"Kalau ABDULAH ini diterapkan di setiap masjid atau mushola, saya pikir ini bisa membantu penyediaan suplai air bersih untuk keperluan wudhu. Sepertinya cara membuat dan perawatannya murah dan gak ribet," Kata Pak Rasyid, salah satu pengunjung Car Free Day ketika saya tanya komentarnya tentang salah satu produk inovasi Balitbang PUPR yang dipajang di lokasi acara.
==
Selepas acara jalan santai dan senam bersama, saya bersama empat komapsianer lain berkesempatan untuk berbincang dengan dua orang peneliti dari Pusair (Pusat Litbang Sumber Daya Air) BalingbangPUPR, Ibu Nur Fizili Kifli dan Pak Eko Winar Irianto. Oh ya, BalitbangPUPR sendiri mempunyai empat pusat penelitian, yaitu Pusair, Pusjatan (Pusat Litbang Jalan dan Jempatan), Puskim (Pusat Litbang Permukiman), dan PKPT (Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi).
EcoTech Garden pada dasarnya adalah pengolahan air kotor domestik (grey water) dengan memanfaatkan prinsip penyerapan zat-zat organik oleh tumbuh-tumbuhan. Cara kerjanya terhitung sederhana, dimana air limbah domestik tersebut dialirkan pada instalasi pengolahan berupa taman yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mampu menyerap zat pencemar, seperti amoniak, nitrogen dan fosfor.
Ketiga unsur tersebut terdapat dalam detergen namun berguna sebagai unsur nutrisi bagi tumbuhan. Diharapkan efluen atau air yang keluar dari instalasi ini sudah bebas zat pencemar, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Pada prinsipnya semua jenis tumbuhan bisa digunakan untuk penerapan teknologi ini. Namun karena digunakan untuk pengolahan air, ia harus berupa tanaman yang bisa hidup di lingkungan yang basah atau banyak air. Kalau merujuk pada poster yang dipamerkan di lokasi acara, saya mencatat beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan, antara lain Cyperus Papyrus, Typha Angustifola,Pontedaria Cordata, Cana Air, Pisang air, dan Melati air.
"Yang jelas jangan tanaman pangan,...tanaman hias bisa digunakan tapi biasanya harganya mahal kan ya? Â Yang pasti yang bersifat rumput-rumputan,.." kata Pak Eko tentang kriteria tanaman yang sebaiknya digunakan dalam EcoTech Garden ini.
"Teknologi ini bisa digunakan dalam skala rumah tangga maupun komunal. Namun bagusnya sih EcoTech Garden ini diterapkan secara komunal ya,.. karena instalasinya yang berupa taman bisa bermanfaat secara estetika, jadi taman publik," terang Pak Eko menjelaskan lebih lanjut. "Sebaiknya memang EcoTech Garden ini diaplikasikan dalam lahan yang luas, karena kita perlu mengalirkan airnya dengan debit yang lambat, agar mudah diserap tumbuhan tersebut. Kalau luas kan bisa digunakan sebagai ruang terbuka hijau."