Mohon tunggu...
Ujiani
Ujiani Mohon Tunggu... Lainnya - Hari ini harus lebih baik dari hari kamrin

Man yasro yahzud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Membentuk Kepribadian dan Meningkatkan Mutu Siswa

11 Mei 2022   17:56 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:00 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan 

Pendidikan merupakan interaksi sosial manusia dalam proses pengembangan manusia seutuhnya dan proses tersebut dilakukan secara terus menerus yang senantiasa berkembang untuk meningkatkan mutu dan kepribadian manusia itu sendiri. Pendidikan menjadi sangat penting untuk membangun dan mengembangkan kualitas warganegara dan bangsa dalam kehidupan masa kini dan yang akan datang. Membentuk manusia menjadi pribadi yang memiliki karakter akhlak yang mulia menjadikan aspek tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Kompleksitas permasalahan karakter atau moralitas sudah menjadi pemikiran serta keprihatian oleh khalayak umum. Krisis karakter atau moralitas ditandai dengan adanya perilaku negatif seperti meningkatknya kejahatan tindak kekerasan, penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlarang, pornografi, serta pergaulan bebas yang sudah menjadi patologi masyarakat. Ironisnya, perhatian yang diberikan oleh pemerintah dalam dunia pendidikan nasional terhadap pendidikan moral masih kurang maksimal. Kurang maksimalnya pendidikan moral disebabkan karena proses pembelajaran selama ini lebih menekankan pada pengembangan IQ (Intellectual quotient) ketimbang EQ (Emotional quotient) dan SQ (Spiritual quotient).

Adanya hakikat dalam berperilaku dalam pendidikan karakter terdapat proses bimbingan peserta didik agar menjadikan adanya perubahan perilaku, perubahan sikap, perubahan budaya yang dapat mewujudkan komunitas yang beradab (Aushop, 2014: 7). Pendidikan bukan hanya untuk proses mencerdaskan peserta didik, akan tetapi pendi

dikan harus memiliki tujuan untuk menciptakan peserta didik yang bermoral. Hal tersebut menjadikan bahwa pendidikan karakter perlu untuk membentuk kepribadian serta meningkatkan mutu peserta didik. 

Pembahasan 

Karakter sendiri merupakan cara berpikir dan berperilaku dalam suatu individu yang memiliki akhlak baik dengan adanya nilai-nilai benar salah dan nilai baik buruk, sehingga karakter yang muncul akan menjadi suatu kebiasaan yang termanifestasi dalam sikap dan perilaku untuk selalu melakukan hal baik secara terus menerus. Karakter individu akan berkembang dengan baik apabila mendapat penguatan yang tepat berupa pendidikan yang didalamnya terdapat adanya pendidikan karakter untuk peserta didik dalam membentuk kepribadian yang baik serta akhlak yang baik.

Pendidikan karakter di dunia pendidikan mempunyai faktor nilai-nilai yang dikembangkan yakni agama, Pancasila, tujuan pendidikan nasional, dan budaya. Pertama, faktor agama masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Faktor agama tersebut menjadikan bahwa setiap kehidupan di masyarakat selalu didasari ajaran agama. Kedua, Pancasila Negara Republik Indonesia memiliki nilai-nilai Pancasila yang kuat yang menjadikan nilai-nilai Pancasila tersebut dapat mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni yang diatur dalam pasal UUD 1945. Ketiga, Budaya artinya semua manusia yang hidup bermasyarakat yang pasti didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat. Nilai budaya dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti komunikasi antar anggota masyarakat. Keempat, Tujuan pendidikan nasional merupakan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. 

Sebelum adanya pandemi COVID 19 dunia pendidikan sering kali menjadi sorotan terkait dengan karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik yang menjadikan dunia pendidikan di Indonesia seringkali dianggap gagal dalam mendidik generasi muda bangsa Indonesia menjadi pribadi yang memiliki akhlak mulia, berkarakter, atau bermoral. Banyak problem yang dialami didunia pendidikan yang menjadikan nilai moral merosot, adanya kasus penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas, bullying, dan berbagai tindak kekerasan lain. Menjadikan pemerintah memberikan penuh terhadap dunia pendidikan tetapi perhatian yang diberikan pemerintah terhadap pendidikan moral saat ini masih kurang. 

Karakter tidak hanya terbatas pada pengetahuan saja, seseorang yang memiliki pengetahuan cukup luas bahkan bisa dibilang pintar belum tentu juga memiliki karakter yang baik. Karakter yang membentuk didalam diri seorang individu berasal dari dalam hati nurani itu sendiri. Karakter buruk yang seringkali sudah menjadi kebiasaan akan bisa dirubah ketika individu tersebut perlahan dibentuk dan dibekali berbagai tindakan maupun perilaku yang baik di lingkungan sekitar termasuk lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah yang sehat dapat membantu penciptaan karakter dari peserta didik dalam membantu pola perkembangan etika siswa, tanggungjawab yang dijalankan, serta pengajaran karakter yang diterapkan melalui nilai-nilai universal yang diajarkan oleh bapak atau ibu guru. Pendidikan karakter yang memiliki tujuan dalam penanaman nilai diri siswa dan pembauran tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan dalam setiap individu.

Pendidikan karakter dapat diterapkan dalam jenjang pendidikan dasar terlebih dahulu seperti Sekolah Dasar (SD) yang menjadikan pembentukan karakter siswa lebih mudah terbentuk. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pola perkembangan etika serta moral peserta didik, pada jenjang Sekolah Dasar (SD) memiliki porsi dalam memberikan pendidikan karakter sebanyak 60 persen dibanding dengan jenjang pendidikan yang lainnya. Hal ini agar mudah diajarkan dan melekat oleh anak-anak hingga kelak naik ke jenjang pendidikan selanjutnya dan sampai dewasa nanti. Pemberian pendidikan karakter pada Sekolah Dasar terlebih dahulu juga dapat meningkatkan mutu bagi peserta didik agar mereka dapat mengerti hal yang baik untuk dilakukan dan hal yang tidak baik untuk dilakukan.

Tidak hanya itu peran orang terdekat atau keluarga dan lingkungannya pun berpengaruh dalam pembentukan karakter setiap anak. Anak yang berada pada lingkungan positif akan senantiasa memiliki perilaku yang positif sebaliknya, anak yang terbiasa dengan pola perilaku dilingkungan yang negatif maka hal tersebut akan membawanya ke dalam lingkaran atau perbuatan yang negatif. Hal tersebut perlu dilakukan adanya penekanan bagi pihak sekolah dalam penerapan pendidikan karakter yang baik untuk dapat merubah pola perilaku anak sekolah yang mungkin kurangnya perhatian dari orang sekitar dan penerapan perilaku yang tidak baik dilingkungan sekitar dirubah menjadi lebih baik lagi dilingkungan sekolahnya, supaya perilaku yang tercermin ke dalam anak-anak dapat melekat dalam diri peserta didik.

Untuk bisa menerapkan adanya pendidikan karakter yang sesuai pemerintah perlu adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam hal upaya peningkatan kualitas karakter dan mutu yang dimiliki dalam setiap peserta didik dengan memberikan berbagai cara atau upaya yang dapat dilakukan guru sebagai bekal untuk mengajarkan peserta didiknya agar menjadi siswa yang berprestasi, berkarakter, dan bermutu. Penerapan yang dilakukan bisa dengan yakni :

Mengganti metode pembelajaran yang sesuai, metode pembelajaran yang sesuai bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang disenangi oleh peserta didik tetapi menggunakan cara yang sederhana tetapi dapat diserap, seperti menyanyi sambil menghafal nama-nama rumus dalam mata pelajaran matematika. Hal tersebut bisa menjadikan kelas aktif dan hidup karena tidak hanya guru saja yang menjelaskan atau ceramah tetapi anak-anak juga bisa aktif terkait dengan pembelajaran yang bisa mereka rasakan dan menyenangkan.

Tidak memberatkan peserta didik pada nilai-nilai kognitif tetapi lebih juga mengedepankan nilai-nilai afektif agar karakter peserta didik tidak tergerus dan mengabaikan pola perilaku yang baik.

Memberikan pembelajaran bagi peserta didik agar tidak hanya menghafal saja tetapi bisa memahami, seperti misalnya seorang guru memberikan pembelajaran dalam sebuah gambar sederhana gambar tersebut bisa dipahami oleh peserta didik apa yang ada digambar tersebut untuk kemudian bisa dijelaskan secara singkat dan sederhana.

Membentengi peserta didik dari pengaruh budaya asing yang kian marak dan dapat menghancurkan benteng moral dan agama para generasi muda. Hal tersebut pihak sekolah dapat mengawasi peserta didik dan memfilter adanya budaya asing yang sudah banyak masuk di Indonesia untuk memberikan edukasi yang baik bagi peserta didik agar budaya atau moral di Indonesia ini sendiri tidak bercampur atau mendominasi bahkan menghilangkan budaya asli Indonesia.

Tidak hanya Sekolah Dasar saja yang dikatakan 60 persen dilakukan untuk membentuk suatu kepribadian bagi peserta didik agar dapat melekat nantinya dimasa sekarang dan yang akan datang. Tetapi jenjang pendidikan lain SMP, SMA/SMK, maupun tingkat perguruan tinggi sangat perlu diterapkan dalam penerapan pendidikan karakter dalam meningkatkan mutu siswa. Berbeda dengan penerapan yang dilakukan di jenjang pendidikan Sekolah Dasar. 

Pada tingkat yang lebih tinggi mungkin hanya 20 persen di setiap jenjang pendidikannya sebab peserta didik sudah menjadi usia remaja dan kemudian menuju ke dewasa. Dalam usia tersebut siswa seharusnya sudah lebih paham antara yang baik dan yang buruk. Hanya saja pemerintah dan pihak sekolah juga tetap memperhatikan mereka yang sedang berada di usia remaja yang biasanya banyak adanya kenakalan remaja yang sedang meningkat seperti, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas dan lainnya. 

Adanya pendidikan karakter yang perlu diterapkan dalam peserta didik diatas Sekolah Dasar (SD) bisa dilakukan tahap pembentukan karakter yaitu : 

Moral Knowing, Memberikan pemahaman yang baik pada peserta didik tentang arti kebaikan dan mengapa harus berperilaku baik.

Moral Feeling, Membangun kecintaan yang baik dalam berperilaku pada anak yang menjadi sumber energi baik.

Moral Action, Bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Moral yang baik harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior.

Dengan hal ini, penerapan pendidikan karakter dalam proses pembentukan kepribadian dan mutu siswa dapat menjadi suatu kebiasaan yang baik pada peserta didik agar dapat bisa merubah pola perilaku peserta didik dan membentengi peserta didik agar tidak melakukan atau berbuat yang tidak baik atau negatif.

Kesimpulan

Dalam setiap manusia pasti memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadikan seseorang perlu adanya penerapan pendidikan karakter dan mutu yang baik agar dimasa yang akan datang bisa menjadi pribadi yang baik dan memiliki etika yang baik pula. Pendidikan karakter diterapkan pada semua jenjang pendidikan yang diharapkan dapat merubah pola perilaku peserta didik menjadi lebih paham dan mengerti akan perilaku yang baik itu bagaimana. 

Pendidikan karakter memiliki penerapan untuk meningkatkan sistem pembelajaran agar peserta didik dapat lebih mudah memahami dan mengerti. Dalam membentuk karakter seseorang perlu adanya kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan sehingga proses yang telah dijalani secara keseluruhan dapat terserap oleh peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai dan keutamaan moral. 

Selain pemerintah, kepala sekolah, dan guru yang penting dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah, keluarga juga penting dalam penerapan pendidikan karakter di rumah. Keluarga merupakan pendidikan karakter utama yang peserta didik jalani didalam keluarga yang baik akan melahirkan anak yang baik dan perilaku yang baik pula. Semua itu akan berhasil dilakukan dan harapan yang diinginkan akan tercapai jika semua pihak dapat bekerjasama dalam membentuk kepribadian karakter dan mutu anak-anak agar menjadi anak yang berkualitas yang tidak hanya mencakup aspek intelegensi saja, namun juga emosional dan spiritualitasnya.

Daftar Pustaka

Bint, M. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 1.

Chairiyah. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. 42-51.

Muhammad, R. A. (2014). Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter. 28-37.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun