Mohon tunggu...
Ukm JurnalistikIAIS
Ukm JurnalistikIAIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Komunitas Menulis Jurnalistik IAI Syarifuddin Lumajang

Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik Maktabatuna Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang 39 Tahun Tragedi Tanjung Priok, Balasan Perjuangan Tercapainya Hakikat Kebenaran

13 September 2023   21:14 Diperbarui: 13 September 2023   21:43 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kenangan akan kisah kelam di September Hitam, tepatnya pada 39 Tahun, Tragedi Penuh Luka Tanjung Priok 1984.

Jejak konflik berdarah yang bermula sejak 8 September 1984, penolakan anggota Bintara Pembina Desa terhadap spanduk yang mengkritik pemerintah dengan tak beretiket.

Tragedi yang terjadi sejak 8 September, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebab menyuarakan kebenaran, berupa kritikan terhadap orde baru.

Anggota Bintara Pembina Desa yang tidak terima, melakukan aksi yang tak beretiket. Juga tidak mendengar peringatan warga kala itu.

Sehingga tepatnya 10 September 1984, terjadi kericuhan dan cekcok antar Bintara atau Prajurit dengan warga. Permasalahan yang tidak dapat terselesaikan, membuat warga gemas sehingga membakar satu motor marinir. Saat itu pulalah, ditangkapnya 4 orang warga oleh oknum.

Tepat pada 12 September 1984 kala itu, beraksi dan melakukan aksi pergerakan sekitar 1500 jiwa pejuang ke Polsek dan Koramil demi menyuarakan suara yang tertindih.

Namun saat itu juga, terjadi pengepunan oleh aparat, menjadikan Tanjung Priok 1984 ricuh berdarah. Hingga saat ini, tetap kan tergores untuk memperjuangan hakikat bangsa Indonesia.

Dari kisah kelam Tanjung Priok tahun 1984 kala itu, menjadi bukti perjuangan para aktivis untuk menjadi sejarah serta pelajaran untuk Mahasiswa dan pemuda saat ini.

Bahwa, perjuangan yang sejati hanya untuk kebenaran yang haqiqi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun