Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Berhaji Bukan Sekedar Janji

1 Januari 2019   21:59 Diperbarui: 1 Januari 2019   22:29 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niat haji Perlu Didukung Persiapan Sejak Dini (Sumber: Kompas.com)

Cepatlah pergi haji selagi muda, jangan tunggu keburu tua, nanti menyesal!

Nasihat itu diucapkan ayah saya sesaat kepulangannya dari beribadah haji tahun ini. Nasihat yang akhirnya membuat saya mendefinisikan ulang niat pergi beribadah haji. Iya, saya ini tipe orang yang sadar bahwa pergi haji adalah salah satu rukum Islam yang wajib dijalankan,... sayangnya saya termasuk mereka yang berlindung pada dogma 'hanya bagi yang mampu'. Niatnya belum tulus.

Tapi begitulah, katanya hidayah itu datangnya tak terduga. Ia bisa datang kapan saja, pada siapa saja dan jalannya  bagaimana saja. Obrolan kecil diperjalanan saat saya menjemput kepulangan kedua orang tua dari tanah suci Mekah pada akhirnya membuka mata hati ini tentang pentingnya menyegerakan berhaji.

Ayah saya berusia 70 tahun saat ini, dan ibu saya 65 tahun. Usia yang terbilang sepuh untuk menjalankan ritual ibadah yang menuntut fisik yang prima. Alhamdulillah mereka bisa kembali dengan sehat walafiat saat kembali. Saya percaya, Allah akan memampukan mereka yang dipanggil memenuhi undangannya ke Baitullah.

Kedua orang tua tercinta saat menunaikan ibadah haji (sumber: dokpri)
Kedua orang tua tercinta saat menunaikan ibadah haji (sumber: dokpri)
Lewat ceritanya yang super seru, ayah secara tersurat berkali-kali mengungkapkan penyesalannya mengapa baru sekarang bisa ke sana. Secara tak langsung ia berkata andai saja fisiknya masih bugar, ia bakalan bisa mengoptimalkan ibadah hajinya dengan lebih baik. Katanya, ada banyak tantangan buat melaksanakan ibadah haji, entah itu cuaca ekstrim, keharusan menjaga ibu diantara lautan Jemaah yang secara fisik jauh lebih besar dari kita, maupun kendala teknis yang terasa susah buat dijalani orang tua.

Katanya, andai ia masih muda, bukan hanya ritual wajib saja, bahkan ibadah sunnah pun bakalan lebih pool dikerjakan disana. Ceritanya berakhir pada nasihat seperti saya tulis diatas, yang kemudian diakhiri dengan pertanyaan, "Udah punya tabungan haji belum?"

Saya hanya menjawab pelan, ... "belum."

Pikiran saya kemudian menerawang jauh.  Indonesia mendapat kuota haji yang besar dari pemerintah Arab Saudi, tapi peminatnya jelas berkali lipat dari kuota yang disediakan sehingga konsekuensinya membuat Jemaah harus antre lama. Untuk bisa pergi haji, orang Indonesia harus menunggu 11 hingga 29 tahun, tergantung domisili dimana kita tinggal. Saya yang orang Jawa Barat, rata-rata harus menunggu sampai 14 tahun.

Haa? 14 tahun? Dan itu dihitung sejak kita sudah menyetor Setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadan Haji (BPIH) sejumlah 25 juta rupiah. Katanya bisa sih lebih cepat pake jalur haji ONH Plus, tapi jelas biayanya berlipat-lipat dari biaya normal.

Saya coba berhitung, usia saya 37 tahun. Kalau tahun ini langsung melunasi BPIH, saya akan dapat kesempatan pergi haji di usia 51 tahun. Usia yang tak bisa dibilang muda lagi. Tapi ini lebih mendingan dibanding kedua orang tua saya,...

Ah, saya telat menyadari pentingnya mempersiapkan ibadah haji ini. Selama ini saya menganggap sepele urusan ini. Saya lebih terbuai dengan urusan duniawi saja, tanpa berhitung untuk menyempurnakan ibadah saya. Tapi, bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?

Infografis Fakta Seputar Haji (sumber: dokpri)
Infografis Fakta Seputar Haji (sumber: dokpri)
Perlahan, bayangan teman-teman yang sudah berhaji muncul dibenak ini. Ada sepasang teman kuliah yang pergi berhaji tahun kemarin. Ada teman SMA yang juga sudah menginjakkan kaki di tanah suci. Saya? Masih saja disini, berkutat dengan alasan menunda persiapan haji.

Ya, saya harus memulai langkah awal persiapan ibadah haji saya saat ini juga. Kalau ditunda-tunda, mau sampai kapan? Mau tambah tua nanti berangkatnya? Apakah masih ada umur juga?

Bismillah, niat untuk mempersiapkan diri menunaikan rukum Islam yang kelima ini harus segera dimulai. Saatnya berhaji bukan cuma janji, tapi harus segera dipraktekkan. Langkah pertamanya adalah dengan mempersiapkan biaya ibadah haji tersebut. Membuka tabungan haji adalah solusinya.

Masalahnya, tabungan saya saat ini tak mencukupi untuk biaya setoran BPIH. Apalagi saya harus mempersiapkan juga untuk biaya dengan pasangan. Jelas, saya harus menabung terlebih dahulu untuk memperoleh 2x25 juta sebagai setoran awal haji bersama pasangan. Adakah tabungan haji yang bisa mengakomodasi permasalahan ini?

---

Hari gini segala fasilitas sebenarnya sudah banyak tersedia, termasuk dala urusan mempersiapkan biaya haji. Ada banyak bank yang memberikan fasilitas tabungan haji yang sudah terhubung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) kementerian agama selaku instansi yang bertugas mengurus soal ibadah haji ini. Salah satunya adalah Bank Danamon Syariah.

Bank Danamon Syariah membantu perencanaan ibadah haji (sumber: twitter @danamon)
Bank Danamon Syariah membantu perencanaan ibadah haji (sumber: twitter @danamon)
Bank Danamon Syariah memiliki dua jenis tabungan untuk memfasilitasi kita mewujudkan niat berhaji. Pertama, Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) yang Memberikan kemudahan bagi Nasabah melakukan pendaftaran ibadah Haji melalui pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Rp25 Juta yang terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI. Tabungan ini cocok bagi mereka yang sudah siap dana setoran awal BPIH.

Kedua, Tabungan Rencana Haji iB yang merupakan tabungan rencana yang mendebet setiap bulan melalui proses auto debet dari rekening sumber (source account) ke rekening Tabungan Rencana Haji iB dengan jumlah setoran dan jangka waktu sesuai pilihan Anda sampai memenuhi jumlah yang diperlukan untuk biaya ibadah haji. Nah, tabungan ini cocok bagi mereka yang sama sekali belum memiliki sejumlah dana setoran BPIH. Tabungan inilah yang bisa saya ambil untuk mewujudkan niat berhaji saya.

Tabungan Rencana Haji iB Bank Danamon ini sangat fleksibel. Artinya uang setoran tiap bulannya disesuaikan dengan kemampuan kita dalam menyisihkan dana serta sesuai jangka waktu yang kita inginkan untuk terdaftar di sistem SISKOHAT. Dengan minimal dana autodebet 300 ribu hingga 5 juta rupiah, kita bisa mulai merencanakan biaya untuk pergi berhaji.

Selain fleksibel dalam menentukan jumlah dana yang akan ditabung, tabungan ini juga mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, tabungan ini mudah. Dengan sistem autodebet, kita tidak perlu datang menyetor atau transfer tiap bulannya karena Bank Danamon Syariah akan meng-autodebet dari rekening utama kita. Kedua, ada perlindungan asuransi syariah hingga senilai Rp. 200 juta. Ketiga, ada notifikasi khusus dari bank Danamon ketika tabungan kita sudah mencapai sejumlah setoran untuk mendapat porsi haji. Keempat, Bebas Biaya Adminstrasi. Tabungan Rencana Haji ini tidak ada biaya administrasi bulanan, tidak ada penalty ketika lewat jatuh tempo,dan tak ada denda untuk penutupan rekening sebelum jatuh tempo.

Infografis Keunggulan Tabungan Rencana Haji Bank Danamon Syariah (Sumber: Dokpri)
Infografis Keunggulan Tabungan Rencana Haji Bank Danamon Syariah (Sumber: Dokpri)
Dengan beberapa fitur keunggulan dari Tabugnan Rencana Haji iB Bank Danamon Syariah ini, saya rasanya makin mantap untuk bersegera menyisihkan sejumlah uang bulanan saya demi mewujudkan kewajiban menunaikan ibadah haji.

Semoga saja niat saya menunaikan rukum Islam yang kelima tersebut dapat terwujud dengan menabung di Tabungan Rencana Haji iB Bank Danamon Syariah.  PR saya hanya satu, teguh dan konsisten dalam merencanakan biaya ibadah haji tersebut. Bismillah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun