Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Migrasi TV Digital: Mengusir Semut dari Layar Kaca

20 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 20 Agustus 2021   18:31 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demi gambar yang jernih, saya harus berlangganan TV berbayar (sumber: dokumentasi pribadi)

TV sebagai media informasi yang terbanyak dikonsumsi kaum milenial (sumber: katadata.co.id)
TV sebagai media informasi yang terbanyak dikonsumsi kaum milenial (sumber: katadata.co.id)

Sebagai perangkat utama media informasi masyarakat, peranan televisi terlihat saat pandemi. Indikator Politik Indonesia melansir bahwa televisi menjadi media utama masyarakat dalam mencari informasi covid-19. Demikian pula di awal pandemi, Kementerian Pendidikan sempat menjadikan televisi sebagai media pembelajaran bagi siswa yang belajar di rumah melalui konten-konten video pembelajarannya.

Ini sungguh kontradiktif. Pada satu sisi, televisi punya peranan yang penting sebagai media publik. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum dapat menjangkau sinyal televisi dengan kualitas yang memadai. 

Maka ketika Pemerintah akan melakukan migrasi sistem siaran televisi analog ke sistem digital, saya mengapresiasinya. Alasannya, ada banyak manfaat migrasi televisi digital ini bagi masyarakat.

   

Perbedaan TV Digital dengan Jenis Layanan TV lainnya (Sumber: twitter @siarandigital)
Perbedaan TV Digital dengan Jenis Layanan TV lainnya (Sumber: twitter @siarandigital)

Pertama, kualitas gambar dan suaranya lebih jernih. Tak ada noise penyebab gambar berbintik semut atau berbayang. Televisi digital merupakan siaran televisi yang menggunakan modulasi sinyal digital untuk menghasilkan audio, visual dan data ke dalam pesawat televisi dengan kualitas tinggi.  Sistem televisi digital menggunakan modulasi sinyal digital dan sistem kompresi yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath) yang membuat pancaran sinyal menjadi stabil, terpancar luas dan tidak menurun.

Kedua, semakin banyak konten yang disiarkan. Salah satu keunggulan Infrastruktur televisi digital adalah satu kanal bisa menampung 12 siaran, berbeda dengan sinyal analog dimana satu frekuensi hanya mampu menyiarkan satu program stasiun televisi. Karenanya, ini dapat membuka peluang hadirnya stasiun televisi baru, termasuk stasiun televisi lokal yang menyediakan lapangan pekerjaan baru pada industri pertelevisian. Bagi penikmat siaran televisi, mereka akan mendapat beragam siaran televisi yang lebih variatif.

Ketiga, pemirsa TV Digital dimanjakan dengan fitur-fitur atraktif. Sebut saja, EPG (Electronic Program Guide) untuk mengetahui jadwal acara yang tayang. Fitur ini serupa dengan fasilitas pada layanan televisi berbayar. Ada pula fitur interaktif dimana kita bisa memberikan rating bagi suatu program yang ditayangkan. Selain itu, ada juga parental guide yang membantu orang tua dalam mensortir tayangan yang layak ditonton oleh anak-anak.

Fitur penting lain yang akan disematkan pada siaran televisi digital adalah early warning system (EWS).  Nantinya, jika terdapat indikasi bencana, maka tayangan televisi akan berhenti dan digantikan dengan konten EWS bagi masyarakat di daerah sekitar lokasi episentrum bencana. Dengan demikian, masyarakat akan lebih siaga dalam menghadapi bencana.

Perbandingan TV digital vs TV analog (sumber: kompaspedia.kompas.id)
Perbandingan TV digital vs TV analog (sumber: kompaspedia.kompas.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun