A. Teori Konsinyasi.
Konsinyasi adalah tindakan memberikan suatu barang kepada pihak lain untuk dijual kepada pembeli yang belum dipastikan keberadaannya. Lokasi penjualan dilakukan dengan metode penjualan berbentuk lelang melalui pasar bebas atau bursa dagang. Konsinyasi umumnya dilakukan agar pihak penjual dapat melakukan pengendalian, penyimpanan, maupun perawatan terhadap barang, hingga barang tersebut dapat terjual. Konsinyasi dilakukan setelah ada perjanjian antara dua pihak, yakni pemilik barang dan pemegang barang. Konsinyasi biasanya dilakukan untuk keperluan pengapalan barang, penempatan barang di pelelangan, atau agar barang tersebut dapat dipajang di toko milik komisioner. Pada konsinyasi, barang sengaja dikirim ke komisioner, agar komisioner dapat membantu menjual barang milik pengamanat. Komisioner menjual barang tersebut atas nama pengamanat dan berdasarkan arahan dari pengamanat.
Contoh dari barang konsinyasi dalam kehidupan nyata diantaranya :
- Produsen baju kemeja menitipkan produk nya kepada toko pakaian.
- Para agen sepatu, baju dan aksesoris menitipkan produknya ke pusat pebelanjaan seperti Matahari.
- Penjual kue donat menitipkan kue nya kepada pedagang kue di pasar.
B. Keuntungan dan Kerugian Transaksi Konsinyasi
Keuntungan Konsinyasi Bagi Konsinyor:
1. Pengurangan Biaya Penyimpanan: Barang disimpan oleh Konsinyasi, mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan.
2. Ekspansi Pasar: Memungkinkan pemilik barang menjangkau pasar baru tanpa membuka toko sendiri.
3. Risiko Rendah: Konsinyor hanya membayar komisi jika barang terjual, sehingga mengurangi risiko kerugian finansial.
Keuntungan Konsinyasi Bagi Konsinyasi:
1. Tanpa Modal Awal: Tidak perlu membeli barang terlebih dahulu, sehingga mengurangi risiko keuangan.
2. Diversifikasi Produk: Dapat menawarkan berbagai produk tanpa investasi awal.
3. Pendapatan Komisi: Menghasilkan pendapatan melalui komisi penjualan tanpa harus memiliki barang.
Kerugian Konsinyasi Bagi Konsinyor:
1. Risiko Barang Tidak Terjual: Barang mungkin tidak terjual dan harus ditarik kembali.
2. Pengendalian yang Terbatas: Kurang kontrol atas cara penyimpanan dan penjualan barang.
3. Potensi Penanganan Buruk: Risiko barang ditangani tidak sesuai oleh Konsinyasi.
Kerugian Konsinyasi Bagi Konsinyasi:
1. Tanggung Jawab Penyimpanan: Harus menyimpan dan merawat barang hingga terjual.
2. Pengaturan Pengembalian: Harus mengelola barang yang tidak terjual dan mengatur pengembaliannya.
3. Margin Keuntungan Lebih Rendah: Komisi penjualan mungkin lebih rendah dibandingkan keuntungan menjual barang milik sendiri.
C. Jurnal Dalam Transaksi Konsinyasi.
Terdapat beberapa Jurnal pada transaksi konsinyasi:
- Jurnal Konsinyasi dari sisi penerima barang.
1. Saat Penerimaan Barang
Tidak adanya jurnal akuntansi saat penerimaan barang dikarenakan barang tersebut tidak menjadi barang persediaan tetapi barang titipan, namun jika ingin mencatat bisa menggunakan buku terpisah.
2. Jurnal penyerahan uang muka kepada pengirim
Secara Tunai :
Pengirim (Dr) XXX
Kas pada bank (Cr) XXX
Secara Kredit :
Pengirim (Dr) XXX
Hutang Tagihan (Cr) XXX
3. Jurnal pada saat melakukan pembayaran untuk biaya terkait konsinyasi
Pengirim (Dr) XXX
Kas pada bank (Cr) XXX
4. Jurnal pada saat penjualan barang
Secara Tunai :
Kas pada bank (Dr) XXX
Pengirim (Cr) XXX
Secara Kredit :
Piutang (Dr) XXX
Pengirim (Cr) XXX
5. Junal untuk mencatat pendapatan komisi
Pengirim [Dr] XXX
Komisi pendapatan [Cr] XXX
6. Jurnal untuk menutup akun komisi yang diterima ke akun untung dan rugi
Laba dan rugi [Dr] XXX
Komisi yang diterima [A/C] XXX
- Jurnal Konsinyansi untuk Penyedia Barang
1. Jurnal pada saat pengirim mengirimkan barang kepada penerima barang
Konsinyasi [Dr] XXX
Barang dikirim dengan konsinyasi [Cr] XXX
2. Jurnal ketika pengirim mengeluarkan biaya terkait konsinyasi