Mohon tunggu...
Ukm JurnalistikIAIS
Ukm JurnalistikIAIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Komunitas Menulis Jurnalistik IAI Syarifuddin Lumajang

Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik Maktabatuna Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Kabar Mahasiswa Kampus Islam Terbesar di Kota Pisang?

19 September 2023   20:09 Diperbarui: 19 September 2023   20:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Picture by Freepik)

Mahasiswa dengan fungsi mereka sebagai agent perubahan, kembali sering disebut akhir-akhir ini. Mereka mencari Mahasiswa, untuk mencari aksi nyata dengan paradigma mereka yang dipercaya kritis, serta gerakannya yang transformatif.

Pasalnya, realita yang banyak ditemukan, Mahasiswa itu sendiri malah sibuk bergelut dengan kebingungannya akan lingkungan sekitarnya sendiri. Merasa gelisah dengan tanda tanya yang terus bermunculan setelah melihat alur kehidupan dalam lingkungannya sendiri.

Namun, jika melihat personal Mahasiswa, tentu saja tidak semua dengan pola pikir yang sama. Bahkan bisa jadi, sebagian mereka telah mengetahui hitam putih alur kehidupan kampusnya, namun memilih diam tidak berkutik alias bodo amat dan memampang sikap seolah menjadi makhluk yang paling tidak tahu menahu soal lingkungan kampusnya.

Bahkan, bisa jadi timbul anggapan bahwa segala hal apapun yang berkaitan dengan kampus, merupakan tanggung jawab dosen dan karyawan. Dan agent perubahan, yang ia pahami, perubahan personal diri sendiri untuk diri sendiri.

Dalam sebuah buku, yang bertajuk Untukmu Mahasiswa, karya aktivis muda Wibowo Tri Sanjaya, Mahasiswa dengan fungsi perubahannya dipercaya dapat mewujudkan perubahan dan pembaharuan terhadap bangsa Indonesia.

Sejauh itu, peran Mahasiswa terpandang, kepercayaan terhadap Mahasiswa yang juga disebut-sebut sebagai sekumpulan manusia dengan intelektual serta mampu memandang segala sesuatu dengan kritis, jernih, serta positif, meskipun seakan terlihat terlalu baik terhadap realitanya.

Kemudian, bagaimana menghadapi mereka, Mahasiswa dengan anggapan yang sempit tersebut? Lebih-lebih di kampus Islam Institut Agama Islam (IAI) Syarifuddin yang kita banggakan.

Jika menuangkan pandangan yang lebih luas terhadap masing-masing personal dirasa seakan kurang efektif, bukannya setiap kelas dalam kampus ini memiliki Koordinator Mahasiswa (Kosma), yang telah sepakat secara mufakat dengan progres mereka?
***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun