Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Parent’s Story: Cerita Seorang Ayah Dalam Upaya Mewujudkan Cita-cita Anaknya

11 September 2016   19:58 Diperbarui: 13 September 2016   21:39 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Cerita Karya Heidi (sumber: dokpri)

Pertama, saya memperkenalkan beragam jenis olahraga untuk anak saya. Sejak kecil, Heidi, anak kami sudah senang bersepeda. Ini mungkin menurun dari ayahnya yang sering bike to work ke kantor. Menguasai keterampilan bersepeda rasanya sudah menjadi kebutuhan dasar bagi anak kita ya?

Selain sepeda, saya membawa anak ke kolam renang secara rutin. Iya, memperkenalkan olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang menurut saya wajib diperkenalkan untuk anak. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda untuk memperkenalkan tiga jenis olahraga ketangkasan pada anak kita? Renang, berkuda dan memanah? Nah, selain untuk menggali potensi anak, mengajarinya renang juga bagian dari mengamalkan ajaran agama.

Renang, Mengajari Anak Menjadi Kompetitif (sumber: dokpri)

Salah satu dampak positif dari mengajarinya olahraga adalah membentuknya menjadi seorang yang kompetitif. Iya, lambat laun saya melihat bagaimana dia sangat termotivasi untuk bisa menjadi yang terbaik dibanding teman-temannya.

Di kompleks perumahan, Heidi senang berlomba mengayuh sepeda bareng teman-temannya. Di kolam, ia termotivasi untuk secepatnya berenang dari sisi kolam satu ke sisi lainnya. Bukankah ini modal penting baginya untuk mengejar cita-citanya dengan mengerahkan kemampuan terbaiknya di setiap situasi yang dihadapinya nanti dimasa depannya?

Kemampuan dasar lain yang saya berikan pada anak saya adalah dengan mengikutkannya untuk les bahasa inggris. Bukan maksud ingin menjejali anak dengan beragam les diluar sekolah, tapi menurut saya ini adalah skill dasar yang mutlak diperlukan olehnya nanti untuk bersaing meraih cita-citanya nanti.

Saya memprediksi, dimasa depan ia akan menjadi warga dunia, dimana kompetisi merain mimpi bukan hanya soal bersaing dengan sesame anak bangsa, tapi juga dengan warga asing lainnya. Bukankah kini kita sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)? Sekian tahun ke depan, dunia akan semakin tanpa batas, borderless, tentu saja kemampuan berbahasa Inggris sudah menjadi skill umum yang harus dimiliki setiap orang.

Bahasa Inggris, Kemampuan Dasar Untuk Bersaing secara Global (sumber: dokpri)

Sebagai bekal pengelolaan keuangan bagi masa depannya, saya juga mengajarkan anak saya untuk mulai belajar mengatur keuangan. Membuka tabungan pribadi baik di sekolah maupun di Bank umum adalah salah satu pembelajaran penting baginya bagaimana mengelola keuangannya sendiri. Dampaknya sudah terlihat, kini dia lebih selektif dalam menggunakan uang jajannya. Setiap kali mendapat angpau lebaran atau hadiah dari nenek atau pamannya, ia lebih senang menabungkannya dibanding memakainya untuk jajan. Saya pikir ini adalah salah satu bekal penting baginya dalam menata kehidupannya nanti.

Skill lain tak kalah penting untuk diperkenalkan adalah menumbuhkan minat baca. Seperti diketahui, buku adalah jendela dunia yang membawa beragam pengetahuan bagi kita. Membekalinya dengan kecintaan pada buku akan membawa pengaruh positif baginya di masa depan.

Sebagian Koleksi Buku Heidi (sumber: dokpri)
Sebagian Koleksi Buku Heidi (sumber: dokpri)
Sejak kecil saya sudah menyodorkan buku pada anak kami. Perlahan, jenis buku yang diberikan pun berubah tergantung dengan usianya. Jika pada masa bayi kami berikan buku bertekstur dan kaya gambar, kini perlahan jenis buku yang kami berikan mulai bergeser. Karena kecintaannya pada buku sudah terlihat, anak kami sudah memiliki keinginan sendiri untuk mengkoleksi jenis buku sesuai pilihannya. Komik candy series adalah koleksinya terbaru saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun