"Jalan menuju kemenangan diawali dengan kebesaran hati"
begitu quote atau pesan di akhir iklan ramadhan dari group Djarum yang tayang beberapa tahun lalu. Iklan ini menuturkan kisah seorang wanita karier yang sepertinya "gengsi" terhadap ayahnya yang setia menjemputnya setiap kali ia pulang kerja. Ia malu terhadap kedua teman kerjanya. Sebuah potret realita yang banyak terjadi di anak-anak jaman sekarang bukan?
Endingnya sebenarnya bisa ditebak, bagaimana si anak kembali menyadari kesalahannya dan kemudian tak lagi gengsi untuk mengakui sang ayah di depan teman-teman kerjanya. Simpel? Iya, ceritanya memang sederhana. Tapi menurut saya, justru disitulah letak kekuatan iklan ini. Memotret hal yang sepele tapi kadang terlupakan oleh kita.
Iklan ini  berhasil mencuri perhatian saya. saya terkesan olehnya, yang membuat saya masih mengingatnya sampai sekarang.
Sebagai generasi 90an yang tumbuh seiring perkembangan televisi swasta yang bermunculan di era tersebut, televisi menjadi media yang menjadi sarana hiburan utama. Salah satu komponen televisi swasta tersebut adalah maraknya iklan di setiap acara mereka. Tentu saja, iklan kemudian menjadi konsumsi mata yang membuatnya melekat dalam ingatan saya.
Begitu hebatnya pengaruh iklan dalam keseharian, sampai soal bulan puasa pun selalu dihubungkan dengan iklan. Sebut saja, seloroh kami soal kemunculan iklan sirup dan sarung yang menjadi pertanda bulan ramadhan Segera tiba. Faktanya memang kedua barang tersebut menjadi produk yang identik diiklankan setiap kali bulan Ramadhan.
Saya yang memang tak bisa lepas dari tontonan televisi menjadi hapal jenis iklan-iklan tertentu yang bermunculan di bulan puasa. Ada yang jenisnya hard selling dan ada juga yang soft selling. Kisah berbau hikmah yang dibalut storytelling yang kuat menjadi membekas dalam ingatan saya.
Seperti saya ceritakan di awal artikel ini, bagi saya iklan produk yang selalu berkesan setiap bulan Ramadhan adalah iklan dari group Djarum. Iklan tahun 2017 diatas hanya salah satu dari sekian iklan versi Ramadhan dari  group Djarum yang saya sukai. Setiap kali Ramadhan tiba, salah satu yang saya tunggu penayangannya di televisi adalah iklan Djarum ini. Seolah misteri, saya kerap bertanya di awal Ramadhan, "Mereka bakal cerita tentang apa lagi yaa tahun ini?"
Perusahaan yang produk utamanya rokok ini selalu menampilkan iklan Ramadhan yang jauh dari hard selling. Tak ada gambar produknya yang muncul disetiap iklannya (lagipula, rokok dilarang ditampilkan secara vulgar). Segmen produknya pun sebenarnya tidak identik dengan bulan Ramadhan. Mungkin mereka ingin menancapkan brand awareness ditengah trafik penonton yang tinggi di bulan puasa.
Bintang iklannya tidak pernah menggunakan artis sinetron atau film yang terkenal, meskipun bisa saja mereka actor atau aktris, tapi jarang terlihat wara wiri di layar kaca maupun layar lebar. Wwajah para pemainnya pun terlihat natural, sehingga kesannya lebih mendekati keseharian kita.
Iklannya sendiri disajikan secara bersambung, kalau tidak salah seringkali dibagi dalam tiga segmen dengan endingnya diputar pas mendekati malam takbiran atau hari raya. Jadi Ketika minggu pertama Ramadhan, kita dibikin penasaran oleh kelanjutannya akan seperti apa.
Iklan dari group Djarum selalu menampilkan sisi humanis yang sangat menyentuh. Ceritanya sebenarnya sederhana, tapi punya pesan moral yang kuat. Setiap tahun ada aja cerita baru yang menyentuh hati. Ceritanya selalu menampilkan angle yang berbeda, sehingga membuat kita penasaran. Beberapa masih saya ingat mengingat sangat berkesan.
Selain kisah kasih anak dan bapak diatas, masih banyak yang iklan Djarum yang memorable. Sebut saja, ada iklan yang menampilkan backsound lagu Berita Untuk Kawan karya Ebiet G Ade dengan setting alam pedesaan, ada yang berkisah tentang persahabatan yang pecah dan kembali disatukan dengan semangat Ramadhan atau kisah penghormatan anak kost dengan ibu kostnya. Kalau anak sekarang bilang mah, iklannya bikin mewek, sedih dan baper.
Apa yang paling berkesan dari iklan-iklan ini? buat saya ceritanya bisa menyentuh hati. Kadang saking syahdunya, bisa membuat saya tercekat, kadang ada bulir air mata yang menetes. Duh,... ternyata dari Sebuah iklan saja bisa memberi kita pelajaran untuk mengingat hal-hal kecil yang kadang terlupakan oleh kita. Esensi kembali fitri sebagaimana hikmah Ramadhan ini begitu terasa.
Beruntung ada youtube, sehingga saya bisa mengulang kembali menonton beberapa kisah dari iklan tersebut.
Eh tapi, Ramadhan tahun ini saya belum pernah menonton iklan Ramadhan dari group Djarum. Apa saya terlewati kali ya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI