Jauh tak terbilang jarak, temaram gilang-gemilang.
Jauh dipikirkan, kita diam membatu.
Sukar dibayang, terjebak dalam syak nan riak.
Pindar berguguran dan mengitari, ucap doa pinta temu seorang yang merindu.
Dirapatkannya telapak tangan.
Kita lagi melamun.
Adu bertanya, riak-riak pikiran dibuat cemar.
Kelap-kelip, bertandang ketuk cahaya ke bumi.
Langit begitu gemar ku pandangi, indahnya ku heran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!