Gemerisik daun tersapu angin; menyeruakkan aroma rindang pepohonan
Memberi gambaran ketika engkau datang saat pagi menjulang di angkasa
Seketika engkau tertawa manja; menatapku yang menggelantung diantara daundaun cemara
Lalu mengajakku bercengkrama dengan aksaraaksara penuh makna
*
Aku hanya embun, yang ingin menatapmu meski terkadang aku hilang
Aku embun yang ingin menyegarkanmu, memberimu kenangan
sebelum matahari meleburkanku bersama siang
agar engkau selalu menunggu pagi, dan menyapaku kembali dengan senyuman
*
Namun...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!