KOMUNITAS PELAJAR CINTA INDONESIA
Komunitas pelajar cinta Indonesia atau PELITA Indonesia merupakan suatu organisasi yang dibentuk atas dasar kecintaan terhadap negara Indonesia yang mana keanekaragaman budaya, suku, bahasa, juga Agama, harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman, tak dipungkiri bahwa adanya budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia khususnya remaja lebih mengenal budaya-budaya asing tersebut, bahkan bangga menggunakan pakaian khas negara tertentu tapi enggan untuk menggunakan pakaian khas Indonesia.
Sangat disayangkan bila generasi bangsa ini sudah tidak mengenal kebudayaan bangsa sendiri, Atau nilai-nilai kebudayaan sudah mulai luntur di tengah mereka. Maka, hadirlah komunitas PELITA Indonesia yang di bentuk oleh Tim pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi UI Depok untuk mengenalkan, memperthankan, dan mengembangkan kebudayaan, nilai-nilai luhur, serta kebinekaan bangsa Indonesia.
Komunitas ini ada sejak tahun 2013. Waktu itu hanya satu sekolah yang diikutsertakan, yakni SMAN 4 Depok. Di tahun 2015 ini komunitas PELITA Indonesia dalam acara seminar “Memantapkan dan Memperluas Komunitas Pelajar Cinta Indonesia” dihadiri 17 sekolah SMA dan SMK sekota Depok baik negeri maupun swasta, masing-masing sekolah mengutus 9-12 siswa serta 2 guru.
Acara yang diselenggarakan di Fakultas Psikologi UI pada tanggal 8, 15, dan 22 Agustus berlangsung dengan meriah karena antusias para siswa dan guru tentang kecintaan mereka terhadap Indonesia.
Dihari pertama, peserta yang telah dibentuk kelompok dari berbagai sekolah diminta untuk menuliskan hal positif yang ada pada diri sendiri, kelebihan/keunggulan sekolah, dan kelebihan/keunggulan yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan agar peserta mampu menghargai apa yang dimiliki. “Semua dilihat dari sisi postifnya.” Tegas Ibu Amarina Ariyanto atau biasa disapa Mbak Ade selaku ketua PELITA Indonesia. Hasil diskusi kelompok tersebut dipresentasikan di hadapan semua peserta.
[caption caption="Doc. Pribadi"]
Dihari kedua peserta diminta untuk membuat impian diri, impian untuk pelita, dan impian untuk Indonesia. Jika kita menginginkan kesuksesan hendaknya membangun impian terlebih dahulu agar kita mampu melakukan hal-hal yang tepat untuk mewujudkan impian itu. Impian memang harus dituliskan agar tetap diingat sehingga dia bisa menjadi kompas. Dan inilah cara merancang impian menjadi kenyataan. Walau Indonesia memang sudah seperti ini keadaannya, sebagai generasi muda yang suatu saat nanti akan memimpin bangsa ini tetap harus membuat impian untuk Indonesia 3, 5, 10, 20 atau 100 tahun yang akan datang. Karena mereka masih, tetap, dan terus cinta Indonesia.
"Doc. Pribadi"