpin usaha yang sudah besar akan sangat membantu perkembangan UMKM dari sisi knowledge .Untuk itu didalam gerakan ini Budi Isman mengajak rekan-rekannya dan semua  pemimpin perusahaan besar serta para pakar bisnis untuk turun gunung membantu UMKM membesarkan usahanya.

Meminta pasar modern menerima produk UMKM

Dalam usaha memberikan akses pasar, gerakan Oneintwenty berusaha mengajak semua pasar baik retail modern dan lainnya untuk mau menyediakan space untuk produk-produk UMKM. Budi Isman mengatakan untuk memberikan akses pasar kepada UMKM tidak perlu dibangun gedung-gedung besar yang mahal. Terbukti beberapa gedung besar yang dibangun pemerintah untuk UKM tidak mampu membantu UMKM secara optimal. Pada prinsipnya untuk memberikan akses pasar kepada UMKM tidak perlu membuat pasar baru, kita tinggal masukan produk-produk UMKM dipasar yang sudah ada dengan jalur kerjasama. Dengan cara ini kita tidak memerlukan biaya yang besar untuk memberikan akses pasar. Dalam program ini sudah dibuktikan sudah ada ribuan produk UMKM yang sudah diterima masuk retail modern.

Mengajak para Angel Investor untuk investasi di UMKM

Permasalan permodalan adalah masalah yang sering ditemukan UMKM. Budi S Isman mengatakan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah mengajak semua masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan untuk mau menginvestasikan dananya disektor UMKM. Para Angel Investor bisa didapat dari kalangan kelas menengah keatas yang jumlahnya sudah lebih di 50 juta orang di Indonesia. Budi S Isman menambahkan sebenarnya modal yang dibutuhkan usaha Mikro tidak terlalu besar ,hal ini bisa diatasi jika terjadi kolaborasi antara pemilik dana dan pemilik usaha. Didalam gerakan Oneintwenty hal tersebut sudah terjadi. Setidaknya sudah ada ratusan usaha yang sudah berkolaborasi dengan investor perorangan.

Budi Isman mengatakan pemerintah tidak perlu memberikan Insentif kepada UMKM apalagi memberikan bantuan modal secara gratis kepada UMKM karena hal tersebut tidak mendidik UMKM. Budi Isman juga menambahkan bahwa UKM jangan dimanjakan, jangan dikasihani, mereka itu adalah entrepreneur yang sejatinya adalah pencari jalan keluar. Terbukti usaha-usaha pemberian modal gratis kepada usaha mikro sering menemui kegagalan.

Dengan adanya usaha kolaborasi antara pemilik usaha dan pemilik modal, diharapkan akan dapat membantu UMKM dan mengajarkan mereka untuk dapat lebih profesional.

Dalam wawancara dengan Budi Isman dikantor Gubernur Jambi pada saat peluncuran Gerakan Nasional Oneintwenty ,Budi Isman mengatakan bahwa yang diperlukan Indonesia hanya membentuk ekosistem wirausaha yang sehat. Caranya dengan mengajak semua stake holder untuk bersama-sama membantu perekonomian Indonesia dengan membangun wirausaha. Ketika hal ini terwujud, maka pemerintah tidak perlu lagi menganggarkan APBN untuk sektor UMKM.

Maju UMKM Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun