Don't sit down and wait for opportunity to come, Get up and make them -- Madam CJ Walker
Namanya Siswanto, tapi ia lebih dikenal tetangganya sebagai Siboen. Warga desa Kasegeran, Banyumas, ini hanyalah lulusan Sekolah Dasar dan bekerja sebagai montir sepeda motor.Â
Siapa sangka, penghasilan bulananannya mencapai 50 juta rupiah. Bahkan ia pernah meraup pundi-pundi rupiah hingga tembus 150 juta dalam sebulan. Kok bisa?
Siboen memang seorang montir, tapi penghasilan utamanya diperoleh sebagai Youtuber. Dari channel youtube miliknyalah ia bisa mengumpulkan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
 Awalnya konten yang disajikannya tak jauh dari urusan perbengkelan, tips perbengkelan dan perawatan sepeda motor. Kini, ia banyak membuat konten yang lebih beragam. Setiap videonya rata-rata ditonton oleh puluhan ribu viewers.
Bermula dari permintaan tetangganya untuk memperbaiki aki sepeda motor jenis baru yang tak ia kuasai, Siboen disarankan tetangganya untuk menonton tutorialnya di channel youtube. Dari sini ia terinspirasi untuk membuat konten sejenis, tips perbengkelan motor. Ia meyakini banyak orang awam yang butuh tips praktis perawatan sepeda motor.
Daya tarik konten Siboen terletak pada kesederhanaan kontennya. Coba deh simak sendiri konten video di channelnya. Tutorialnya disampaikan dengan bahasa yang ringan, jauh dari kesan teknis mekanik yang mungkin tidak banyak orang yang memahami.Â
Teknik pengambilan gambarnya pun simpel-simpel saja. Itulah mengapa kontennya banyak ditonton orang. Bahkan saya pun yang sangat awam soal mesin bisa mengerti penjelasan di videonya. Â
Dulu ketika awal-awal ngonten pada tahun 2017, Siboen banyak mengandalkan wifi dari kantor Desa. Tak hanya untuk mengunggah konten, tapi juga untuk belajar Teknik membuat video.
 Semua dipelajari secara otodidak lewat tutorial di youtube dengan koneksi wifi gratisan. Kini, dengan penghasilan puluhan juta per bulannya, ia memasang saluran internet sendiri di rumahnya. Ia bahkan menularkan kesuksesannya pada masyarakat sekitar untuk menjadi youtuber sepertinya.
Tiga ratus kilometer dari tempat tinggal Siboen, seorang pemilik restoran sate maranggi di Purwakarta kebingungan ketika diminta saudaranya untuk mengirim sate maranggi ke kota Medan.Â
Ia berpikir keras bagaimana caranya mengirim sate maranggi agar bisa sampai ke luar pulau tanpa basi. Ia butuh packaging yang mampu mengawetkan cita rasa sate maranggi tersebut dalam beberapa hari demi mengantisipasi waktu pengiriman yang lama.
Berbekal pencarian informasi di internet, ia menemukan cara bagaimana mengemas produk makanan jadi yang tahan lama berhari-hari tanpa basi. Selain menemukan informasi soal pengepakan, ia juga mendapat info soal bagaimana membuat makanan olahan beku. Dua hal ini jadi kunci pengiriman makanan jadi yang awet sampai di tujuan.
Setelah sukses mengirim sate ke Medan tanpa komplainan, bu Rina, si empu pemilik restoran sate maranggi, terinspirasi untuk melayani pengiriman produknya ke seluruh Indonesia. ia tahu ada banyak orang yang menggandrungi kuliner khas Purwakarta ini yang tinggal di luar kota Purwakarta. Ia ingin berekspansi usahanya tanpa harus membuka cabang di daerah lain.
Bu Rina sadar jaman telah berubah. Internet telah merevolusi proses bisnis konvensional. Kini, restoran tak perlu hadir secara fisik, tapi bisa secara virtual. Ia bisa menjangkau banyak daerah tanpa batas dengan biaya lebih murah. Biaya pasang sambungan internet untuk menunjang bisnis online jauh lebih murah dibanding membuka gerai fisik di kota lain.
Berbekal keuleteannya mengikuti pelatihan-pelatihan, ia memulai perjalanan bisnis onlinenya. Samarina, merek dagang sate maranggi andalan bu Rina, saat ini hadir dalam berbagai platform online. Selain membuat website, ia juga memiliki akun di beberapa marketplace. Selepas membuka bisnis daring selama kurang lebih dua tahun, Katanya omset dari toko daring bahkan lebih besar dari penjualan langsung di restonya. Wow! Â Â
---
Siboen dan Rina adalah dua dari sekian juta orang yang berhasil meraih manfaat internet untuk hidupnya.  Meskipun beda cara, namun mereka punya satu kesamaan. Kejelian membaca peluang dari semakin maraknya pengguna internet bisa jadi kunci kesuksesannya. Mereka berhasil membuat netizen melirik  'produk' mereka.
Hari ini kita memang makin tergantung pada internet. Internet terbukti banyak memberikan manfaat dalam berbagai aspek kehidupan. Tak hanya soal bisnis, internet penting bagi pendidikan, parenting, Â Kreatifitas sampai urusan kesehatan.
Katadata menyebut awal tahun 2022 ini ada sekitar 204 juta pengguna internet di Indonesia. Sedangkan kompas melansir kebutuhan internet setiap orang semakin meningkat setiap tahunnya.Â
Rata-rata kebutuhan internet orang Indonesia sekitar 14,4 GB/bulan dengan durasi pemakaian harian sekitar 8 jam 21 menit. Bayangkan, sepertiga hari orang Indonesia dipakai untuk internetan. Lebih detail lagi, ternyata rata-rata warga +62 tuh bermedia sosial setiap harinya sekitar 3 jam.
Ketergantungan orang pada internet semakin berasa saat pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu. Ketika aktivitas di dunia nyata dibatasi, orang beralih beraktifitas di dunia maya. Saya termasuk salah satunya.
Sebelum pandemi, saya tak terlalu bergantung pada internet. Kebutuhan kuota bulanan tak lebih dari hitungan satu sampai tiga gigabite. Itu pun untuk keperluan komunikasi dan data di handphone saja. Sementara urusan kerjaan, banyak menggunakan koneksi internet di kantor.
Namun ceritanya berbeda saat pandemi terjadi. Kebijakan Pemerintah yang membatasi mobilitas masyarakat demi menanggulangi penyebaran virus, memaksa saya lebih banyak menghabiskan waktu  dirumah. Saya harus work from home, begitu pula anak saya harus belajar jarak jauh dari rumah. Otomatis semua urusan harus dikerjakan di rumah.
Tetiba kebutuhan internet membengkak. Karena itu kami harus berlangganan internet di rumah yang bisa mengakomodir kebutuhan gadget semua pengguni rumah. setelah melakukan riset sederhana bertanya kepada rekan dan kolega, pilihan jatuh pada IndiHome.Â
Alasannya sederhana saja, produk Telkom Indonesia ini terkenal punya kualitas internet yang cepat dan stabil. Ini karena IndiHome menggunakan jaringan kabel serat optik yang mampu mentransfer data hingga 100 mbps. Selain itu jaringannya sudah menjangkau banyak daerah, sehingga mudah untuk registrasi dan pemasangannya.
Karena punya banyak waktu di rumah, saya dan istri kepikiran untuk mencoba sesuatu yang baru. Salah satunya keinginan untuk menjadi kontent kreator. Siapa tahu kami bisa menjadi seperti Siboen dan Bu Rina yang kecipratan berkah Manfaat Internet. Kami mencoba jadi reviewer hotel di instagram.Â
Pilihan ini didasari alasan karena kami memang senang liburan dan kerap menginap di hotel yang berbeda-beda. Stok dokumentasi selama menginap di hotel lumayan banyak.Â
Kenapa gak disebarkan saja buat khalayak dunia maya? Hitung-hitung ngasih info soal properti terbaik buat staycation. Apalagi selama pandemi, trend orang untuk staycation semakin meningkat akibat mobilitas di tempat rekreasi masih dibatasi.
Kisah Siboen, Bu Rina dan orang-orang yang sukses memanfaatkan internet jadi inspirasi kami. Kalau mereka bisa, pasti kami juga bisa. Berdasarkan pengamatan saya terhadap pola sukses mereka, setidaknya kalau ingin berhasil bekarya di dunia digital, kita harus punya 3 K. Kompeten, konsisten dan tentu saya kuota internet yang stabil dan berlimpah. Hehehe...
Perjalanan dimulai dengan membuat akun Instagram @koperpacker, sebuah akun yang dikhususkan sebagai akun yang mereview hotel yang asyik buat staycation keluarga. Kami menyasar follower keluarga muda yang baru punya anak kecil.Â
Perlahan kami mulai mengunggah secara rutin pengalaman-pengalaman menginap kami di berbagai hotel demi mendapatkan follower yang banyak. Yup, konsistensi diperlukan untuk menunjukkan bahwa akun ini memang seriusan. Konsistensi posting juga diperlukan untuk menjaga semangat agar tetap menyala dalam membangun brand akun Instagram kami.
Tentu saja, tak mudah membangun brand akun reviewer dari nol. Agar bisa mencuri perhatian pengguna Instagram, selain konsisten nge-post, ternyata kualitas konten juga perlu diperhatikan. Soal Teknik foto dan video, caption yang menarik, bahkan strategi mengutak-atik algoritma Instagram menjadi hal yang harus banyak dikuasai. Disinilah kami perlu meningkatkan kompetensi kami biar postingan semakin ciamik.
Beruntung ada banyak kursus online yang ditawarkan di internet. Dengan biaya terjangkau, kami bisa mengikuti pelatihan-pelatihan teknis tersebut secara dari rumah. Kebanyakan pelatihan dilakukan dengan memanfaatkan platform tatap muka jarak jauh, Zoom.
Selama musim WFH, zoom menjadi platform paling popular untuk digunakan bertatap muka jarak jauh. Agar dapat terhubung dengan baik tanpa putus, kita perlu koneksi internet yang stabil. Ini bukan masalah bagi pengguna layanan internetnya Indonesia, IndiHome. Pengalaman kami selama ini sih tak pernah ada kendala selama kami nge-zoom di rumah.
Dengan dukungan koneksi IndiHome, perlahan perkembangan akun review hotel kami selama satu sampai dua tahun ini tumbuh mulus.Ssetiap hari ada saja yang follow akun kami. Demikian pula komen, like maupun views di postingan kami selalu tembus angka ratusan dan ribuan.Â
Kini beberapa jaringan hotel banyak yang mengajak kerjasama dengan kami untuk mereview properti mereka. Bonusnya, selain bisa  staycation gratis, ongkosnya pun ditanggung pihak hotel. Kadang dikasih honor juga sih, hehehe...
Selain itu, saya juga beberapa kali diajak untuk berbagi pengalaman menjadi konten kreator ini oleh beberapa instansi untuk menjadi narasumber pada seminar yang mereka selenggarakan. Pada titik ini saya merasa bahwa inspirasi itu menular, kemarin-ekmarin saya terinspirasi oleh Siboen dan kawan-kawan, kin bisa jadi pengalaman saya bisa jadi insiprasi peserta seminar dimana saya jadi narasumbernya. Iya gak sih?
Tentu kalau dihitung nominal yang didapat dari menjadi reviewer hotel belumlah sefantastis Siboen ataupun Samarina, akan tetapi apa yang kami raih sampai saat ini sungguh diluar ekspektasi. Itu saja sudah jadi bukti kalau internet bisa membawa perubahan dalam cerita hidup keluarga kecil kami.Â
Bagi saya, cuan gak melulu soal uang, tapi juga soal kesempatan untuk pengembangan diri dan meluaskan jaringan relasi. Dengan koneksi IndiHome, saya berhasil mewujudkannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H