Sore dirundung gelap.
Aku melamuni diam.
Kita begitu lunak, diam melamuni langit-langit
Angin mudah bertiup hilir bergilir.
Kita jatuh melamun.
Diam-diam memikirkan, bagaimana detak berubah detik.
Sementara esok biasa saja jika ini tak kita pikirkan.
Dalam diam kita begitu mengagumi namun.
Langit berdentum, tanda langit bertuankan ruang.
Tangan kita tak cukup merentang menggapai.
Jemari kita kerap menangkap pindar jauh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!