Logikanya, gangguan pada mikroprudensial akan berdampak pada makroprudensial secara keseluruhan. Pada titik ini, UMKM serta individu masyarakat termasuk pada institusi rumah tangga.
Ketika UMKM omsetnya terganggu, bisa jadi ia tak dapat membayar kredit ke bank, atau mem-PHK karyawannya. Dalam skala besar hal tersebut bisa menimbulkan efek bola salju kepada sektor lainnya.
Sementara itu, Nycta Gina memaparkan strategi kreatifnya untuk bertahan menghadapi pandemi ini. Salah satunya adalah dengan mengurangi budget promosi dan memaksimalkan iklan secara mandiri.
Pemangkasan budget promosi ini dilakukan agar tidak perlu mem-PHK karyawan. Ia membranding dirinya sendiri sebagai model dari produk yang dijualnya.
Selain itu, Gina melakukan bazzar secara online, live streaming di media sosial dengan diskon besar untuk produk-produknya yang di diskon pada jam-jam tertentu. Kreatif ya?
Sebagai pelaku usaha UMKM, saya sepakat dengan ketiganya. Di tengah gempuran Ketidakpastian akibat pandemi covid-19 ini, UMKM harus adaptif menghadapi tantangan terkini.
Untuk itu tentu saja dibutuhkan kreatifitas agar bisa berkelit dari jebakan-jebakan yang ada. Bukan hanya pasrah meminta pertolongan pemerintah, tapi juga mengupayakan diri untuk bertahan dengan daya sendiri. Cerdas berperilaku selama masa pandemi ini bukan hanya penting bagi individu, termasuk juga pelaku usaha.
Saya coba berbagi kisah untuk melengkapi cerita Gina, siapa tahu bisa menginspirasi pelaku usaha lain yang coba bertahan dari gempuran covid-19 ini.
Sejak tahun 2019, saya bersama isteri mencoba membuka usaha bisnis fashion hijab dengan pemasaran secara online. Media Sosial jadi kekuatan kami. Yaa bisnis kami sudah on the track-lah dengan apa yang disarankan bu Ita.
Siapa sangka, belum genap setahun kami harus menghadapi badai Ketidakpastian akibat pandemi covid-19 ini. Efek pandemi sungguh terasa berat. Omset menurun drastis, stok menumpuk dan ketiadaan dana untuk menggaji karyawan. Sama seperti Gina, kami mencoba menghindari PHK.
Selain pusing dengan usaha sendiri, dari kiri kanan saya menerima begitu banyak cerita pilu. Beberapa kawan sesama pelaku usaha banyak yang kehilangan orderannya. Tetangga sebelah rumah harus rela dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.