“hmmm…gimana ya Reddo, terus terang aku memang suka sama Vario 150 itu sejak pandangan pertama” aku menjawab sedikit gelagapan. Kepalang basah ketahuan, jadi mending terus terang saja.
Aku memang tak bisa berbohong pada si Reddo, motor Vario merah keluaran tahun 2010 kesayanganku.
“Apa sih yang membuatmu tertarik padanya?” Tanya kamu lagi.
“Reddo,… aku suka dia karena Vario 150 Sempurna.”
“Kok kamu bisa menyimpulkan begitu cepat motor itu sempurna? Apa dasarnya?” Selidikmu begitu investigatif layaknya detektif Mac Taylor di serial CSI New York.
“Duh, ngomong sama kamu mah perlu pake alasan segala, scientifik banget deh Reddo. Apa karena kamu sebuah mesin yang penuh perhitungan teknik ketika membuatnya?” aku coba mencairkan suasana kembali.
“To be honest Reddo, tanpa kamu ketahui aku sudah mencoba keliling kompleks naik Varionya Pak Endang itu,… aku juga sempat test drive keliling kota seharian naik motor Vario 150 eSP kepunyaan Pak Irfan, bos aku di kantor. Jadi, kalau aku menyebut Vario 150 Sempurna itu karena aku sudah merasakan sendiri sensasi mengendarainya,…gak sembarang jeplak” lanjutku kemudian.
“Jelaskan padaku…” kamu masih saja mendesakku.
Ah, rupanya kamu penasaran juga. Baiklah akan kujelaskan kenapa Vario 150 Sempurna.
***