Mohon tunggu...
ukim komarudin
ukim komarudin Mohon Tunggu... -

Guru SMP Labschool Kebayoran, Penulis, dan Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Reputasi= Usaha + Perlindungan Allah

25 Mei 2014   20:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam kesempatan menemani Pak Arief yang selalu menyempatkan menengok SMP dan SMA Labschool Kebayoran, beliau mewanti-wanti bagian yang menjadi keprihatinan semua insan pendidikan. “Saya bolak-balik ditanyai permasalahan yang menimpa JIS. Saya memberi keterangan dan penjelasan sesuai pemahaman dan aturan pendidikan. Tapi untuk Labschool, saya ingin kalian belajar dari apa yang terjadi dari sekolah itu.” begitu beliau mengingatkan. Kala itu, saya mengangguk seraya memohon bantuan doa agar Labschool dijauhkan dari segala marabahaya.
Apa yang menimpa JIS memang menambah panjang cerita pilu tentang ketidakberdayaan sebuah institusi pendidikan. Sebelumnya, ada deretan cerita guru yang melakukan kekerasan terhadap murid. Ada sejumlah kejadian tawuran yang selalu berakhir dengan hilangnya nyawa pelajar. Ramai juga terkait tragedi video porno, sejumlah kasus bulying, dan tradisi pembocoran naskah ujian nasional yang semakin marak. Yang jelas, seiring perjalanan layanan pendidikan kepada masyarakat, selalu muncul yang baru terkait ketidakberdayaan pendidikan di setiap tahunnya.
Terkait dengan apa yang menimpa JIS, dalam suatu kesempatan pertemuan guru, beliau menyampaikan beberapa pesan seperti di bawah ini.
“Apa yang menimpa JIS sekarang, mungkin juga menimpa lembaga pendidikan lainnya. Maka, yang harus disadari adalah bahwa reputasi satu lembaga pendidikan itu terbangun dan terpelihara karena usaha manusia dan perlindungan Allah SWT. Jadi, upaya yang kita lakukan dalam membangun sekolah ini harus senantiasa melibatkan Allah sebagai Zat Yang Maha Pencipta.” Demikian beliau memulai penjelasannya.
“Ada beragam upaya yang harus ditempuh pengelola pendidikan. Upaya itu bukan hanya bersifat lahir, tetapi juga upaya yang melibatkan unsur batin. Upaya yang semakin menyeiringkan pengelolaan duniawi dan ukhrowi.
Pertama, Niat karena Allah sebagai sense of goal. Setiap insan pendidikan hendaknya ketika menetapkan visi, misi, maupun tujuan pendidikannya dengan niat yang semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian, beragam indikator kunci (Key Performance Indicators) tak lepas dari ukuran-ukuran yang terkait dengan seberapa besar keberhasilan-keberhasilan yang akan dan telah tercapai itu semakin mendekatkan kepada sang pencipta.
Kedua, shalat sebagai sense of regulation. Shalat mengajarkan kedisiplinan atas waktu dan pelaksanaannya. Shalat juga mengajarkan kepatuhan pada sikap-sikap kepemimpinan yakni mampu memimpin dan siap dipimpin. Di dalam keseharian, ketika kita mengerjakan tugas-tugas keseharian hendaknya kita menghadirkan shalat kita. Pemimpin atau imam melakukan tugas dan amanahnya sebagai pimpinan yang berkarakter dan berkompetensi tinggi, sementara segenap makmum siap menghadirkan jiwa yang patuh mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sang pemimpin. Imam dan makmum berjalan seiring dengan aturan yang dipahami dan dipatuhi bersama.
Ketiga, sedekah sebagai sense of achievement. Kesungguhan bersedekah hendaknya menjadi bagian dari upaya berlomba dalam beramal sebagai prestasi. Bersedekah merupakan ekspresi dari sikap mendahulukan memberi daripada menerima. Memberi sebagai upaya memberi perhatian kepada lingkungan. Memberi mengedepankan pengabdian daripada penerimaan. Memberi mengedepankan kewajiban daripada hak. Memberi memungkinkan setiap insan lebih berkualitas, lebih kaya, lebih berdaya karena memberi mendahulukan orang lain daripada diri sendiri. Itu sebabnya, orang orang yang senantisa berpikir memberi akan mendapatkan rezeki yang lebih melimpah daripada orang yang selalu berpikir menerima.
“Dengan upaya di atas, semoga Allah menganugrahi kesabaran, kekuatan lahir dan batin  dalam mengelola sekolah kita tercinta. “ demikian beliau menutup nasihatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun