Mohon tunggu...
Mariatul Kiptia
Mariatul Kiptia Mohon Tunggu... Human Resources - Writer, Public Speaker, Education Consultant

Hellođź‘‹ I'm Maria, currently active in the field of literacy and youth empowerment. Experienced in education, project management, and laboratory analysis. I'm a person who likes challenges, and always learning to be the best version of myself.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Buku "Islam dan Sekularisme" Karya Naquib Al-Attas

6 Februari 2020   09:22 Diperbarui: 6 Februari 2020   09:23 2491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IDENTITAS BUKU

  • Judul                   :           Islam dan Sekularisme
  • Pengarang       :           Syed Muhammad Al- Naquib Al-Attas
  • Tebal Buku      :           280 Halaman
  • Penerbit           :           Penerbit Pustaka, Bandung
  • Cetakan            :           Ke I
  • Tahun Terbit  :           1401 H/1981 M

ISI BUKU

Latar Belakang Kristen Barat Masa Kini

Bab ini menceritakan tentang bagaimana Dunia Kristen dan Dunia Barat tengah melewati krisis gawat sebagai akibat dari pengalaman, pemahaman, dan penafsiran mengenai kehidupan dalam peradaban kota seperti tercermin dalam kecenderungan neo-modernis dalam pemikiran yang timbul diantara orang kristen itu sendiri, serta para cendikiawan, filsuf, theolog, filsuf, penyair dan pengarang serta wakil-wakil kebudayaan dan peradaban barat. Dalam kristen tradisonal, proses sekularisasi terjadi dan menyebar secara cepat bagaikan wabah dengan menyebarnya desas-desus bahwa Tuhan telah mati dan kristen telah mati.

Para Theolog yang membiarkan dan seolah menerima kristen tradisional yang seperti itu, bahkan ikut berubah terbawa arus dan menyiapkan dasar pondasi untuk versi kristen baru. Pada bab ini dijelaskan bahwa ketika arus modern mulai masuk, para theolog dibingungkan dengan masalah mengenai penggambaran tuhan sebagai pribadi suprarasional. Hingga saat ini, karena konsep tuhan mereka bersifat problematik, maka mereka berniat mengesampingkan dan menyerahkan kepada sejarah untuk menciptakan nama baru yang lebih relevan dan cukup untuk menunjuk pada realitas terakhir yang mereka percayai.

Sekular -- Sekularisasi -- Sekularisme

Pada Bab ini, fokus membahas pengertian, perbedaan dan pemahaman tentang apa itu Sekular, Sekularisasi, dan Sekularisme. Istilah Sekular dari kata lain Seculum, memiliki arti dengan dua konotasi yakni waktu dan lokasi, waktu menunjuk pada pengertian 'sekarang' atau 'kini' dan lokasi menunjuk pada pengertian 'dunia' yang berarti adalah menunjuk pada kondisi dunia pada waktu, periode, zaman tertentu saat ini.

Sekularisasi didefinisikan sebagai pembebasan manusia "Pertama-tama dari agama dan kemudian dari metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya", hal ini berarti terlepasnya dunia dari pengertian-pengertian religius dan religius-semu, terhalaunya semua pandangan-pandangan dunia tertutup, terpatahkan semua mitos supranatural dan lambang-lambang suci. Komponen-komponen dalam sekularisasi adalah : penidak-keramatan alam, desakralisasi politik (penghapusan legitimasi sakral kekuasaan politik), dan dekonsekrasi nilai-nilai (pemberian makna sementara dan relatif terhadap karya-karya budaya termasuk agama).

Sekularisme menunjuk pada pada suatu Ideologi. Ia sama dengan Sekularisasi yang menidak-keramatkan dalam dan mendesakralisasikan politik, namun Sekularisme tidak mendekonsekrasikan nilai, sehingga letak perbedaannya adalah, Sekularisme tidak seperti Sekularisasi yang menisbikan smeua nilai, karena ia membentuk nilainya sendiri.

Islam : Konsep Agama serta Dasar Etika Moralitas

Dalam Bab ini dijelaskan tentang Konsep Agama yang merupakan sebuah ketundukan, kepatuhan, dan rasa butuhnya seorang manusia terhadap Tuhan. Dan Islam merupakan Agama yang menjawab bagaimana seharusnya konsep Agama itu, dalam Islam juga terdapat dasar Etika dan Moralitas yang benar dan tepat, yaitu melalui keteladanan Nabi Muhhamad. 

Etika moralitas dalam kehidupan masyarakat dalam Islam tercermin dari adanya Ukhuwah Islamiyyah yang terbangun berdasarkan frekuensi yang sama berupa ketundukan yang sama (Iman), maka moral yang baik akan terasah dari hubungan manusia dengan manusia lain melalui ukhuwah atas dasar iman yang sama.

Dilema Muslim

Dalam Bab ini dijelaskan bagaimana seharusnya seorang muslim memecahkan sebuah dilema atau permasalahan, yakni dengan mempelajari sebabnya. Salah satu definisi pengetahuan adalah untuk mengetahui sebab kehadiran sesuatu, karena pengetahuan mengenai sebab itu membawa pada pengetahuan tentang sifat dari sesuatu yang disebabkan. Adapun dilema muslim itu sendiri saat ini adalah :

Kebingungan dan kekeliruan dalam pengetahuan yang menyebabkan keadaan terhadap :

Hilangnya adab dalam ummat. Keadaan yang timbul dari (1) dan (2) adalah :

Timbulnya pemimpin-pemimpin yang tidak cakap untuk kepemimpinan yang sah bagi umat muslimin, yang tidak memiliki standar-standar moral, intelektual dan spiritual yang tinggi yang disyaratkan untuk kepemimpinan Islam.

Sebab-sebab dilema diatas saling berhubungan satu sama lain, namun sebab yang paling utama adalah kekliruan dan kebingungan dalam pengetahuan.

Dewesternisasi Pengetahuan

Bab terakhir dalam buku ini menjelaskan tentang Westernisasi Pengetahuan, maksudnya adalah upaya-upaya umat Islam dalam mencari Ilmu pengetahuan telah banyak dipengaruhi oleh peradaban barat sehingga pemahaman yang ditemukan oleh para pencari ilmu pengetahuan tidaklah utuh dan banyak bertolak belakang dengan prinsip-prinsip Islam, seperti kebenaran-kebenaran Agama yang fundamental dianggap sebagai teori belaka, atau sama sekali dikesampingkan sebagai angan-angan yang sia-sia. Nilai-nilai mutlak disangkal, sedangkan nilai-nilai nisbi dikuatkan.

Kepercayaan akan cukupnya nalar manusia sebagai penuntun manusia dalam hidup, keyakinan akan berlakunya pandangan dualistis mengenai realitas dan kebenaran, penekanan sisi fana realitas kehidupan yang mencerminkan pendangan Dunia yang bersifat sekular, penganutan ajaran Humanisme, drama dan tragedi sebagai realitas universal di dalam kehidupan spiritual, semua hal ini adalah substansi dan watak kebudayaan dan peradaban barat.

ANALISIS ISI BUKU

Relevansi isi buku dengan konteks sekarang

Buku "Islam dan Sekularisme" memiliki relevansi dengan apa yang terjadi pada umat Islam masa kini, di mana ketika menjalani hidup umat Islam cenderung memisahkan aspek-aspek kehidupan tersebut dari Islam. 

Sebut saja dalam dunia politik, momentum di mana paling banyak terjadi pemisahan agama dari aspek politik, dengan dalih Hak Asasi, rasionalitas, dan lain sebagainya yang digunakan oleh para politikus sekular. 

Juga pada kehidupan sosial, dengan dalih musyawarah, kesejahteraan finansial (menghalalkan riba) dengan mudahnya menghilangkan Islam di dalamnya. Sekularisme juga terjadi di Dunia pendidikan, sebagai contoh saya pribadi ketika masih duduk di Bangku sekolah, terdapat guru yang melarang siswanya untuk sholat dengan dalih karena tujuan utama ke sekolah adalah untuk belajar, jadi sholatnya nanti saja. 

Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang menunjukkan betapa Agama Islam telah dipisahkan bahkan dihilangkan dari berbagai aspek kehidupan manusia. Padahal seharusnya tidak demikian. 

Petunjuk, solusi, jalan keluar dari segala permaslahan kehidupan yang ada sejatinya adlah Islam itu sendiri (yang selama ini dihilangkan oleh para manusia sekular), Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal, yang di dalamnya telah dengan lengkap menjabarkan bagaimana seharusnya hidup dijalankan, bukan malah Islam tersebut dipisahkan terlebih dihilangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun