Wonorejo - Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Institut Agama Islam (IAI) Syarifuddin panggil jiwa Mahasiswa untuk turut memenuhi kerenggangan dalam lingkaran kecil pada diskusi aksi gerakan, Rabu sore (20/9/23).
Kegiatan tersebut digelar di lapangan utama kampus IAI Syarifuddin Lumajang. Dipandu langsung oleh ketua Dema atau yang biasa disebut Presiden Mahasiswa (Presma) dan juga salah seorang pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAI Syarifuddin Lumajang.
Berlangsungnya kegiatan diskusi aksi gerakan Mahasiswa, yaitu guna menyiapkan data dan jiwa yang hendak menjadi bekal ketika turun aksi saat demokrasi nantinya.
Tepatnya Kamis (21/9/23), gerakan demokrasi aksi Mahasiswa terhadap pemerintahan legislatif dan eksekutif kabupaten Lumajang, sebelum lengser dari singgasana.
Tentunya diskusi aksi untuk mengkaji rencana lapangan demokrasi tersebut tidak ujub-ujub digelar oleh Presma IAI Syarifuddin sebagai ketua Dema IAI Syarifuddin.
Sebagaimana opening yang disampaikan oleh salah seorang pengurus PMII Komisariat IAI Syarifuddin, Sahabat Syahroni.
"Jika terdapat panggilan jiwa kepada Mahasiswa untuk melingkar di sini, maka dunia sedang tidak baik-baik saja," ujarnya.
Shohibuddin, Presma IAI Syarifuddin menegaskan, panggilan jiwa tersebut dengan orator atau penanggung jawab oleh pengurus PMII cabang Lumajang.
"Bukan provokator, lebih tepatnya ke orator, karena kita berangkat bukan dari individu, toh dari suara masyarakat, karena dengan data-data yang jelas." Jelas ketua Dema IAI Syarifuddin.
Meskipun dengan tujuan yang tidak semena-mena diadakan, kegiatan diskusi aksi gerakan pra demokrasi Mahasiswa tersebut.
Lingkaran diskusi pada luasnya lapangan utama kampus IAI Syarifuddin, masih ternilai kecil. Seakan tiada perbandingan separuh dari jumlah keseluruhan Mahasiswa yang ada di institusi.
Lantas, kemana sisa jumlah Mahasiswa sebanyak itu?
Apakah Mahasiswa hanya menjadi identitas diri mereka, namun tidak dengan jiwanya? Atau jiwa Mahasiswa nyatanya tidak searah dan satu tujuan, melainkan hanya berpangku atas kepentingan masing-masing personal untuk saling berkompetisi antara satu sama lain? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H