Dulu saya selalu menganggap ilmuwan dan peneliti itu bagaikan bekerja di atas menara gading yang tak tersentuh. Kadang saya mencibir mereka bekerja hanya pakai kacamata kuda, mengulik disiplin ilmu spesialisasinya tanpa melihat problem dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Anggapan ini tak lain karena saya sering mengamati bahwa hasil kerja mereka seolah hanya berputar diranah ilmiah, terlalu teknis dan akademis sehingga nyaris tak menyentuh kebutuhan masyarakat terkini.
Namun, anggapan tersebut pupus saat saya mengikuti Acara Publikasi Produk Litbang Terpadu yang diselenggarakan Balitbang PUPR hari minggu (19/11/2017) kemarin. Apa pasalnya? Â
Matahari masih malu-malu memancarkan sinarnya ketika saya melangkah keluar dari mobil travel yang mengantar saya dari Purwakarta menuju kota kembang ini. Dari Baltos, lokasi pool travel yang saya tumpangi, saya segera berjalan menuju kawasan Car Free Day di sekitaran jalan IR. H. Djuanda, Dago Bandung.
Minggu pagi itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BalitbangPUPR) menyelenggarakan acara Publikasi Produk Litbang Terpadu yang mengambil lokasi di Eduplex Dago, yang kebetulan berada di kawasan tempat digelarnya Car Free Day. Saya bersama kompasianer lainnya diundang untuk mengikuti acara tersebut.
Acara yang bertajuk "Ciptakan Lingkungan Sehat Dengan Inovasi BALITBANG" ini dikemas cukup variatif. Beragam acara digelar di acara yang diselenggarakan dalam rangka Hari Bakti PU Ke-72 ini. Sebut saja, ada jalan santai, games, senam aerobik dan zumba, live musik akustik, photobooth dan diskusi ringan seputar produk inovatif yang dihasilkan BalitbangPUPR.
Tak perlu menunggu lama, pertanyaan dan rasa penasaran saya tersebut sedikit terjawab bahkan semenjak saya tiba di lokasi acara. Saya melihat ada beragam poster produk BalitbangPUPR yang dipamerkan di sepanjang jalan di depan lokasi acara. Ketika membaca informasi yang ditulis dalam poster-poster tersebut, saya dibuat kaget.
Ada sekitar tujuh atau delapan poster yang disebar di sekitar lokasi acara. Poster-poster tersebut menampilkan produk-produk inovatif yang dihasilkan para peneliti di BalitbangPUPR. Sebut saja sebagian diantaranya; RISHAÂ berupa Rumah layak huni dan terjangkau yang dapat dibangun dengan sistem modular layaknya bongkar pasang lego, ABDULAH berupa akuifer buatan daur ulang air hujan yang bermanfaat untuk menyuplai ketersediaan air wudhu di mushola atau langgar, atau Teknologi campuran aspal plastik yang memanfaatkan limbah plastik kresek sebagai bahan campuran aspal.
Yang menarik dari acara ini adalah cara Balitbang PUPR dalam mensosialisasikan produk-produk hasil penelitian mereka ini. Memilih lokasi car free day sebagai tempat untuk memamerkan masyarakat tentang produk-produk hasil penelitian bagi saya adalah hal yang kreatif. Disini mereka bisa  menjaring lebih banyak orang untuk melihatnya, dibanding menggelarnya di tempat-tempat resmi seperti exhibition hall, galeri atau gedung pemerintahan.