"Kalau punya hobi itu cobalah berkumpul dengan teman-teman yang punya minat sama. Biar lebih semangat dan punya partner diskusi buat berkembang bersama..."
Ketika pertama kali gabung di kompasiana, saya niatnya hanya ingin belajar menulis. Bikin Tulisan, terus posting di kompasiana. Paling saya cuma mengamati apakah Tulisan saya masuk rating pilihan atau tidak. Syukur-syukur masuk headline.
Lama-lama nulis sendirian bosen juga. Saya kemudian mencoba mencari teman. Beruntung kompasiana selalu mengadakan acara offline. Di sana saya akhirnya ketemu sama teman-teman penulis kompasiana. Senang banget, selain bisa belajar nulis, saya juga bisa berinteraksi.
Sayangnya, teman-teman kompasianer itu kebanyakan di luar kota. Yang terdekat ada di Bandung. Saya belum nemu teman yang satu kota. Paling Cuma seorang aja, teh Mira Habibah, itu pun karena saya racuni buat nulis di kompasiana.
Dari interaksi dengan teman-teman, saya iri dengan mereka. Banyak dari mereka yang membentuk komunitas sendiri. di Tangerang ada Ketapels, di Malang ada Bolang, di Yogyakarta ada K-Djog, dan di Bandung ada KBandung. Karena ingin seru-seruan, saya pun gabung dengan komunitas KBandung.
Kepada bang Aswi dan Mas Ali Muakhir, pengurus KBandung, saya kerap curhat. Saya juga pengen mencari ngumpulin teman-teman yang punya passion nulis atau ngeblog di kota saya.Â
Saya sih yakin ada orang Purwakarta juga yang nulis di kompasiana, atau minimal punya hobi nulis dan bisa diajak gabung nulis di kompasiana. Masa sih dari Purwakarta yang penduduknya banyak cuma saya dan Mira saja yang nulis di kompasiana. Pertanyaannya, gimana cara nyarinya?
Gayung bersambut. Ketika KBandung dikasih dana komunitas dari Kompasiana, saya langsung usul buat mengadakan acara workshop menulis di Purwakarta. Itu tadi, tujuannya buat nyari teman yang se-passion. Beruntung Bang Aswi dan Mas Ali setuju. Workshop pun kemudian diselenggarakan.
Tebakan saya ternyata benar, ternyata ada juga teman-teman di Purwakarta yang nulis di Kompasiana. Sebagian lagi punya minat nulis dan tertarik buat gabung di kompasiana. Pada akhirnya, terkumpullah kurang lebih 20 orang ex-peserta workshop yang saling berinteraksi di group WA.
Tentu saja, layaknya hokum alam, gak semua peserta aktif nulis di Kompasiana. Seleksi alam group WA tetap berlaku. Ada yang Cuma jadi silent reader ada yang aktif share link Tulisan. Itu mah biasa. Lha, saya aja jarang nulis kok. Hahaha...
Pada akhirnya, setelah obrolan sana sini di group, tercetuslah ide untuk meresmikan komunitas kami tersebut. Saya kemudian mengusulkan nama komunitas kami tersebut. Tanpa banyak perdebatan, usulan nama komunitas yang saya ajukan disepakati bersama. Entah karena Namanya bagus atau mungkin teman-teman pada segan.Â
Warga Kota, begitu nama komunitas kami tersebut. Artinya apa? Nama ini diambil dari kepanjangan Keluarga Kompasianer Purwakarta. Soal huruf W nya mungkin jadi pertanyaan, kan gak ada huruf itu di kepanjangannya. Yaah, anggap saja satuan terkecil dari keluarga itu kan warga. Jadi, kata warga-nya merujuk ke masing-masing individu. Intinya sih, maksa....
Btw, Warga Kota akan dilaunching secara resmi pada hari ini bertepatan dengan rilis acara pertama kami. Yup, hari ini Warga Kota mengadakan acara "Warga Kota Holiday Trip" ke salah satu destinasi wisata di Purwakarta. Di mana? Cek aja nanti dari postingan artikel teman-teman warga kota di kompasiana.
Yang pasti, kini saya gak jomblo lagi. Saya punya teman-teman Warga Kota yang sama-sama punya minat sama untuk belajar terus menulis melalui Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H