Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Migrasi TV Digital: Mengusir Semut dari Layar Kaca

20 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 20 Agustus 2021   18:31 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersih, jernih dan canggih. Begitu klaim pemerintah dalam mengkampanyekan migrasi siaran televisi analog ke siaran televisi digital. Jaminan kualitas tayangan yang mumpuni menjadi keunggulan televisi digital. Apakah hanya itu keuntungannya? 

Setiap berkunjung ke rumah mertua, saya kerap jengkel apabila menonton televisi. Televisi di sana hanya dapat menayangkan sinyal dari dua stasiun televisi swasta, sisanya tak tertangkap. Itu pun kondisi gambarnya berbintik semut,  berbayang dan suaranya berbunyi kresek-kresek. Padahal televisinya sudah model terbaru, flat tv. Mertua juga sudah memasang antena luar yang lumayan tinggi. Antenanya sudah diputar sana putar sini, tetap saja gambarnya jelek.

Tangkapan layar TV di rumah mertua, hanya 2 siaran stasiun TV yang tertangkap dengan kondisi gambar penuh noise (sumber: dokumentasi pribadi)
Tangkapan layar TV di rumah mertua, hanya 2 siaran stasiun TV yang tertangkap dengan kondisi gambar penuh noise (sumber: dokumentasi pribadi)

Masalah yang dihadapi mertua saya adalah masalah klasik yang terjadi hampir di banyak daerah. Pertanyaannya, kok bisa kualitas gambar televisi tersebut penuh semut dan berbayang?  

Hal ini terjadi karena siaran televisi di Indonesia masih menggunakan sistem analog. Sinyal TV analog dipancarkan melalui sinyal radio yang terbagi format video (gelombang FM) dan audio (gelombang AM) yang sangat tergantung pada jarak dan kondisi geografis. Semakin jauh suatu daerah dari stasiun pemancar televisi, signal yang diterima semakin lemah. 

Solusi saat ini kalau mau bagus harus mengeluarkan biaya lebih. Berlangganan layanan televisi berbayar, menggunakan televisi satelit ataupun TV streaming internet. 

Jujur saja, saat ini saya berlangganan tv berbayar demi mendapatkan kualitas gambar yang bagus. Sinyal televisi di rumah saya kurang bagus sehingga kualitasnya tak berbeda dengan mertua kalau menggunakan antena televisi biasa.  Akan tetapi, berlangganan televisi berbayar juga ada kekurangannya. Terkadang dengan alasan hak siar, saya tak dapat menikmati acara tertentu yang disiarkan oleh suatu stasiun televisi. 

Demi gambar yang jernih, saya harus berlangganan TV berbayar (sumber: dokumentasi pribadi)
Demi gambar yang jernih, saya harus berlangganan TV berbayar (sumber: dokumentasi pribadi)

Kalau dihitung-hitung, sudah 60 tahun siaran televisi di Indonesia mengudara, tapi sampai sekarang masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati siaran televisi dengan gambar yang jernih. Padahal televisi masih menjadi andalan masyarakat sebagai sumber informasi maupun hiburan.  Survey tahun 2015 yang dilakukan Kementerian komunikasi dan informatika (Kemenkominfo) menyebut bahwa 86,7% rumah tangga Indonesia memiliki televisi, terbanyak dibanding perangkat TIK lainnya. Data ini diperkuat dengan survey AC Nielsen tahun 2017 yang menunjukan penetrasi televisi sebagai media utama masyarakat mencapai 96 persen. Kemudian, Survey IDN Research tahun 2019 menyebut bahwa 89 persen penduduk usia milenial di Indonesia memilih televisi sebagai media yang paling banyak dikonsumsi.

Televisi masih menjadi perangkat TIK terbanyak yang dimiliki masyarakat (Sumber: Kemenkominfo)
Televisi masih menjadi perangkat TIK terbanyak yang dimiliki masyarakat (Sumber: Kemenkominfo)

TV sebagai media informasi yang terbanyak dikonsumsi kaum milenial (sumber: katadata.co.id)
TV sebagai media informasi yang terbanyak dikonsumsi kaum milenial (sumber: katadata.co.id)

Sebagai perangkat utama media informasi masyarakat, peranan televisi terlihat saat pandemi. Indikator Politik Indonesia melansir bahwa televisi menjadi media utama masyarakat dalam mencari informasi covid-19. Demikian pula di awal pandemi, Kementerian Pendidikan sempat menjadikan televisi sebagai media pembelajaran bagi siswa yang belajar di rumah melalui konten-konten video pembelajarannya.

Ini sungguh kontradiktif. Pada satu sisi, televisi punya peranan yang penting sebagai media publik. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum dapat menjangkau sinyal televisi dengan kualitas yang memadai. 

Maka ketika Pemerintah akan melakukan migrasi sistem siaran televisi analog ke sistem digital, saya mengapresiasinya. Alasannya, ada banyak manfaat migrasi televisi digital ini bagi masyarakat.

   

Perbedaan TV Digital dengan Jenis Layanan TV lainnya (Sumber: twitter @siarandigital)
Perbedaan TV Digital dengan Jenis Layanan TV lainnya (Sumber: twitter @siarandigital)

Pertama, kualitas gambar dan suaranya lebih jernih. Tak ada noise penyebab gambar berbintik semut atau berbayang. Televisi digital merupakan siaran televisi yang menggunakan modulasi sinyal digital untuk menghasilkan audio, visual dan data ke dalam pesawat televisi dengan kualitas tinggi.  Sistem televisi digital menggunakan modulasi sinyal digital dan sistem kompresi yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath) yang membuat pancaran sinyal menjadi stabil, terpancar luas dan tidak menurun.

Kedua, semakin banyak konten yang disiarkan. Salah satu keunggulan Infrastruktur televisi digital adalah satu kanal bisa menampung 12 siaran, berbeda dengan sinyal analog dimana satu frekuensi hanya mampu menyiarkan satu program stasiun televisi. Karenanya, ini dapat membuka peluang hadirnya stasiun televisi baru, termasuk stasiun televisi lokal yang menyediakan lapangan pekerjaan baru pada industri pertelevisian. Bagi penikmat siaran televisi, mereka akan mendapat beragam siaran televisi yang lebih variatif.

Ketiga, pemirsa TV Digital dimanjakan dengan fitur-fitur atraktif. Sebut saja, EPG (Electronic Program Guide) untuk mengetahui jadwal acara yang tayang. Fitur ini serupa dengan fasilitas pada layanan televisi berbayar. Ada pula fitur interaktif dimana kita bisa memberikan rating bagi suatu program yang ditayangkan. Selain itu, ada juga parental guide yang membantu orang tua dalam mensortir tayangan yang layak ditonton oleh anak-anak.

Fitur penting lain yang akan disematkan pada siaran televisi digital adalah early warning system (EWS).  Nantinya, jika terdapat indikasi bencana, maka tayangan televisi akan berhenti dan digantikan dengan konten EWS bagi masyarakat di daerah sekitar lokasi episentrum bencana. Dengan demikian, masyarakat akan lebih siaga dalam menghadapi bencana.

Perbandingan TV digital vs TV analog (sumber: kompaspedia.kompas.id)
Perbandingan TV digital vs TV analog (sumber: kompaspedia.kompas.id)

Keempat, layanan televisi digital bebas biaya. Sama seperti tv analog, televisi digital ini tidak berbayar. Siarannya pun bisa ditangkap dengan antena UHF biasa yang sudah digunakan selama ini. Televisi digital punya fitur yang sama dengan layanan televisi berlangganan maupun satelit. Bedanya, TV digital itu gratis. Pada televisi digital tak ada siaran yang diblok atau diacak sebagaimana kerap terjadi pada layanan tv berlangganan maupun satelit. 

Untuk perangkat televisi keluaran terbaru yang sudah disematkan fitur televisi digital dapat menangkap siaran ini tanpa perangkat tambahan. Sementara untuk perangkat televisi keluaran lama bisa menangkap siaran televisi digital dengan menambahkan perangkat converter  Set Top Box (STB). Harga jual alat STB  terhitung terjangkau, sekitar 100-300 ribu rupiah. 

Demi menjamin pemerataan penerimaan layanan televisi digital, pemerintah mengalokasikan STB sebanyak tujuh juta unit yang akan dibagikan untuk masyarakat miskin. Dengan begitu, ketika siaran televisi digital ini sudah on dan ASO, semua lapisan masyarakat sudah dapat menikmatinya.

Cara menangkap siaran TV digital (sumber: instagram @siarandigitalindonesia)
Cara menangkap siaran TV digital (sumber: instagram @siarandigitalindonesia)

Saat ini tahapan migrasi siaran televisi digital sudah berjalan. Pada beberapa daerah sudah dilakukan proses simulcast, dimana siaran televisi digital ini sudah berlangsung bersamaan dengan siaran analog, termasuk beberapa stasiun televisi pun sudah menyiarkan siaran digitalnya. Jadi, masyarakat bisa mencoba dan membandingkan perbedaan kualitas keduanya. 

Saya berharap proses migrasi ini bisa secepatnya rampung, supaya bisa segera menikmati kualitas tayangan yang prima tanpa biaya. Yuk, beralih ke TV digital!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun