Dalam wisuda SMA Labschool Jakarta, Prof.Dr. Arief Rachman, M.Pd. yang berbicara sebagai penasihat, menyampaikan lima masyarakat yang diharapkan terbentuk karena berdayanya pendidikan. “Berkat pendidikan, “ demikian beliau menyampaikan pesan kepada para wisudawan, “diharapkan tumbuh masyarakat terpelajar, masyarakat terdidik, masyarakat sejahtera, masyarakat berbudaya, dan masyarakat yang beradab.”
Adapun detil rincian dari lima bentuk masyarakat sebagai dampak dari layanan pendidikan yang berkualitas, kurang lebih sebagai berikut:
1.Masyarakat Terpelajar
Kita pernah mendengar kalimat yang berbunyi, Education should produce (well) Educated people, yakni pendidikan baik formal maupun non formal mestinya melahirkan orang-orang terpelajar. Makna terpelajar dapat dipahami sebagai kata turunan hasil dari pembelajaran (yang baik). Maka, tidaklah mengherankan, dalam Sidang, sebelum bertanya, para Professor selalu mengucapkan “Saudara Promovendus/Promovenda yang “terpelajar.” Maknanya, profesor tersebut berharap, Promovendus/Promovenda telah mengenyam pembelajaran yang berkualitas, sehingga kelak mendapatkan gelar doktoral. Itu sebabnya, beberapa filsuf mengingatkan agar seorang yang terpelajar, bekerja keras meningkatkan diri, baik kualitas dirinya sebagai pribadi, maupun kualiatas dirinya sebagai warga negara.
Pada akhirnya, yang diharapkan bukan hanya seorang terpelajar, tetapi masyarakat yang terpelajar. Masyarakat yang belajar adil sejak dalam pikiran sampai dengan perbuatannya.
2.Masyarakat Terdidik
Sebagaimana kata “ terpelajar” sebagai kata turunan dari hasil pembelajaran yang baik, maka kata “terdidik” adalah kata turunan dari hasil pendidikan (yang baik).
Jika terdengar kalimat dari seseorang yang mengatakan, “seperti tidak berpendidikan saja!”, sebenarnya orang itu ingin mengatakan bahwa “perilaku orang itu tidak menunjukkan perilaku orang yang pernah mengenyam pendidikan”. Artinya, bisa jadi tutur kata, cara bicara, tingkah dan perilaku orang tersebut pasti tidak patut ditiru. Ia jauh dari tata krama, jauh dari kesantunan, jauh dari mengerti tentang bagaimana hidup dan kehidupan seharusnya dilakukan. Orang itu mengabaikan keluhuran budi pekerti.
Sebagai hasil dari pendidikan yang berkualitas, kita membutuhkan sejumlah orang terdidik yang akhirnya membentuk masyarakat terdidik pula. Masyarakat yang sangat abai pada norma, berakal budi, dan peduli terhadap sekitarnya dan berpandangan jauh ke depan. Masyarakat seperti ini selalu sadar bahwa tindakan yang dilakukan hari ini, dapat berdampak kepada lingkungan, bukan hanya saat ini, tapi juga pada generasi berikutnya.
3.Masyarakat Sejahtera
Kesejahteraan tidaklah berdasarkan ukuran material belaka. Kesejakhteraan juga dinilai dengan ukuran non-material, seperti terpenuhinya kebutuhan spiritual, terpeliharanya nilai-nilai moral, dan terwujudnya keharmonisan sosial.
Pendidikan yang berkualitas diharapkan menumbuhkan masyarakat yang sejahtera, yakni masyarakat yang terpenuhi dua keadaan tersebut, yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat, baik pangan, sandang, papan, pendidikan, maupun kesehatannya, serta terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatannya sebagai manusia.
4.Masyarakat Berbudaya
Manusia berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia berbudaya juga dapat diartikan sebagai manusia yang dalam kehidupannya berperilakuan baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesama manusia atau mahluk ciptaan Tuhan. Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, dan sesuai dengan hukum negara yang berlaku.
Pendidikan yang berkualitas menghartarkan masyarakat yang berbudaya, yakni masyarakat yang mampu mengharmonikan dirinya dengan sesama dan alam, sehingga terbina dan kuatnya tatanan kehidupan. Pada masyarakat yang berbudaya cenderung ditemukan warisan budaya yang adiluhung, yang bukan hanya dihormati oleh komunitasnya, tetapi juga oleh dunia.
5.Masyarakat Beradab
masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir maupun batinnya. Masyarakat yang memiliki peradaban tinggisebagai hasil perkembangan budaya yang yang mengalami tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya dengan mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab.
Pada masyarakat beradab terdapat kemampuan memelihara,mengembangkan, juga memahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi yang cenderung terdapat friksi, akibat adanya beragam pengaruh lokal maupun global, tingkat peradaban yang tinggi senantiasa mampu meredam beragam kemungkinan buruk itu dengan mengedepankan kepentingan bersama. Dengan demikian, maknahakiki masyarakat beradab adalah masyarakat yang mampu menyelaraskan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Menyimak penjelasan Prof, Arief Rachman di atas, betapa besar amanah pendidikan bagi masyarakat dan betapa panjangnya “pekerjaan rumah” yang belum diselesaikan oleh pendidikan.
Memang benar kata orang bijak. Semakin dalam memahami pendidikan, semakin banyak tanggung jawab yang harus dikerjakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H