Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Blusukan Seru di Alam Sutera

19 Februari 2017   08:18 Diperbarui: 19 Februari 2017   11:40 2646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panic Button Tersebar setiap 500 meter di Kawasan Alam Sutera (Sumber: dokpri)

Jauh-jauh datang dari kota Purwakarta, berangkat pagi buta menerjang hujan yang mengguyur Jakarta. Demi apa?

Minggu kemarin, 12 Februari 2017, saya berkesempatan mengikuti acara kompasiana Visit ke Alam Sutera, sebuah kawasan permukiman yang terbilang ‘legend’ di kota Tangerang Selatan. Walaupun jauh, berangkat nyubuh dan basah kuyup diguyur hujan jakarta, toh tak mengurungkan niat ini untuk ikut seru-seruan bareng 35 kompasianer lain di Alam Sutera.

Iya, pagi itu Jakarta diguyur hujan lebat sedari pagi. Selepas turun dari bus travel di bilangan Pancoran,  saya terpaksa basah-basahan naik ojek online demi mengejar tepat waktu jam setengah tujuh sampai di Bentara Budaya, titik kumpul buat kompasianer yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Bagi saya, tepat waktu is a must, meskipun kemudian saya harus berdamai dengan toleransi panitia menunggu teman-teman lain yang ngaret datang. Hehehe…

Ngapain mau repot-repot datang? Saya sih penasaran ingin melihat langsung sebuah kawasan kota baru yang didalamnya telah terintegrasi segala aspek penunjang permukiman, mulai dari residensial, kesehatan, gaya hidup, pendidikan, olahraga dan bisnis. Saya yakin pasti ada inovasi kreatif terselip dalam perencanaan kawasan ini. Dan itu terbukti. Selain melihat sebuah kawasan kota yang begitu asri, setidaknya saya mendapati ada 3 fasilitas yang terbilang keren di Alam Sutera. Suteraloop, Panic Button, dan Command Center.

Blusukan Naik Suteraloop

Begitulah, sekitar jam 8an bus mulai bergerak menuju Alam Sutera. Minggu pagi rupanya Jakarta bebas macet sehingga tak perlu waktu lama bagi kami untuk sampai di Alam Sutera ini.

Di gerbang kawasan, kami disambut oleh satu regu crew security Alam Sutera yang akan mengawal kami menuju lokasi titik kumpul.  Sempet mikir, ‘wow keren banget penyambutannya’, berasa orang penting. Padahal hari itu rupanya sedang berlangsung event lari  Anyo Run sehingga untuk sementara waktu kawasan tertutup bagi kendaraan bermotor.

Bus kemudian digiring menuju Marketing Office dekat Mall Alam Sutera, dimana sejumlah kawan kompasianer asal tangerang sudah menunggu kami bersama crew marketing Alam Sutera. Dua buah mobil unik warna merah berlabel Suteraloop sukses menarik perhatian saya sesaat turun dari bus. Inilah bus shuttle internal yang melayani transportasi warga di dalam kawasan ini.

Suteraloop, Shuttle Bus Alam Sutera (Sumber: dokpri)
Suteraloop, Shuttle Bus Alam Sutera (Sumber: dokpri)
Desain mobil ini sedikit bergaya retro sehingga membuat siapa saja pasti melirik dan tergoda untuk naik. Tampilannya persis mobil wisata Bandros kepunyaan pemkot Bandung, hanya saja Suteraloop ini tak bertingkat. Didalamnya, kursi penumpang dibuat berhadapan dengan dudukan kayu. Mungkin supaya penumpangnya bisa ngobrol berhadapan agar ada interaksi diantara mereka. Tak lupa, mobil ini dilengkapi peta rute yang dilalui dan pastinya ber-AC dong.

Fyi, warga cukup membayar 5000 rupiah untuk naik Suteraloop ini, atau kalau mau keliling seharian bisa bayar 20 ribu rupiah. Sejatinya ada empat rute bus sesuai dengan jalur yang dilaluinya, jalur merah, biru, kuning dan hijau. Hebatnya, untuk mengetahui jalur mana yang akan kita lalui ketika menuju ke suatu tempat, Suteraloop sudah dibekali beragam perangkat yang memudahkan warga. Lewat situs yang beralamat www.shuttle.alam-sutera.com kita bisa melihat bus apa yang bisa kita ambil serta estimasi waktunya. Kalau gak mau repot, ada juga aplikasi androidnya lho. Wuihh, keren yaa!

Cek Posisi Suteraloop bisa Via Website atau Aplikasi Smartphone (Sumber: www. shuttle.alam-sutera.com)
Cek Posisi Suteraloop bisa Via Website atau Aplikasi Smartphone (Sumber: www. shuttle.alam-sutera.com)
Dengan menggunakan Suteraloop inilah kami kemudian diajak blusukan wara wiri ke beberapa spot di Alam Sutera. Kami kemudian digiring pada tiga suteraloop yang telah menunggu di depan kami tersebut. Untuk menjelaskan beragam fasilitas yang kami lewati sepanjang perjalanan dengan Suteraloop ini, kami ditemani oleh 2 orang ‘pramugari’ yang akan memandu kami sepanjang blusukan ini.

Seingat saya, Suteraloop membawa kami blusukan disekitar area Downtown. Beberapa fasilitas komersil yang kami lewati antara lain Mal Alam Sutera, IKEA, The Prominance Building, dan kawasan pertokoan. Untuk melihat kawasan residensialnya, kami diajak masuk ke cluster Sutera Tiara. Dari sini, tahulah saya kalau mereka menerapkan double gate system untuk masing-masing cluster. Ini yang membuat rumah-rumah di Alam Sutera tak berpagar. Lha, sudah aman kok! Lagi pula sejauh berkeliling Alam Sutera, kami kerap berpapasan dengan kendaraan crew security Alam Sutera. Yakin deh, tambah aman aja tinggal disini.

Satu hal yang membuat saya terkesan adalah lingkungan asri di sepanjang perjalanan Suteraloop ini. Beberapa ruas jalan begitu hijau dengan adanya deretan pohon trembesi rindang yang memayungi jalan raya. Alam Sutera menyebutnya green tunnel. Selain peneduh, trembesi terkenal memiliki daya hisap karbon dioksida yang kuat, sehingga dapat mengurangi polusi asap kendaraan bermotor. Belum lagi dengan jalur pedestrian yang lebar serta jalur sepeda yang membentang di sepanjang jalan Alam Sutera.

Penerapan konsep Green Environment di Alam Sutera (Sumber; dokpri)
Penerapan konsep Green Environment di Alam Sutera (Sumber; dokpri)
Dengan infrastruktur seperti ini, Siapa yang tak tergoda untuk  jogging atau bersepeda? Buktinya, selain mereka yang berpartisipasi dalam event Anyo Run, saya melihat begitu banyak warga yang bersepeda dan jogging bersama keluarga mereka. Katanya, yang datang berolahraga disini bukan saja warga Alam Sutera tetapi warga disekitar kawasan juga kerap datang ke sini.

Tiba-tiba saya teringat akan konsep kota aktif (active city) yang pernah saya pelajari sewaktu kuliah dulu. World Health Organization (WHO) menyebut kota aktif adalah kota yang infrastrukturnya dirancang untuk mengajak warganya aktif bergerak. Simpelnya, kota ini memiliki sifat walkable, bikeable dan playable. Konsep kota aktif dilatarbelakangi oleh kecenderungan masyarakat urban yang jarang bergerak, entah karena kerja kantoran yang lebih banyak duduk dimeja, atau karena pengaruh teknologi yang semakin memanjakan orang. Active City berusaha menggiring warga agar mau aktif bergerak, tentu supaya lebih sehat. Bagi saya, Alam Sutera telah memenuhi kriteria ini.

Soal walkable dan bikeable, saya melihat sendiri bagaimana jalan raya di kawasan ini dilengkapi fasilitas pedestrian yang nyaman serta jalur sepeda yang lumayan panjang. Resminya, kawasan ini punya 5,3 KM running dan Cycling track. Toh kalaupun gak ada bikeline, jalanannya yang lebar tetap nyaman kok buat bersepeda, ada green tunnel membuat jalanan Alam Sutera begitu teduh. Jangan lupa, Suteraloop bisa menjadi sarana yang menggoda warga untuk keluar rumah tanpa perlu mengeluarkan mobil pribadi mereka. Ya, ciri lain kota aktif adalah punya sarana transportasi yang mudah diakses warga untuk pergi ke berbagai sudut kawasan.

Soal playable, Alam Sutera punya taman-taman yang bertebaran di beragam sudut kawasan, serta fasilitas playground bagi anak-anak disetiap clusternya. Bagi warga juga disediakan  pusat olahraga untuk mereka mencari keringat. Soal tempat nongkrong, ada banyak pusat jajan dan mall yang membuat warga semakin betah bermain. Jangan lupa, pengelolanya gencar menggelar event olahraga disana. Contohnya, AnyoRun yang sedang digelar saat kami datang. Kalau car free day mah sudah pasti diadakan setiap hari minggu.

Fasilitas Panic Button Untuk keadaan Darurat

Fasilitas lain yang saya sebut keren dan inovatif adalah panic button yang tersebar di seluruh kawasan Alam sutera. Fasilitas ini dimaksudkan sebagai alat untuk menghubungi pihak pengelola Alam sutera apabila terjadi keadaan darurat. Panic button berupa sistem audio videoyang terhubung langsung dengan command center yang dikelola 24 jam. Dengan back up CCTV, warga yang menggunakan panic button akan terlihat di command center secara real time. Kerennya lagi, fasilitas ini tersebar di kawasan Alam sutera setiap 500 meter sekali.

Kami sempat diajak mencoba simulasi menggunakan panic button ini di salah satu sudut kawasan residensial. Begitu tombol ini ditekan, terdengar suara petugas yang sigap bertanya keluhan kami. Sekitar 7 menit setelah komunikasi lewat audio di panic button tersebut, mobil patrol keamanan menghampiri lokasi panic button yang kami coba. Ketika ditanya berapa estimasi waktu yang dibutuhkan mereka untuk datang ke lokasi emergency call panic button tersebut, dijawab kurang dari 10 menit saja. Yaa lumayan sigap juga!

Panic Button Tersebar setiap 500 meter di Kawasan Alam Sutera (Sumber: dokpri)
Panic Button Tersebar setiap 500 meter di Kawasan Alam Sutera (Sumber: dokpri)
Selanjutnya kami digiring menuju Alam Sutera Command Center yang memantau seluruh kawasan alam sutera ini. saat memasuki gedung command center ini, kembali saya terkesima. Sejumlah monitor LCD memberi gambaran beberapa sudut kawasan yang terekam dari CCTV yang mereka pasang. Area yang dipantau termasuk area residensial, komersil bahkan sampai exit tol terdekat. Ada juga map digital yang memantau posisi panic button, serta GPS yang memantau pergerakan Suteraloop.

Pak Yanto, perwakilan command Center menjelaskan beberapa fungsi dari fasilitas ini. Pertama, memantau kondisi jalan di kawasan Alam sutera. Ini terkait dengan simpul-simpul kemacetan, sehingga lewat pantauan CCTV jika ada kemacetan bisa segera direkayasa penanganannya. Termasuk koordinasi dengan pihak kepolisian apabila terlihat ada kejadian kecelakaan lalu lintas. Kedua, kontrol terhadap panic button. Jika ada warga yang menekan panic button ini, mereka bisa segera meresponnya. Ketiga, memantau asset manajemen, mulai gudang, kasir, brangkas dan pengolahan air. Terakhir, pengawasan darurat, seperti memantau debit air di pintu air. Command Center juga bisa memantau posisi Suteraloop yang sedang beroperasi, sehingga mereka bisa memberikan informasi jika ada warga yang bertanya posisi Suteraloop terdekat.

Simulasi emergency Call dari Panic Button di Command Center (Sumber: dokpri)
Simulasi emergency Call dari Panic Button di Command Center (Sumber: dokpri)
Konsep panic button dengan command center-nya ini oke banget. Andai setiap kota di Indonesia menerapkan konsep ini, tentu saja akan sangat membantu warga yang membutuhkan pertolongan secara cepat. Di Indonesia setahu saya Bandung sudah punya aplikasi smartphone panic button dengan command center secakep kokpit enterprise-nya Star Trek. Semoga saja kota lain segera menyusul menerapkannya.

Setelah puas blusukan melihat beragam fasilitas di Alam sutera, untuk mengetahui detail konsep perencanaan kawasan ini,  kami diajak untuk berbincang dengan Ibu Lilia Sukotjo, Marketing Directornya Alam Sutera, serta Yovita Ayu, miss Scuba Indonesia. Dari bu Lilia kami dijelaskan panjang lebar soal Alam Sutera ini, mulai dari konsep pengembangan, penamaan ‘Alam Sutera” hingga project ke depannya.

Bu Lili mengatakan bahwa Alam Sutera dikembangkan dengan konsep Green Environment dan Smart Township. Dei mendukung konsep ini, Alam Sutera telah mengalokasikan 40 persen kawasannya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Wow, ini tentu melebihi ketentuan 30 persen RTH kota sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Penataan Ruang. Saya sih percaya, lha selama blusukan disisi kiri kanan jalan areanya adem kok, plus tentu saja sebaran tamannya diberbagai sudut kawasan. Soal Smart Township, dibuktikan dengan teknologi Fiber to the home untuk internetan secara cepat di rumah warga. Belum lagi sistem GPS tracking untuk Suteraloop yang memudahkan mobilitas warga.

Selama diskusi teman-teman kompasianer dengan bu Lilia, saya jadi mengerti mengapa kawasan ini  menjadi ‘idaman’ bagi warga ibukota untuk tinggal. Fasilitasnya itu lho, Paket komplit! Tak heran biarpun harganya selangit, toh unit rumah yang ditawarkan disini laku keras.

“We are not only creating products, but we create life” 

Demikian tegas Bu Lilia yang menunjukkan komitmen Alam Sutera dalam mewujudkan sebuah hunian yang nyaman, aman dan mampu menjamin beragam fasilitas kebutuhan warganya.

Siapapun yang pernah datang ke Alam Sutera, pasati ngarep bisa punya rumah disini. Buat invest juga kata bu Lilia sih High Invest Return deh!  Hmm, kapan ya saya bisa membeli rumah disini?

Mau Tahu bagaimana keseruan blusukan di Alam sutera? Tonton video saya berikut ini.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun