Mohon tunggu...
ukim komarudin
ukim komarudin Mohon Tunggu... -

Guru SMP Labschool Kebayoran, Penulis, dan Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sikap Spiral Terbuka dan Sikap Spiral Tertutup

14 Oktober 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kita lakukan, selalu ada dampaknya bagi kita. Dalam proses selanjutnya, dampak  itu bisa dirasakan langsung, maupun tidak langsung. Yang perlu diperhatikan oleh kita semua ternyata dampak itu bukan saja berhenti pada pembentukan sikap, tetapi juga mampu mengarahkan seseorang  pada perilaku yang diharapkan atau justru dikhawatirkan.

Dalam konteks tersebut, betapa pentingnya peran pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk mampu mengoptimalkan potensi dirinya menjadi kompetensi yang bermakna bagi dirinya,  bahkan lingkungannya. Istilah itu, menurut Prof. Arief Rachman dimaknai sebagai sikap SPIRAL TERBUKA. Sikap ini dimulai dari pengetahuan, pemahaman, dan aktualisasi kompetensi dirinya yang diarahkan untuk sebesar-besarnya bagi kemaslahatan lingkungan.

“Dasar keimanan seseorang mendorong  dirinya untuk shalat subuh berjamaah.  Ketika ia berangkat menuju masjid, ia berkesempatan melihat beragam keadaan lingkungan yang mendorong dirinya peduli untuk urun rembuk memikirkan, bahkan melakukan beragam perubahan demi terwujudnya beragam perbaikan.  Dasar keimanan, akal, dan perasaannya menyebabkan dirinya peduli dan berbhakti  untuk lingkungannya. “ Demikian Pak Arief memberi  keterangan.

“Yang harus dikhawatirkan jangan sampai pendidikan menyebabkan seseorang mengambil sikap SPIRAL TERTUTUP.  Seseorang yang berkesempatan menimba jenjang pendidikan yang lebih tinggi seharusnya menyebabkan dirinya lebih kuat imannya, pintar akalnya, dan peka perasaannya. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya, justru pendidikan malah membuat dirinya bersikap egosentris. Apa yang dilakukan selalu diorientasikan untuk kepentingan dirinya.  Pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang luas mengenyam pendidikan  malah membuat dirinya cenderung berpikir, bersikap, dan bertindak untuk sebesar-besarnya kepentingan dirinya.”

Menyimak nasihat Pak Arief Rachman, bagi penyelenggara pendidikan yang harus ditumbuhkan adalah bagaimana menumbuhkan kecenderungan sikap SPIRAL TERBUKA dan mengikis kemungkinan terjadinya sikap-sikap SPIRAL TERTUTUP.  Kesempatan menimba pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang lebih –baik secara formal maupun tidak formal- seharusnya berbanding lurus dengan tumbuhnya sikap spiral terbuka. Sebab, ditinjau dari proses maupun hasilnya, pendidikan seharusnya mengundang setiap orang untuk lebih bermakna bagi dirinya dan masyarakat pendidikan pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun