Pagi tadi, ketika asyik berselancar di Youtube, secara tak sengaja saya membuka sebuah video yang lumayan miris.
Video yang berjudul "Whale dies after swallowing 80 plastic bags" ini menceritakan seekor Paus di Thailand yang mati gara-gara tak dapat makan karena perutnya penuh dengan sampah plastik.
Diceritakan dalam masa-masa krisisnya, Paus tersebut sampai memuntahkan kantong plastik dari mulutnya. Malangnya, meskipun sudah intensif dalam perawatan tim ahli, Paus tersebut harus meregang nyawa.
Dari hasil Otopsi, ditemukan sebanyak 80 kantong plastik dari perut paus tersebut.
Berikut videonya dibawah ini (Sumber: channel youtube skynews)
Siapa pun yang menonton video ini harusnya bisa tergugah hatinya.
Betapa kita yang selama ini sangat konsumtif akan bahan plastik mungkin turut berandil besar terhadap kematian paus tersebut dan juga berjuta biota laut lainnya. Unenvironment.org menyebut bahwa setiap tahunnya manusia di planet bumi ini membuat 13 juta ton plastik ke lautan!
Jangankan di laut, di daratan juga plastik merpakan salah satu polutan utama lingkungan.
Data Riset Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menyebut konsumsi kantong plastik di Jakarta mencapai 240 -- 300 juta lembar per tahun, atau 1.900 -- 2.400 ton per tahun, atau setara dengan berat 124 bus TransJakarta. Bagaimana dengan kota lainnya? Tanpa perlu menyodorkan data, kita sepakat mereka juga setali tiga uang dengan Jakarta.
Tak bisa dipungkiri, ketergantungan kita akan material plastik ini makin tinggi. Soalnya bahan ini terhitung murah, mudah didapat, ringan ditenteng dan mudah dibuat. Dengan karakteristik seperti ini, kita seolah kecanduan kepadanya. Tak heran, jika tiap tahun produksi plastik ini semakin meningkat.
Kenapa plastik bisa mencemari lingkungan? Oh come on, masa harus dijelaskan juga? Kalau anda lihat sungai-sungai di kota besar, kemungkinan besar akan melihat tumpukan plastik yang memenuhi saluran air disana. Got-got dan gorong-gorong jadi tersumbat gara-gara banyak plastik disana. Dampaknya? Saat hujan besar, jadilah airnya meluap... ini yang dinamakan bajir kan?